Last Updated on 19 September 2023 by Herman Tan

Di jaman modern sekarang, ciri-ciri ke Tionghoa an orang Indonesia sudah mulai memudar. Padahal, semenjak era Gusdur (2000), suku etnis Tionghoa sudah dibebaskan untuk mengembangkan segala macam bentuk kebudayaan seluas-luasnya, seperti perayaan keagamaan, kesenian (barongsai, alat musik, tarian), sampai pada bahasa dan tulisan.

Yang tersisa sekarang, paling hanya dari ciri fisik, seperti mata yang sipit, berkulit putih (mudah dikenali) serta sedikit kebiasaan Tionghoa, seperti masih digunakannya istilah2 Kinship.

Jadi, dalam kehidupan sehari2, meski sudah tidak fasih berbahasa Tionghoa, terutama bagi anak cucu yang sudah lahir dan besar di Indonesia, namun masih menggunakan sebutan2, seperti kungkung, asuk, ncek, apak, ncim, dan sebagainya dalam kesehariannya.

»Daftar Artikel Panggilan Kekerabatan Tionghoa :

1. Panggilan Kekerabatan Tradisi Tionghoa Dalam Dialek Hokkian (Hokkien)
2. Panggilan Kekerabatan Tradisi Tionghoa Dalam Dialek Hakka (Khek)
3. Panggilan Kekerabatan Orang Tionghoa Dalam Dialek Kanton (Konghu)
4. Panggilan Kekerabatan Orang Tionghoa Dalam Dialek Tiociu (Teochew)
5. Asal Usul Orang Hokkian, Hakka, Kanton, Tiociu, dan Lainnya di Asia Tenggara

Sayangnya, sekarang sebutan kinship ini pun sudah mulai ditinggalkan karena sudah dianggap kuno atau ketinggalan jaman. Rasanya lebih cocok/nyaman dengan sebutan opa, oma, om, tante, papi, mami, dan sebagainya.

Padahal, sebutan2 kinship inilah yang membedakan / menandakan seseorang itu orang/keturunan etnis Tionghoa atau tidak (sebutan khas).

Maka dari itu, saya berkeinginan untuk membuat/meluruskan daftar sebutan kekerabatan (kinship) dalam dialek bahasa Tionghoa, terutama dialek yang banyak/sering dipakai oleh orang2 Tionghoa di Indonesia (Hokkian, Tiociu, Hakka, Konghu).

Tujuannya adalah untuk membantu mereka yang ingin tetap menggunakan sebutan kinship Tionghoa. Jika ada pembaca yang ingin membantu dalam menyusun daftar panggilan dalam dialek yang lain, bisa menghubungi saya.

Berikut daftar bentuk panggilan kinship dalam dialek Hokkian :

Daftar sebutan panggilan kekerabatan dalam dialek Hokkian (Hokkien)

Bagan panggilan kekerabatan suku Hokkian

Baca juga : Panggilan Kekerabatan Orang Tionghoa Dalam Dialek Kanton (Konghu)

Dipanggil oleh 8 P :

1. Lao Pe (老父]), Pa Pa (爸爸), A Pa (阿爸), A Tia (阿爹) = Ayah
2. Lao Bu (老母), Ma Ma (媽媽), A Bu (阿母), A Nia (阿娘) = Ibu
1 dan 2 (Pe Bu 父母) = Orang tua

3. Chin Ke/Qing Jia (親家) = Besan Lelaki
4. Chin Ma/Qing Mu (親姆) = Besan Perempuan
5. Tua Hia/Ta Siung (大兄), A Hia/A Siung (阿兄), Tua Ko/Ta Ge (大哥), Ko Ko/Ge Ge (哥哥) =Abang/kakak

6. Tua So/Ta Sao (大嫂), A So/A Sao (阿嫂) = Kakak Ipar
7. Ang (翁), Ang Sa/WengXu (翁婿) = Suami
8. Gua Ka Ki/Wo Ze Ji (我自己) = Saya

9. Be Sai/Mei Xu (妹婿) = Adik Ipar
10. Sio Be/Xiao Mei (小妹) = Adik Perempuan
11. Sio Ti/Xiao Di (小弟) =Adik Lelaki
12. Kim A/Jin Zi (妗仔) = Adik Ipar

Dipanggil Oleh 11 L :

