Last Updated on 18 April 2021 by Herman Tan

Pil Po Chai (Hanzi : 保濟丸; Pinyin : Bǎo jì wán), atau dalam dialek Kanton disebut juga dengan Pao Ci Yen.

Pil ini berkhasiat untuk mengobati berbagai macam gangguan pencernaan; mulai dari sakit perut, mengurangi frekuensi buang air besar (mencret), menghilangkan gas/asam lambung di perut, keracunan makanan, dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan/bagian usus lainnya.

Seperti namanya, obat pil Po Chai merupakan salah satu ramuan herbal berbentuk pil-pil kecil yang telah dikenal lebih dari 100 tahun di daratan Tiongkok. Selain untuk mengobati organ pencernaan, Po Chai Pills juga memiliki kandungan herbal yang dapat meredakan demam, keracunan makanan, atau mabuk ketika dalam perjalanan.

A. Sejarah Singkat Pil Po Chai

Po Chai sendiri pertama kali dibuat pada tahun 1896, oleh Li Shiu Kei (李眾勝; Lǐ Zhòngshèng) di daerah Foshan, Guangdong, Tiongkok.

Setelah semakin banyak orang yang mengetahui khasiat pil Po Chai, obat besutan Mr. Li ini pun kemudian semakin terkenal, dan memperlebar jangkauan penjualannya hingga mencapai Jalan Jianglan, salah satu jalan yang paling terkenal/ramai di Guangzhou pada saat itu (tahun 1910-1920).

Pada akhir tahun 1927, keluarga Li melarikan diri ke wilayah Hong Kong setelah pecahnya perang saudara di daratan Tiongkok.

Di Hongkong, Mr. Li membangun kembali perusahaannya setelah properti/aset di daratan mereka di nasionalisasi (bisa dianggap disita) oleh pihak militer; dan mendirikan merek dagang baru bernama Li Chung Shing Tong Group Co. Ltd. (李眾勝堂).

Pil Po Chai dalam bentuk kemasan saset (tempo dulu), salah satu obat cina legendaris di Indonesia.

Baca juga21 Macam Obat Cina Legendaris dan Khasiatnya Yang Masih Banyak Dipakai (PART 3)

Akibatnya, hingga sekarang ada 2 produsen resmi pil Po Chai ini, yakni :

• Li Chung Shing Tong Co.Ltd. (李眾勝堂 (集團) 有限公司) di Hong Kong; dan
• Guangzhou Wanglaoji Pharmaceutical Company Limited (廣州 王老吉 葯業股份有限公司) di Guangzhou, Tiongkok.

Kesepakatan bersama antara kedua belah pihak telah membatasi hak merek dagang Wanglaoji hanya terbatas untuk wilayah China daratan, sementara Li Chung Shing Tong memiliki hak untuk menggunakan merek dagang tersebut di seluruh dunia.

1. Perang Saudara Tiongkok vs Taiwan

Sebagai info, perang saudara ini pun kembali berlanjut pasca Perang Dunia ke II berakhir (Jepang menyerah kepada sekutu), tepatnya pada tahun 1946 hingga 1950.

Meski konflik ini tidak memiliki tanggal berakhir yang resmi, namun para ahli sejarah berpandangan bahwa perang saudara mulai mereda setelah jatuhnya Kepulauan Hainan di selatan Guangdong dan kepualauan Zhoushan di timur Zhejiang (sekitar bulan Mei 1950), yang benteng utama terakhir KMT dekat daratan Tiongkok ke partai komunis Mao Zedong.

Dengan demikian, pihak KMT (Kuomintang, Nasionalis) dibawah pimpinan Chiang Kai Shek pun terasing di wilayah kepulauan sebelah timur Tiongkok, yang saat ini bernama Taiwan.

Hingga saat ini, wilayah Taiwan masih di klaim sebagai propinsi ke-23 Tiongkok, terus mengancam Taiwan dengan invasi militer jika secara resmi berani mendeklarasikan kemerdekaan dan mendapatkan pengakuan internasional sebagai sebuah Negara “Republik Tiongkok, 中華民國”.

Sebaliknya, Taiwan sendiri membalas dengan mengklaim Tiongkok daratan merupakan bagian dari wilayahnya, dan seiring dengan berjalannya waktu, tampaknya mereka melanjutkan perangnya atas pengakuan diplomatik (politik tingkat tinggi) dan ekonomi.

