Last Updated on 10 March 2021 by Herman Tan

Dewi Kwan Im, atau Dewi Guan Yin (Hanzi : 觀音娘娘; 觀世音; Pinyin : Guanyin niangniang; Guanshiyin) adalah Dewi Welas Asih dan penyayang yang populer dipuja masyarakat Tiongkok dan perantauannya  di dunia. Sebutan ‘Kwan Im’ sendiri berasal dari dialek Hokkian yang umum dipergunakan mayoritas etnis Tionghoa di Indonesia.

Secara harafiah, Guan 觀 artinya “melihat”, dan Yin 音 artinya “suara/mendengar”. Jadi, asal melihat atau mendengar ada yang minta tolong (khususnya perempuan), Dewi ini yang selalu datang/turun menolong.

Nama dari Kwan Im menurut versi ajaran Buddhisme adalah Kwan She Im Phosat (Hanzi : 觀世音菩薩, Pinyin : Guan Shì Yin Pu Sa) yang merupakan terjemahan langsung dari nama aslinya dalam bahasa Sanskerta, Avalokitesvara Bodhisattva.

Sedangkan menurut versi Taoisme/Daoisme, menyebutnya sebagai Guan Yin Dashi (觀音大士), Cihang Dashi (慈航大士), atau Cihang Zhenren (慈航真人), Cihang Daoren (慈航道人).

A. Perwujudan Dewi Kwan Im (Versi Taoisme dan Buddhisme)

Tampak patung Dewi Kwan Im yang terdapat di Putuo Shan, Zhejiang, China.

Dewi Kwan Im sendiri hadir dalam bentuk perwujudan perempuan muda, yang awalnya mengkhususkan untuk menolong kaum perempuan. Karena pada jaman dulu, kehidupan kaum perempuan serba terbatas, dan lebih mementingkan laki-laki.

Jadi pada jaman dulu dikisahkan, mereka (kaum wanita ini) kadang ada halangan atau rintangan yang harus dihadapi sendiri, misalnya ketika akan melahirkan, atau dikejar hewan buas di hutan, atau tenggelam di sungai. Nah, ketika mengalami kondisi2 yang demikian, permohonan kadang hanya bisa dimohonkan/disampaikan keatas.

Karena tekanan budaya paternalistik inilah, sehingga kaum perempuan dianggap memerlukan satu figur Dewi, yang dianggap bisa mengayomi dan melindungi mereka. Adapun ciri2nya digambarkan (divisualisasikan) sebagai seorang perempuan, yang umurnya masih muda (sekitar 30-an), dan di dahinya tidak terdapat titik merahnya.

Versi lain mengatakan, bahwa Dewi Kwan Im sendiri asalnya/awalnya digambarkan berwujud laki-laki, yang berasal dari India. Penyebaran dan pengaruhnya mulai terasa di daratan Tiongkok pada awal masa Dinasti Tang (618-907). Versi ini banyak dipengaruhi oleh figur Wu Zetian (武則天; 624-705), Kaisar wanita yang beragama Buddha kala itu.

Namun pada awal Dinasti Song (960-1279), sekitar abad ke-11, beberapa dari pengikut/umat melihat-Nya sebagai sosok wanita, yang kemudian mulai digambarkan oleh para seniman pelukis dan pembuat patung.

Perwujudan Kwan Im sebagai sosok wanita lebih jelas pada masa Dinasti Yuan (1206-1368). Sejak masa Dinasti Ming (1368-1644), atau sekitar abad ke-15, Dewi Kwan Im secara menyeluruh perwujudannya dikenal sebagai seorang wanita.

Berikut visualisasi/penggambaran Dewi Kwan Im versi Daoisme, yang disebut Guanyin Dashi, atau Zihang Daoren. Tampak sosok perempuan yang lebih muda, tanpa titik merah di dahinya.
Adapula yang memvisualkan lukisan Dewi Kwan Im, yang membawa senjata pedang dan menggenggam tongkat.