1. Lao Pe (老父), Pa Pa (爸爸), A Pa (阿爸), A Tia (阿爹) = Ayah
2. Lao Bu (老母), Ma Ma (媽媽), A Bu (阿母), A Nia (阿娘) = Ibu
1 dan 2 (Pe Bu 父母) = Orang tua

3. Tiu Lang/Zhang Ren (丈人) = Mertua Lelaki
4. Tiu M/Zhang Mu (丈姆) = Mertua Perempuan
5. Tua Hia/Ta Xiung (大兄), A Hia/A Xiung (阿兄), Tua Ko/Ta Ge (大哥), Ko Ko/Ge Ge (哥哥) = Abang

6. Tua So/Ta Sao (大嫂), A So/A Sao (阿嫂) = Kakak Ipar
7. Ci Hu/Ci Fu (姐夫) = Kakak Ipar
8. Tua Ci/Ta Cie (大姐), A Ci/A Jie (阿姐), Ci Ci/Jie Jie (姐姐) = Kakak Perempuan

9. Ci Hu/Ci Fu (姐夫) = Kakak Ipar
10. A Ci (阿姐), Ci Ci/Jie Jie (姐姐), Ji Ci/Er Jie (二姐) = Kakak Perempuan
11. Gua Ka Ki/Wo Ze Ji (我自己) = Saya

12. Bou (某) = Istri
19. Hao Si/Xiao Sheng (孝生) = Anak Lelaki, Tua Han Knia/Ta Han Nian (大漢囝) = Anak Sulung
20. Sim Pu/Xin Fu (新婦) = Menantu Perempuan

21. Kia Sai/Jian Xu (漢婿) = Menantu Lelaki
22. Ca Bou Knia/Cha Mou Nian (查某囝) = Anak Perempuan
19 dan 22. Gin Na/Nan Zi (囝仔), Na (子) = Anak

Dipanggil oleh 12 P :

1. Ta Kua/Ta Guan (大官/唐官) = (Mertua Lelaki)
2. Ta Ke/Da Jia (大家/唐家) = (Mertua Perempuan)
3. Lao Pe (老父), Pa Pa (爸爸), A Pa (阿爸), A Tia (阿爹) = Ayah

4. Lao Bu/Lao Mu (老母), Ma Ma (媽媽), A Bu (阿母), A Nia (阿娘) = Ibu
3 dan 4 (Pe Bu 父母) = Orang tua
11. Ang (翁), Ang Sai/Weng Xui (翁婿) = Suami

12. Gua Ka Ki/Wo Ze Ji (我自己) = Saya
19. Hao Si/Xiao Sheng (孝生) = Anak Lelaki, Tua Han Kia/Ta Han Nian (大漢囝) = Anak Sulung
20. Sim Pu/Xin Fu (新婦) = Menantu Perempuan

21. Kia Sai/Jian Xu (漢婿) = Menantu Lelaki
22. Ca Bou Kia/Cha Mou Nian (查某囝) = Anak Perempuan
19 dan 22. Gin Na/Nan Zi (囝仔), Na (子) = Anak

Dipanggil oleh 19 L :

1L. A Kong (阿公), An Kong (安公) = Kakek
2P. A Ma 阿媽, An Ma (安媽) = Nenek
3L. Gua Kong/Wai Gong (外公) = Kakek

3P. Gua Ma/Wai An (外安) = Nenek
5L. A Pek/A Bo (阿伯), Tua Pek/Ta Bo(大伯) = Paman, Pakde
6P. A M/A Mu (阿姆), Tua M/Tua Mu/Ta Mu (大姆) = Bibi, Bude

7L. Ko Tiu/Gu Zhang (姑丈) = Paman, Pakde
8P. A Kou/A Ku (阿姑), Tua Kou (大姑) = Bibi, Bude
9L. Kou Tiu/Gu Zhang (姑丈) = Paman, Pakde

10P. A Ko/A Ku (阿姑) = Bibi, Bude
11L. Lao Pe (老父), Pa Pa (爸爸), A Pa (阿爸), A Tia (阿爹) = Ayah
12P. Lao Bu (老母), Ma Ma (媽媽), A Bu (阿母), A Nia (阿娘) = Ibu

13L. A Ku/A Jiu (阿舅), Tua Ku/Da Jiu (大舅) = Paman
14P. A Kim/A Jin (阿妗), Tua Kim/Da Jin (大妗) = Bibi
15L. Yi Tiu /Yizhang (姨丈) = Paman

16P. A Yi (阿姨), Yi Yi (姨姨) = Bibi
17L. A Ku/A Jiu (阿舅) = Paman
18P. A Kim/A Jin (阿妗) = Bibi

Tambahan :

*Anak-anak dari 8P (kakak perempuan) memanggil 11L & 12P :

Engku (11L) : Paman (adik laki-laki dari Ibu)
Engkim (12P) : Istri dari Paman

*Anak-anak dari 5L (kakak laki-laki) memanggil 11L & 12P :

Ncek (11L) : Paman (adik laki-laki dari Ayah)
Ncim (12P) : Istri dari Paman

Orang2 Hokkian berasal dari kota Zhangzhou, Amoy, dan Quanzhou di provinsi Fujian, Tiongkok.

