Last Updated on 5 March 2022 by Herman Tan

Tampak sekeluarga sedang melakukan sembahyang CengBeng/ziarah kubur leluhurnya dengan meletakkan sesajian didepan makam/kubur

Kita biasanya mengadakan sembahyang kecil (tuang teh) setiap Che It 初一 (tanggal satu) dan Cap Go 十五 (tanggal 15) setiap bulannya dalam penanggalan Imlek di rumah.

Selain sembahyang kecil, ada juga sembahyang besar/sembahyang leluhur, yang merupakan suatu kewajiban bagi mereka yang masih memegang teguh ajaran leluhur.

Sembahyang besar ini biasanya memakai sajian Sam Seng 三牲, menggunakan 3 hewan yang mewakili 3 unsur, yakni ayam (mewakili unsur udara), babi (mewakili unsur darat), dan ikan (mewakili unsur air).

Nampak pada gambar suasana makan malam menjelang imlek setelah siangnya mengadakan sembahyang leluhur. Sumber gambar pada KevinSine’s Blog

Sembahyang besar ini biasanya memakai sajian Sam Seng 三牲, menggunakan 3 hewan yang mewakili 3 unsur, yakni ayam (mewakili unsur udara), babi (mewakili unsur darat), dan ikan (mewakili unsur air).

Sembahyang ini biasanya dilakukan 3x setahun, yaitu pada saat sembahyang Ceng Beng 清明 (berziarah ke kuburan orang tua/saudara), sembahyang Chi Yue 七月 (bulan tujuh tanggal lima belas, atau biasa disebut juga sembahyang rebutan), dan sembahyang Sin Cia 新正 (Perayaan tahun baru Imlek).

Sembahyang Cheng Beng biasanya dilakukan pada pagi hari di makam/kuburan orang tua/saudara, sembahyang rebutan biasanya dilakukan pada siang hari di rumah, dan sembahyang Sin Cia biasanya dilakukan pada pagi/siang hari dirumah.

Sedangkan pada malam harinya seluruh sanak saudara biasanya akan berkumpul bersama untuk makan malam sebelum tahun baru Imlek.

Daging babi samcan

Untuk sembahyang besar yang biasa dilakukan orang Tionghoa yang masih melaksanakannya, hidangan yang disajikan terdiri dari yang berkuah (basah) dan yang tidak berkuah (kering). Contoh makanan basah, misalnya aneka jenis sup, sayuran, dan sebagainya.

Contoh makanan kering misalnya sate babi manis (tidak pakai lidi/tusukan), ayam rebus/goreng, lunpia dan sebagainya. Untuk Sam Seng 三牲 (tiga hewan bernyawa) seperti daging babi samcan, ikan dan ayam.

Jumlah dan ragam masakannya bisa disesuaikan atau tergantung masing-masing, mengikuti kesukaan leluhurnya semasa hidup, yang penting seimbang dan tidak memberatkan.

Buah-buahan

Untuk buah-buahan, biasanya yang umum-umum saja asal tidak berduri, seperti pisang, jeruk, apel, pir, anggur, delima, srikaya, nanas (dipotong tangkai daunnya karena tajam), buah naga, dan sebagainya sebanyak 5 buah. Jenis buah-buahan lokal juga bisa dimasukan sebagai variasi.

Manisan kurma

Selain itu juga ada teliau (manisan teman minum teh) misalnya tang ke (manisan buah), ang co (kurma mandarin), dan sebagainya sebanyak 3 macam. Bisa juga diganti permen/gula-gula, wafer, biskuit, atau manisan yang lain kalau tidak ada.

Kue Ku’ berwarna merah yang menyerupai bentuk tempurung kura-kura

Kue-kue yang biasa ada pada saat sembahyang besar leluhur diatas antara lain kue ku’ merah (berbentuk seperti tempurung kura-kura, melambangkan umur panjang) dan kue lapis (melambangkan rezeki yang berlapis-lapis), kue mangkok, kue pisang, kue bugis, kue bika ambon dan sebagainya sebanyak tiga jenis kue.

Yang tentu tidak boleh ketinggalan kalau sembahyang menjelang Tahun Baru Imlek ialah kue keranjang sebagai ciri khasnya.

Nasi putih yang disajikan mangkuk

Untuk nasi sendiri biasanya langsung disajikan di mangkuk, beserta sumpit yang diletakkan diatasnya.

Semua sajian diatas bisa disesuaikan dengan menu masing-masing, yang penting kita tahu makan saja setelahnya, karena jangan sampai mubazir dibuang sehabis sembahyang karena kita tidak tahu makan hanya demi menjaga suatu “kewajiban” saja.

Intinya jangan terlalu kaku, yang penting niat ada, itu sudah baik. Sembahyang leluhur ini berlaku umum, namun mungkin ada variasi-variasi lokal lainnya yang mengikuti kebiasaan dan tradisi daerah masing-masing.

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

8 thoughts on “Menu Makanan Sembahyang Leluhur”
    1. Karena tajam, dianggap tidak baik disajikan di atas meja sembahyang.
      Ini termasuk buah2 yg berduri/bersisik, juga sebaiknya dihindari.

      Demikian info dan salam hangat.

    1. Ada banyak buah2-an di dunia, kenapa anda mau memberikan buah berduri di hadapan Shen Xian?
      Duri adalah simbol yg tidak baik dalam persembahan.

  1. Dalam catatan leluhur keluarga kami. Sam seng berarti 3 macam cara hidup hewan. ada hewan udara, hewan laut dan hewan darat.
    simbol didunia ini, dimanapun almarhum berada, darat laut udara, keluarga berikan makanan tsb. jika alm ada di darat, keluarga berikan hewan yg ada didarat. dst. di chung kuo, yg di persembahkan adalah babi, ikan dan bebek.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?