Last Updated on 17 April 2021 by Herman Tan Manado
Tulou (Hanzi : 土楼; Hakka : Thu Lew) secara harafiah berarti ‘Rumah Tanah‘. Rumah tersebut pantaslah disebut “rumah tanah” karena memang tembok bagian luarnya terbuat dari batu cadas dan tanah liat. Bagian dalamnya terbuat dari kayu tahan rayap.
Sebagian rumah ini dibangun sejak abad ke-12 Masehi, kira-kira 800-an tahun lalu dan masih bertahan hingga sekarang, khususnya di daerah Hakka di propinsi Fujian dan Jiangxi. Sebenarnya, ini bukan sebuah rumah dengan hanya 1 kamar yang sangat besar, melainkan ini adalah sebuah benteng rumah.
Wujudnya silindris seperti tabung dan ada juga yang persegi, terdiri masing-masing terdiri dari 3 – 5 tingkat lantai. Di dalamnya terdapat ratusan buah bilik yang dihuni oleh ratusan orang banyaknya. Jika anda perhatikan struktur kayu yang menopangnya, di situ akan terlihat pola-pola matematis dan geometris.
Hal ini menunjukan bahwa para pendirinya menguasai teknologi yang sudah maju dan canggih. Lebih jauh, rumah ini didesain tahan api, tahan gempa dan mendukung mobilitas tinggi. Ini adalah seperti sebuah peradaban hilang yang ditemukan kembali.
Mengapa lebih tepat disebut sebagai rumah benteng? Karena memang Thulew berfungsi sebagai benteng. Ratusan tahun yang lalu ketika suku Hakka (khek) bermigrasi dari daratan tengah Tiongkok ke Selatan, mereka selalu berhadapan dengan musuh-musuh yang ganas dan keji.
Oleh karena itu, Thulew ini menjadi benteng pelindung mereka, bagian luar terbuat dari tanah sehingga tahan api, karena serangan musuh panah berapi.
Pintu utama terbuat dari kayu yang dilengkapi dengan saluran air otomatis yang mengairi pintu saat panah api menghujam. Saat musuh datang mereka akan balas menyerang melalui jendela-jendela kecil yang ada di sekeliling benteng, jika kekuatan musuh mulai melemah maka dengan kekuatan penuh mereka akan keluar menyergap.
Tulou atau Thulew ini tidak berdiri sendiri tetapi terdapat puluhan dalam 1 lokasi. 1 Tulou terdiri dari beberapa keluarga dan marga. Mereka hidup dari bercocok tanam di area sekitar Tulou tersebut. Zaman berubah menyebabkan Tulou menjadi sepi karena banyak sudah penghuninya migrasi ke daerah perkotaan.
Kini, Tulou dijadikan objek wisata, bahkan anda juga bisa bermalam dan bermain disana dengan tarif sekitar Rp350.000/malam/kamar. Kemudian, dapat pula menyewa sepeda untuk olah raga maupun jalan-jalan di area tersebut. Malah, anda bisa mencoba beberapa masakan original Hakka.
Ada kisah lucu tentang Tulou ini; dimana dulu pernah disangka reaktor nuklir yang dibangun pemerintahan RRT (Republik Rakyat Tiongkok) atau Zhong Guo (Hakka : Cung Kwet).
Satelit Amerika Serikat, mengamat-ngamati dari kejauhan angkasa dan hasilnya membuat mereka sangat kaget karena banyak sekali reaktor nuklir yang telah dibangun Zhong Guo waktu tahun 1980-an.
Akhirnya, setelah melihat langsung barulah mereka tahu bahwa itu ternyata rumah budaya khas orang Hakka (khek). Kini, Tulou telah dijadikan warisan budaya dunia oleh UNESCO. Hal ini menunjukan betapa majunya peradaban Tiongkok, khususnya suku Hakka (khek) di masa lalu.
Bukan hanya itu saja, coba anda bayangkan, membangun rumah 5 lantai dari kayu yang bisa dihuni 400 orang dan bisa tahan ratusan tahun tanpa dimakan rayap. Sangat sulit bukan?
Mungkin hanya satu-satunya di dunia, yakni Tulou atau Thulew. Rumah budaya khas orang Hakka (Dikutip dari : bukjam.wordpress.com dengan pengeditan & penyesuaian seperlunya).