Baca juga : Panggilan Kekerabatan Orang Tionghoa Dalam Dialek Tiociu (Teochew)

Catatan :

1. Ejaan panggilan diatas berdasarkan bahasa Hokkian, namun untuk beberapa ejaan/letter karena kurang familiar di telinga, maka ditambahkan ejaan pendamping dalam bahasa Mandarin.

2. Bagaimana cara penyebutan kalau jumlah kakak atau adik lebih dari 1?

Masyarakat Tionghoa biasanya membedakan penyebutan per-generasi, dengan menambahkan istilah “yang tertua” dan angka sesuai dialek masing2.

Misalnya, mama punya 3 kakak laki-laki. Maka kakak tertuanya (paman, om) akan kita panggil dengan sebutan “Toa-ku” (大舅; dimana Ta 大 artinya besar, atau yang tertua); Sementara istrinya kita panggil “Toa-kim” (大妗).

Sementara kakak kedua dari mama bisa kita panggil “Ji-ku” (二舅), dan istrinya kita panggil “Ji-kim”. Lalu berturut2, kakak ketiga dipanggil “Sa-ku”, istrinya dipanggil “Sa-kim”, dan seterusnya.

Lalu, sebutan untuk kakak laki-laki dari ayah juga berbeda! Untuk kakak tertua (paman, om) akan kita panggil “Tua-pek” (大伯); sementara istrinya kita panggil “Tua-Mu” (大姆). Sementara untuk kakak kedua kita panggil “Ji-pek” (二伯), dan istrinya kita panggil “Ji mu”. Lalu kemudian “Sa-pek” dan “Sa-mu”, dan seterusnya.

Sebutan untuk kakak perempuan dari ibu, adik laki-laki dari ibu, dan sebutan untuk kakak perempuan dari ayah, adik perempuan dari ayah, juga masing2 berbeda!

Namun saat ini, karena pengaruh perubahan jaman, panggilan berdasarkan generasi dan urutan (kakak/adik) sudah disederhanakan, yakni dengan menggunakan nama panggilan Tionghoa (nama cinanya) atau nama inggrisnya, untuk membedakan satu dengan yang lain. Misalnya “Koko Ameng“, “Cece Aling “, atau “pek Siu“, “kou Lan” dan lain-lain.

Baca juga : Panggilan Kekerabatan Tradisi Tionghoa Dalam Dialek Hakka (Khek)

Catatan Mengenai Dialek Hokkian (Min Fang Yan) :

Digunakan di propinsi Fujian, Taiwan, Hainan, bagian timur Guangdong dan oleh kebanyakan perantauan China di Asia Tenggara. Dialek ini adalah dialek yang punya perbedaan besar antara logat2nya.

Dibagi atas logat Min Utara (Min Bei), logat Min Timur (Min Dong) diwakili oleh logat Hokkian, logat Pu Hsian, logat Min Tengah (Min Chung) dan logat Min Selatan (Min Nan) diwakili oleh logat Xia Men.

Masih ada argumentasi antara yang menganggap dialek Min adalah suatu bahasa yang sama sekali tak ada hubungannya dengan bahasa Han, dan yang menganggap dialek Min adalah satu dialek dalam bahasa Han.

Para pendukung pro-kemerdekaan Taiwan terutama ingin membuktikan bahwa dialek ini merupakan bahasa tersendiri karena ingin menghapuskan ciri-ciri Tiongkok daratan dari diri mereka sendiri.

Pemerintah Kuomintang sebelum tahun 1980-an melarang penggunaan dialek Min (Taiwanese) dan Hakka selain daripada dialek Utara yang dianggap sebagai Guo Yu (bahasa nasional).

Ini menyebabkan ekses negatif yang menjadikan banyak orang Taiwan merasa dialek Utara sama dengan bahasanya orang Tiongkok daratan yang sama dengan penindasan.

