Kembali ke bertutur kisah seram dari tokoh utama kita Hong Haoyun. Kisah ini tidak berpatok pada pengalaman pribadi Haoyun, tapi juga beberapa dari cerita yang disampaikan teman-temannya. Setelah kasus elevator, kasus kamar mandi.

Kali ini kita akan membahas loker. Loker tempat para dokter menyimpan barang pun bisa menyimpan kisah seram? Seperti apa ceritanya, silahkan baca lebih lanjut. Dibalik pintu otomatis ruang operasi, bagi sebagian orang merupakan tempat yang misterius. Sebetulnya gak ada yang aneh-aneh di dalamnya.

Di situ ada sofa untuk para staf medis duduk istirahat, ada ruang ganti pakaian. Di sini umumnya penuh dengan loker-loker para dokter. Setelah selesai ganti baju, bisa ke toilet cuci muka. Toilet dan kamar mandi biasanya nyambung. Habis itu sudah bisa langsung masuk ke ruang operasi. Cerita hari ini akan seputar daerah ruang ganti baju.

Rumah sakit yang gua ceritakan ini tidak gede. Jadi loker yang ada di dalam ruang ganti pakaian tidak banyak. Hanya ada empat deret. Dua deret nempel ke dinding, dan dua di tengah sambil berdempetan. Jadi hanya ada dua jalur untuk jalan saja. Tidak seperti Rumah Sakit Universitas Taiwan Nasional yang gede.

Biarpun rumah sakitnya kecil, tapi dokter spesialisnya lumayan lengkap. Makanya jumlah loker di situ sebetulnya kurang memadai. Pada saat gua ke situ, ternyata gua harus saling berbagi dengan salah satu dokter tetap di situ. Betul-betul merepotkan.

Namun ternyata, di seberang gua ada satu loker yang ternyata kosong dan gak digunakan. di situ tertera “Loker Cadangan”. Gua hanya bisa menggerutu dalam hati. Loker ini gak buat gua pakai, mau buat siapa pakai yah?

Gua pergi tanya ke kepala perawat, jawabannya malah bikin gua lebih kesal “Ini dipakai untuk dokter luar negeri yang berkunjung ke sini, jadi dokter dalam negeri gak boleh pakai.”

Sepertinya gua harus benar-benar mendapat pembelajaran seperti di kasus di ruang operasi nomor 1, baru gua bisa insyaf. Saya sengaja melanggar aturannya. Bagaimana mungkin gua mau berbagi loker dengan orang lain.

Udah pasti langsung gua pakai loker itu saja. Setiap kali mau ganti pakaian sehabis operasi, gua masih bisa curi-curi tertawa melihat loker tertanda “Loker Cadangan” itu.

Kejadiannya di salah satu malam jam 10, waktu itu ada operasi darurat. Selesai operasi sudah hampir jam 2. Setelah mengantar pasien ke ruangan ICU, gua ke ruangan ganti pakaian. Sampai di situ, muncul pemandangan yang membuat gua hanya bisa melongo.

Pintu loker gua, eh maaf, pintu “Loker Cadangan”-nya sudah terbuka. Semua pakaian gua dibuang ke lantai (tapi komik dan buku Hentai saya masih tetap di loker). Siapa sebenarnya yang begitu keterlaluan.

Ketika saya sedang kebingungan, asisten senior yang membantu operasi gua tadi pun masuk. “Beres-bereskan barang kamu, jangan pakai loker itu” Aneh sekali, ada orang yang mengobrak-abrik loker gua, jangan-jangan ada pencuri, dan dia malah bisa setenang itu?

Kebanyakan minum teh kah dia? Seperti merasakan kejengkelan saya, si kakak senior yang akhirnya membantu memungut pakaian saya. Dia kemudian tepuk-tepuk tangan saya, “Yuk, kita minum kopi saja”.

Di dekat sofa ada mesin kopi. Di dalam kulkas juga ada sisa Yakult. Kita dua pria duduk berhadap-hadapan, dia minum kopinya, gua minum Yakult. Suara jarum jam yang berdetak di dinding terdengar lebih jelas di malam yang sunyi ini.

“Sudah lama gak kejadian seperti begini…” si kakak senior mulai bercerita.

Dulu, di sini ada seorang dokter bedah yang lumayan ahli. Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari sini. Jadi pada saat jaga shift, dia selalu ada di rumah. Kalau ada sesuatu, baru bawa mobil ke sini. Suatu malam, ada panggilan operasi darurat. Dia pun kebut ke rumah sakit.

Namun pada saat di tengah jalan dia mengalami kecelakaan. Operasi darurat akhirnya harus ditangani oleh asisten dan direktur rumah sakit sendiri. Sang dokter sendiri tidak berhasil bertahan hidup…

Semenjak itu, loker tempat dia menyimpan barang sering muncul kejadian aneh. Pada saat malam, tutup loker bisa terbuka dengan sendirinya, dan barang-barang di dalamnya dibuang keluar.

Biarpun dikunci juga sama. Awalnya dikira perbuatan pencuri, sampai suatu malam, ada satu asisten yang masuk ke ruang ganti pakaian, mendengar ada suara tutup loker dibuka.

Tentu saja aneh saja, soalnya hanya dia sendirian saja di ruangan itu. Ruangan ganti baju juga tidak gede. Kalau ada orang yang masuk pun seharusnya ketahuan. Akhirnya si asisten pun berputar untuk melihat. Yang terlihat hanyalah barang-barang berceceran di lantai.

Ketika dia mencoba mendekat untuk mengecek lebih jelas dia melihat ke dalam cermin yang ada di dalam loker tersebut. Di bayangan cermin ada sesosok yang sekujur tubuhnya berlumuran darah! Dia langsung kalang kabut dan kabur dari ruangan itu.

“Loker Cadangan” yang bisa terbuka dengan sendirinya di tengah malam, dan membuang seluruh barang ke lantai…

Semenjak kejadian itu, akhirnya loker itu pun dibiarkan kosong. Dikarenakan kejadiannya selalu terjadi di tengah malam jam satu dua begitu, makanya dianggap cocok kalau loker ini dipakai untuk dokter tamu luar negeri. Karena mana ada tamu yang mungkin di sini sampai tengah malam?

“Sungguh! Orang baik gak ada yang berumur panjang! Gak perlu tebak pun kamu bisa tahu, tengah malam jam 1 itu sebetulnya adalah waktu dia kecelakaan karena kebut datang ke rumah sakit ini. Sungguh kasihan. Sudah meninggal tetapi masih belum bisa meninggalkan tempat ini.”

Setelah menggoyang-goyang gelas kosong, sang kakak senior pun melempar gelasnya ke dalam tong sampah.

Jadi antara maling yang mengacak-acak isi loker, atau “sesuatu” yang melakukannya. Kira-kira siapa yang lebih memungkinkan?

Bersambung ke part 12

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?