Last Updated on 17 April 2017 by Herman Tan Manado
Kita lanjut dengan cerita seram di rumah sakit oleh Hong Haoyun lagi. Mungkinkah ada roh yang bisa melakukan panggilan? Mungkinkah ada roh yang tertinggal oleh tubuhnya? Situasi seperti ini sepertinya bisa saja terjadi. Kalau tidak percaya, simak kisah seram berikut ini.
Jadi ceritanya ada pasien nenek yang tinggal di kamar satu orang. Selama beberapa hari ini kesadarannya timbul tenggelam-timbul tenggelam terus menerus. Kami sebenarnya ingin menyarankan ke keluarga untuk memperbolehkan DNR saja.
Namun, setelah melewati beberapa kali diskusi, pihak keluarga tetap memutuskan untuk tetap menyelamatkannya. Makanya aura kematian di dalam ruangan itu terasa pekat. Kami membantu memasang selang pada nenek, dan mengantarnya ke ruang ICU.
Sebenarnya proses pemasangan selang sederhana saja. Oleh karena itu gua cukup serahkan ke adik perawat untuk urus saja. Setelah memberi pengarahan melalui telepon, gua pun mulai menulis rekaman medis hari ini.
Tiba-tiba telepon berdering, maka dengan reflek langsung gua angkat. Beberapa saat kemudian gua mendengar suara yang membuat bulu kuduk merinding….
Gua : “Halo.. Ruang perawat.”
Nenek : “…. susah sekali, saya tidak bisa bernapas…”
Saat itu gua baru menyadari layar di telepon tertera nomor 20. Nomor 20? Bukannya itu nomor kamar satu orang yang tadinya ditempati si nenek. Emang di dalamnya masih ada orang? Gua harus gimana?
Saat itu, seorang bibi perawat melihat layar tertera angka 20, jadi dia mendekat ke gua untuk melihat apa yang gua lakukan. Ternyata gua memang sedang berbicara dengan kamar 20. Akhirnya si bibi mengambil alih telepon itu.
Bibi : “Nek, kamu sekarang sudah gak di kamar itu lagi. Kamu sudah dipindahkan ke ruang ICU. Segera ke situ yah. Anggota keluarga nenek masih menunggumu di sana. Sini saya jelaskan cara perginya. Lewat tangga, turun ke lantai 3. Pas keluar dari tangga, pergi ke pintu sebelah kanan. Nah nenek ada di urutan ke lima. Ingat yah, urutan ke lima lho… Segera kesitu saja yah Nek…”
Nenek : “…. Ooh…”
Si bibi dengan tenangnya meletakkan gangang telepon kembali, dan melanjutkan menulis rekam medis perawatnya.
Namun karena melihat gua masih agak syok dengan kejadian barusan, dia tersenyum menjelaskan “Sang pasien kan sudah renta, badannya lemah. Kalian malah dengan tergesa-gesanya memindahkannya, akibatnya yah dia jadi keluar. Lalu diperparah kalian buru-buru pindah ke bawah lagi. Orang rohnya masih belum sempat kembali ke badannya.”
Lalu dia pun bergumam sendiri “Sepertinya gak akan melewati malam ini…”
Mungkin saja itu kerjaan orang usil di kamar 20. Tapi siapakah seusil itu? Atau memang sebenarnya sang nenek sedang kebingungan dan terasa sakit?
Bersambung ke part 16