Namun saat ini dialek Min, dialek Hakka adalah setingkat dengan dialek Utara (Mandarin) dalam penggunaannya di Taiwan. Taiwan Selatan banyak menggunakan dialek Min (Taiwanese) dalam kehidupan sehari2nya dan Taiwan Utara mayoritas menggunakan dialek Utara (Mandarin).

Bahasa Hokkian (普通话 : 福建话) atau dalam dialek Minnan Hokkian bue, adalah bahasa yang digunakan di daerah provinsi Fujian bagian selatan atau Min Selatan. Dalam bahasa China Official (闽南话), Minnan Hua atau dalam bahasa Minnan sendiri Banlam bue.

Penggunaan bahasa Minnan tersebar di beberapa kota seperti Xiamen, Zhangzhou, Quanzhou, dan sebagainya masing-masing juga ada beberapa perbedaan.

Provinsi Fujian atau Hokkian terbagi menjadi 3, yaitu Min Bei atau Min Utara, Minnan atau Min Selatan, dan Min Dong atau Min Timur. Berhubung leluhur kita kebanyakan berasal dari kota dekat laut seperti Xiamen, Quanzhou, Zhangzhou, Nan An, jadi kita lebih sering menggunakan bahasa Minnan atau Min Selatan.

Nah dalam bahasa Minnan sendiri, dialek di tiap kota tersebut di atas pun berbeda2.

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

12 thoughts on “Panggilan Kekerabatan Tradisi Tionghoa Dalam Dialek Hokkian (Hokkien)”
  1. Saya 6 bersaudara anak ketiga apa sebutan anak perempuan saya ke suami adik perempuan saya yg no 5. Salam bahasa hokiean trm ksh

  2. diagramnya mungkin perlu diperbaiki, itu yang generasi kedua, seolah semua adalah laki-laki dengan istri karena garis turunnya berada di tengah (tanda x)

  3. Apa sebutan yang tepat dari anak saya (saya perempuan atau ibu) kepada:

    – kakak perempuan saya (no.1) dan suaminya
    – kakak laki-laki saya (no.2) dan istrinya
    – kakak laki-laki saya ( no.3) dan istrinya

    Terima kasih pencerahannya.

  4. Saya setiap kumpul keluarga bingung mau panggil nama suami dari adik perempuan ayah 😵.
    Jadi diam2 aja, padahal mau ngajal bicara .
    Btw kalo panggil suami dari adik perempuan ayah apa yah ???

  5. Nah itu dari kakek nenk ke bawah, kan kalau menurut tradisi cina ada namanya kalo tak salah panggilan 9 generasi yg dmn di mulai dari ayah kakek buyut ke bawah. Jadi utk panggilan kakek buyut juga ayah kakek buyut itu panggilannya apa ya soalnya tiap cheng beng pakek panggilan itu jadi bingung panggil apa.

    Dalam bhs hokkian
    Nenek buyut: A-co
    Kalo kakek buyut: angco

    Nah ayah kakek buyutnya dan nenek kakek buyut itu tak tahu apa.

  6. Di budaya tionghoa hokkien istilah kakek dalam atau Lai untuk menandakan leluhur dari garis ayah
    Misal Lai iong itu utk menandakan itu kakek dari pihak/Garis Papa/Ayah

    Leluhur dari garis ibu disebut Gwa atau luar, contoh: Gwa Kong Kakek Luar atau Gwa itu istilah menandakan leluhur dari garis ibu/perempuan.

    Tujuan dari Istilah Lai atau Gwa ini utk menunjukkan GARIS DARAH atau DNA Siapa yg diturunkan walaupun sekarang banyak ditiadakan, padahal itu penting supaya tahu garis keturunannya.

    Tambahan
    Kakek buyut : Kong co
    Nenek buyut = Mak co

    Moyang laki² : Kong co co
    Moyang perempuan : Mak coco

  7. Yang di atas 1L masih hidup . 19L memanggil nya apa?
    19L itu Cicit (anak dari cucu nya)

  8. mau Tanya.. perbedaan hokkian am hokjia itu apa ya? sama Kalau dalam pemanggilan kekerabatan contoh suami wak’i kalau anak kita ,di panggil apa? thx

  9. kalau orang indo sih mintanya dipanggil yang “muda” saja. contoh: om-om yang tua mintanya dipanggil suk2. tante-tante yang tua juga minta dipanggil ai =.=

Leave a Reply to martina Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?