Last Updated on 18 April 2021 by Herman Tan

Catatan redaksi sebelum membaca part 9 ini : Pembaca yang kebetulan bekerja di RUMAH SAKIT perlu tahu hal ini. Ini merupakan salah satu kebiasaan unik yang diterapkan di hampir semua RUMAH SAKIT di TAIWAN. Tidak tahu bagaimana dengan RUMAH SAKIT yang ada di Indonesia.

Kisah kali ini berkaitan dengan ranjang yang ada di rumah sakit. Tentunya kita tahu kalau ranjang rumah sakit pasti ditinggali banyak pasien. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika ada satu dua kisah seram seputarnya. Mari kita simak, kejadian misteri apa yang pernah terjadi?

Di rumah sakit, kalau sang pasien sudah keluar, maka ranjang harus dibersihkan. Setelah melewati serangkaian proses pembersihan, baru boleh digantungkan tanda “Proses Pembersihan Selesai”.

Selain itu, juga kepala dan kaki ranjang di atur tinggi, sehingga membentuk huruf N. Kalau pasiennya meninggal, harus lebih ketat lagi, selain melakukan yang disebutkan harus membalikkan kasur ranjang.

Pada umumnya proses pembersihan ranjang ini diurus oleh tenaga outsource. Tapi kalau sampai ada bekas darah dan sebagainya, maka sudah menjadi tugas perawat untuk menanganinya. Apalagi kalau di rumah sakit kecil, atau di tengah malam pada saat jumlah tenaga tidak mencukupi, mulailah muncul masalah!

Sebetulnya kejadian di rumah sakit itu, bukan pengalaman pribadi gua. