Last Updated on 19 July 2017 by Herman Tan

Yang selalu orang Tionghoa inginkan adalah sebuah perubahan. Itu dapat dilihat dalam budaya. Aksara merupakan salah satu bagian dari budaya itu sendiri, yang sejak awal adanya tulisan terus mengalami perubahan tanpa kehilangan makna nya. Setiap perubahan selalu memiliki dasar untuk menggapai sebuah ‘kebenaran’.

Setiap perubahan tidak akan pernah terjadi jika kita sendiri tidak mengambil sikap untuk menjalankan perubahan itu secara langsung; walaupun kita sudah mulai mengetahui makna dan tujuan yang disampaikan oleh leluhur.

Seperti contoh, Ceng Beng yang bermakna kesucian/kemurnian dan kejelasan sebuah nama dari leluhur, dengan adanya marga yang menjaga, mengingatkan kita agar wajib memelihara nama dengan tidak mencemari marga oleh perbuatan yang tidak terpuji, hal tersebut di ikuti dengan ziarah kuburan.

Apapun keyakinan anda dalam Agama, tidak ada hubungan nya untuk tetap memelihara budaya dengan melakukan ziarah ke kuburan. Anda dapat menziarah kuburan tanpa harus membakar hio/dupa dan kertas; anda boleh menggantinya dengan menaruh bunga segar dan membersihkan sekitarnya sebagai tanda bakti.

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?