Disini jelas, bahwa tokoh Guan Yin versi Buddhisme disebutkan bernama Avalokitesvara Bodhisattva (yang dikatakan dari India); sementara tokoh Guanyin Niangniang versi Taoisme adalah figur yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat Tiongkok ketika itu.

Masyarakat Tiongkok pada jaman dulu memeluk kepercayaan rakyat (Chinese folk religion), menyebut perempuan dengan sebutan Niangniang (娘娘).

Perbedaan lainnya adalah, Avalokitesvara Bodhisattva memiliki tempat suci di gunung Potalaka, Tibet, sedangkan Kwan Im Niangniang memiliki tempat suci di Pulau Putuo Shan, Kepulauan Zhou Shan, Propinsi Zhejiang Tiongkok.

B. Legenda Dewi Kwan Im yang terkenal (versi Buddhisme)

Banyak cerita mengenai asal-usul tentang Dewi Kwan Im di masyarakat Tiongkok. Salah satu yang paling terkenal adalah cerita tentang Legenda Putri Miao Shan (妙善).

Menurut cerita tersebut, Putri Miao Shan dilahirkan pada masa dinasti Zhou Timur (770-256 SM), yang merupakan anak dari Raja Miao Zhuang (妙莊) penguasa Negeri Xing Lin pada akhir masa Dinasti Zhou (abad 3 SM).

Singkatnya, berbagai cara diusahakan oleh Raja Miao Zhuang agar puterinya mau kembali ke istana dan menikah, namun Puteri Miao Shan tetap bersiteguh dengan pendiriannya. Akhirnya suatu ketika, Raja Miao Zhuang habis kesabarannya dan memerintahkan prajurit istana untuk menangkap dan menghukum mati sang puteri.

Setelah kematiannya, arwah Puteri Miao Shan mengelilingi neraka. Karena melihat penderitaan makhluk2 yang ada di neraka, Puteri Miao Shan berdoa dengan tulus agar mereka berbahagia. Secara ajaib, doa yang diucapkan dengan penuh welas asih, tulus dan suci mengubah suasana neraka menjadi seperti surga.

Penguasa dunia akhirat, Yan Luo Wang (Hanzi : 阎罗王; Hokkian : Giam Lo Ong), menjadi bingung sekali. Akhirnya arwah Puteri Miao Shan diperintahkan untuk kembali ke badan kasarnya. Begitu bangkit dari kematiannya, Buddha Amitabha muncul di hadapan Puteri Miao Shan dan memberikan Buah Persik Dewa untuk dimakannya.

Dengan memakan buah persik tersebut, sang Puteri tidak lagi mengalami rasa lapar, berubah menjadi tua, dan mengalami kematian. Buddha Amitabha lalu menganjurkan agar Puteri Miao Shan berlatih mencapai kesempurnaan di gunung Pu Tuo.

Puteri Miao Shan pun mengikutinya, pergi ke gunung Pu Tuo dengan diantar seekor harimau jelmaan dari Dewa Bumi.

Mengenai jalan cerita lengkapnya/selanjutnya, silahkan pembaca cari lewat mesin pencari karena artikel ini bukan berfokus pada riwayatNya.

C. Beberapa perwujudan dari Dewi Kwan Im yang paling terkenal adalah :

ce hang cen ren
Ciri perwujudan Dewi Kwan Im ini seolah telah membaur di masyarakat. Tampak lukisan Dewi Kwan Im yang berciri Buddhist, namun dinamai Cihang Daoren (慈航道人).

(1) Dewi Kwan Im yang berdiri menyeberangi samudera.
(2) Dewi Kwan Im yang menyeberangi samudera, sambil berdiri di atas seekor Naga.
(3) Dewi Kwan Im yang duduk bersila dengan Tangan Seribu (divisualisasikan sambil memegang aneka macam senjata).

(4) Dewi Kwan Im yang berjubah putih, dengan membawa botol suci & dahan/batang Yang Liu (divisualisasikan dalam posisi berdiri atau duduk bersila).
(5) Dewi Kwan Im yang berdiri sambil membawa anak gadis.
(6) Dewi Kwan Im yang berdiri diatas batu karang.

