Last Updated on 25 August 2018 by Herman Tan

Kali ini Tionghoa.INFO membawakan lagi sebuah kisah nyata seorang mahasiswa yang pernah tinggal asrama di Universitas Wenhua di Taiwan. Kisah ini merupakan secuil kisah panjang sang penutur selama dia kuliah di Universitas Wenhua. Diceritakan bahwa sang tokoh utama memiliki seorang teman mantan pendeta Tao.

Umumnya pendeta Tao mirip dengan pemuka agama lainnya. Tugas utama mereka adalah memimpin upacara keagamaan, memberi nasehat. Tidak jarang ada juga yang memberi ramalan dan mengusir roh jahat. Kisah ini dituturkan oleh sang pencerita secara kronologis jadi silahkan dibacakan bagian per bagian.

Tulisan asli ini dalam bentuk bahasa Mandarin, oleh tim editor menyadurkan kembali dengan menggunakan bahasa Indonesia. Terdapat perubahan kecil, tetapi tidak sampai mengubah makna yang ingin disampaikan. Kami sengaja menggunakan bahasa gaul, karena gaya penulisan di versi asli juga ringan dan informal.

Suara Misteri: Kisah Seram Kampus di Taiwan (PART 1)

Saya sendiri juga mantan anak Wenhua. Saya juga pernah tinggal di Asrama Dalun dan Asrama Dazhuang. Waktu semester pertama tinggal di Asrama Dalun, saya cukup berbaur dengan anak-anak asrama. Anak-anak pada memiliki hobi yang sama dengan saya, suka minum-minum satu dua gelas. Makanya kami cukup sering bertandang ke salah satu bar sekedar minum-minum.

Bagi yang penasaran bagaimana bentuk gedung asrama Dalun, berikut merupakan fotonya.

Pada saat itu saya tinggal di lantai tiga. Ketua Lantai 3 juga sering ikut berkunjung di bar. (Aturan asrama jelas-jelas melarang bermain Mahjong ataupun minum minuman keras di asrama. Tetapi anak asrama Wenhua yang mana yang tidak pernah main Mahjong?)

Pada musim dingin biasanya udara akan sangat dingin di sini. Makanya anak-anak pada suka diam-diam memasak shabu-shabu di dalam asrama. Mati lampu juga adalah hal yang lumrah di sini (dan hal ini akan berkaitan dengan kisah yang akan saya ceritakan nantinya). Saya cukup dekat dengan Ketua Lantai, ditambah tiga anak asrama lainnya.

Yang satu satu jurusan jurnalis (sekarang sudah kerja di TVBS), sering mengumpulkan berbagai informasi rahasia di kampus. Yang satu lagi adalah seorang teman yang pernah menjadi pendeta Tao sehingga punya pengalaman ritual Tao. Yang satu lagi anak jurusan botani dan suka berkunjung tempat-tempat angker. Makanya saya cukup beruntung bisa mendengar berbagai cerita …

Di sini saya akan menceritakan beberapa kisah …

Usia Asrama Dalun tergolong sangat tua, sehingga banyak sekali kisah angker yang ada di sini. Dari situ saja, saya sudah mendengar setidaknya 5 cerita berbeda. Ada yang di kamar mandi, ada yang di depan gerbang, dan yang paling banyak adalah mengenai lantai 5.

Inti cerita mengenai lantai 5 itu adalah, ada seorang mahasiswa asal luar negeri yang diam-diam sembunyi di asrama pada saat tahun baru demi menghemat uang (Biasanya pada saat tahun baru, asrama ditutup). Tapi dia tiba-tiba jatuh sakit, dan karena tidak ada seorang pun yang menyadarinya, maka tidak ada yang merawat dan membawanya ke dokter.

Akhirnya dia meninggal di tempat tidur. Sampai cairan mayatnya mengalir keluar pintu kamar, baru disadari Paman Rongmin, sang petugas penjaga asrama. Semenjak itu, di lantai 5 sering kejadian ketindihan atau tengah malam ada orang yang mengetuk pintu meminta obat.

Kemudian ada satu kisah lain ada seorang cowok yang jatuh cinta dengan salah satu teman satu jurusan. Sayangnya sang gadis menyukai pria lain. Dikarenakan depresi, akhirnya dia gantung diri di lantai 5. Sebelum gantung diri, dia menggunakan sebuah meja sebagai penopangnya. Makanya terkadang di tengah malam sering terdengar suara meja yang digeser.

Kalau suara meja digeser di tengah malam sih saya pribadi pernah mendengarnya. Jadi, kebetulan ada satu teman yang tinggal di lantai 4. Sudah beberapa malam pada pukul 11 dia sering terdengar meja digeser di langit-langit. Suaranya jelas sekali. Setelah mendengar satu dua kali, dia akhirnya mengajak kami bergegas ke lantai atas untuk melihat siapa yang sedang usil.

Tetapi sesampai di lantai 5 untuk mencari sumber suara, kami hanya melihat pintu yang digembok rantai dengan kokoh dan ditutupi debu yang tebal. Di atas rantai ada sebuah plang bertuliskan “Dilarang Masuk, Bagi Pelanggar Akan Dihukum”. Sukar dipercaya ada orang yang sengaja masuk ke dalam situ.

Bersambung ke part 2

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?