Meski begitu, kedua Negara yang terpisah ini sejatinya memiliki hubungan yang erat, selama tidak dipanas-panasi oleh pihak barat.

Taiwan (Republik Tiongkok) sendiri saat ini hanya diakui oleh 25 negara. Pihak Indonesia sendiri tetap menjalin hubungan diplomatik dengan Republik Tiongkok walaupun secara tidak resmi, dengan adanya perwakilan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) yang didirikan tahun 1994 di Taipei.

Setelah perang saudara di daratan Tiongkok berakhir (gencatan senjata sementara, karena bersiap menghadapi invasi Jepang) pada tahun 1936, pil Po Chai pun kemudian diproduksi dalam skala besar-besaran dan mulai dipasarkan ke seluruh wilayah Tiongkok.

2. Kelanjutan Pil Po Chai dan Masa Jayanya Hingga Saat Ini

Po Chai Pills kemudian semakin dikenal banyak orang, dan mulai diekspor ke wilayah Asia Tenggara pada tahun 1948. Pada pertengahan tahun 1950-an, awalnya obat ini tersedia di dalam kemasan berisikan 10 tabung kecil, dengan kemasan kertas lilin, dan setiap satu botol kecilnya berisi sekitar 20 pil (200 pil untuk 1 pak).

Kemudian pada sekitar tahun 1970-an, perusahaan berinovasi membuat kemasannya lebih menarik, yaitu menggunakan gambar Victoria Harbor. Pada tahun yang sama, untuk lebih mengefektifkan proses pengemasan, perusahaan pembuat Po Chai Pills mengimpor mesin khusus dari Jerman.

Hingga saat ini, pil Po Chai sudah mendapatkan banyak penghargaan dan dipercaya sebagai obat yang bermanfaat untuk banyak orang. Pada tahun 2012, pil Po Chai meraih penghargaan sebagai salah satu brand obat Tiongkok yang paling berkualitas dari Hong Kong Chinese Medicine Industry Association.

Po Chai Pills sendiri kini cukup mudah didapatkan seluruh wilayah Asia Tenggara, seperti misalnya di Thailand, Malaysia, Singapura, termasuk juga Indonesia. Di Indonesia sendiri, obat pil po chai yang didistribusikan adalah yang berbentuk pil, dan telah didaftarkan di BPOM dengan nomor POM TI 004 400 941.

Tampak kemasan botol/tabung kecil pil po chai, 1 pak isi 10 botol.

B. Khasiat Pil Po Chai

1. Mengobati berbagai macam gangguan pencernaan; mulai dari sakit perut dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan/bagian usus lainnya.
2. Menghilangkan gas/asam lambung yang terkumpul di perut.
3. Membantu memulihkan rasa mabuk (hangover).

4. Membantu meredakan demam tinggi.
5. Membantu menetralisir tubuh akibat keracunan makanan/salah makan.
6. Mengobati penyakit diare, dengan mengurangi frekuensi buang air besar (mencret) dan membuat tinja menjadi lebih padat.

C. Dosis dan Cara Pemakaian/Cara Minum Pil Po Chai

Pil  Po Chai sendiri tidak perlu dilarutkan ke dalam air, dan dapat langsung dikonsumsi seperti meminum pill pada umumnya.

1. Dosis untuk pengobatan gangguan pencernaan, sakit perut, diare/berak mencret, menurunkan asam lambung, keracunan makanan yang menyebabkan diare/sakit perut hebat :

• Untuk Dewasa : Minum obat ini sehari 1-2 botol kecil (isi bersih tiap botol ± 2 gram, ± 40 butir). Berikan jeda 2 jam setiap kali minum. Maksimal diminum 4x dalam sehari.
• Untuk Anak-anak : Minum ½ botol kecil dengan jeda 2 jam setiap kali minum. Maksimal diminum 4x dalam sehari.

2. Dosis untuk mencegah/memulihkan rasa mabuk di perjalanan (bisa juga karena minum alkohol terlalu banyak) :

• Untuk balita 2-3 tahun : 2-3 butir per sekali minum, maksimal 4x sehari.
• Untuk anak-anak 5-10 tahun : 4-5 butir per sekali minum, maksimal 4x sehari.
• Untuk orang dewasa : 7-8 butir per sekali minum, maksimal 4x sehari.