Walaupun memiliki berbagai macam bentuk rupa perwujudan, umumnya Dewi Kwan Im ditampilkan sebagai sosok seorang wanita cantik yang keibuan¹ (berusia 40-an tahun), dengan wajah penuh keanggunan.

D. Terdapat 3 hari besar untuk memperingati/menghormati Dewi Welas Asih ini, yaitu pada :

1. Tanggal 19 bulan 2 Imlek adalah hari kelahiran Nya.
2. Tanggal 19 bulan 6 Imlek adalah hari mencapai kesempurnaan.
3. Tanggal 19 bulan 9 Imlek adalah hari meninggalkan raganya.

Pada hari2 ini, umat yang merasa pernah memperoleh pertolongan Guan Yin umumnya akan datang memenuhi kelenteng Guan Yin, membawa barang persembahan, melepaskan burung dan atau hewan lain, melakukan pantangan makan bernyawa (ciacay), dan melaksanakan perbuatan amal/kegiatan sosial lainnya, seperti berkunjung ke rumah jompo, rumah penampungan anak yatim dan cacat, dsb.

E. 20 Ajaran Welas Asih Dewi Kwan Im :

Video : 20 Ajaran Welas Asih Dewi Kwan Im

1. Jika orang lain membuatmu susah, anggaplah itu tumpukan rejeki.
2. Mulai hari ini belajarlah menyenangkan hati orang lain.
3. Jika kamu merasa pahit dalam hidupmu dengan suatu tujuan, itulah bahagia.
4. Lari dan berlarilah untuk mengejar hari esok.

5. Setiap hari kamu sudah harus merasa puas dengan apa yang kamu miliki saat ini.
6. Setiapkali ada orang memberimu 1 kebaikan, kamu harus mengembalikannya 10x lipat.
7. Nilailah kebaikan orang lain kepadamu, tetapi hapuskanlah jasa yang pernah kamu berikan pada orang lain.
8. Dalam keadaan benar kamu difitnah, dipersalahkan dan dihukum, maka kamu akan mendapatkan pahala.

9. Dalam keadaan salah kamu dipuji dan dibenarkan, itu merupakan hukuman.
10. Orang yang benar kita bela tetapi yang salah kita beri nasihat.
11. Jika perbuatan kamu benar, kamu difitnah dan dipersalahkan, tapi kamu menerimanya, maka akan datang kepadamu rezeki yang berlimpah-ruah.
12. Jangan selalu melihat / mengecam kesalahan orang lain, tetapi selalu melihat diri sendiri itulah kebenaran.

13. Orang yang baik diajak bergaul, tetapi yang jahat dikasihani.
14. Kalau wajahmu senyum hatimu senang, pasti kamu akan aku terima.
15. 2 orang saling mengakui kesalahan masing2, maka 2 orang itu akan bersahabat sepanjang masa.
16. Saling salah menyalahkan, maka akan mengakibatkan putus hubungan.

17. Kalau kamu rela dan tulus menolong orang yang dalam keadaan susah, maka jangan sampai diketahui bahwa kamu sebagai penolongnya.
18. Jangan membicarakan sedikitpun kejelekan orang lain dibelakangnya, sebab kamu akan dinilai jelek oleh si pendengar.
19. Kalau kamu mengetahui seseorang berbuat salah, maka tegurlah langsung dengan kata2 yang lemah lembut hingga orang itu insaf.
20. Doa dan sembah sujudmu akan aku terima, apabila kamu bisa sabar dan menuruti jalan Ku.

Catatan¹ : Terdapat perbedaan pada visualisasi (ciri fisik) dari Dewi Kwan Im, yang dibedakan menurut versi Buddhisme dan versi Taoisme, Pada versi Taoisme, Dewi Kwan Im divisualisasikan berusia 20-an atau 30-an tahun (lebih muda dari versi Buddhisme).

Perbedaan lainnya adalah keberadaan tanda (titik) merah yang terdapat pada bagian tengah dahi.

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?