D. Efek Samping Pil Po Chai

Obat pil Po Chai ini tidak disarankan untuk ibu hamil, atau ibu yang sedang menyusui. Untuk ibu hamil dan mengalami asam lambung tinggi lebih disarankan untuk mengkonsumsi Weitai 999 Granule.  Jika ragu, anda dapat mengkonsultasikan terlebih dahulu kepada shinse/dokter kesehatan yang mengerti akan obat-obat cina.

E. Kandungan Pil Po Chai

Kandungan pil po chai sendiri berasal dari bahan-bahan herbal alami sehingga aman dikonsumsi dan tidak menyebabkan efek samping jika dikonsumsi dengan obat lain/jika mengalami sakit yang lain. Kandungan ramuan biji/pil obat ini lebih ke untuk mengatasi gangguan pencernaan.

Berikut kandungan yang terdapat dalam 1 pak obat Po Chai :

• Poria 264,60 mg
• Cortex magnoliae offticinalis 30 mg
• Radix aucklandiae (artificially propagated) 198 mg
• Massa medicata fermentata 132 mg
• Radix puerariae lobatae 98 mg

• Herba pogostemonis 43 mg
• Radix trichosanthis 28 mg
• Herba methae 26 mg
• Rhizoma atractylodis 98 mg
• Radix angelicae dahuricae30mg

• Flos chrysanthemi 26 mg
• Exocarpium citri grandis26mg
• Fructus oryzae germinatus 17 mg

Pil po chai yang dikemas dalam bentuk kapsul. Kemasan ini hanya dijual di wilayah Singapura. Alasannya, lebih higienis dan ‘lebih enak dipandang’ dibanding berbentuk butiran yang terlihat seperti … 🙂

F. Harga Obat Pil Po Chai

Obat pil Po Chai tersedia di pasaran dalam bungkus besar dan bungkus kecil. Untuk bungkus besarnya, 1 bungkus (1 pak) berisikan 10 buah tabung pil. Harga 1 bungkus besar berkisar antara Rp 60.000 – Rp 75.000.

Sementara terdapat pula kemasan kecil yang hanya berisikan 1 buah tabung pil. Kemasan/tabung kecil ini biasanya dijual dengan harga Rp 6.000 – Rp 7.500.

Ada juga Po Chai yang dikemas dalam bentuk kapsul (di Singapura) dan dan bentuk bubuk, namun tidak dijual di wilayah Indonesia. Secara fisik, produk kemasan pil Po Chai yang dijual di Indonesia berbentuk pil kecil bulat cokelat kemerahan. Pil tersebut dikemas di dalam sebuah botol/tabung/ transparan kecil. Dalam satu buah botol, kira-kira terdapat 40 butir.

G. Konflik Permasalahan Obat Pil Po Chai yang Sempat Ditarik

Memang Po Chai Pills ini sempat mengalami kontroversi. Pada awal tahun 2010 Po Chai Pills ditarik seluruhnya dari peredarannya di Singapura. Akan tetapi, produk yang ditarik tersebut merupakan produk yang berbentuk kapsul.

Sejak 11 Mei 2010, Department of Health Hongkong pun secara resmi telah memberikan izin untuk distribusi Po Chai Pills dalam bentuk pil, dan juga seluruh produk bermasalah telah ditarik dari toko.

Badan POM sendiri melalui surat yang dikeluarkan pada tanggal 30 Maret 2010 telah secara jelas mengumumkan bahwa Po Chai Pills yang ditarik karena bermasalah merupakan Po Chai Pills yang berbentuk kapsul, karena mengandung phenolphthalein dan sibutramine, 2 zat kimia yang berpotensi memicu kanker.

Namun Po Chai yang berbentuk pil tidak mengandung kedua zat kimia tersebut, sehingga tentunya aman untuk dikonsumsi.

Pada tahun 2015, pabrik Po Chai dipindahkan ke daerah Tai Po, Hongkong. Lebih dari 70 pekerja di pabrik tersebut yang sebelumnya tinggal di pabrik lama di daerah North Point, kemudian memanfaatkan jasa shuttle bus untuk pergi ke tempat kerja setiap hari.

Kini, setiap kemasan pil Po Chai yang telah beredar di seluruh dunia merupakan hasil produksi dari pabrik yang setiap harinya beroperasi selama 8 jam, yang memproduksi sekitar 10 juta kemasan per tahunnya.

By Nadira Aliya

I'm a twenty-something years old woman who currently works as a content writer freelancer. I took a major of Chemical Engineering at Institut Teknologi Bandung, wishing that I could learn about what interests me. The wide scope of chemical engineering's knowledge let me learned much within small amount of time.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?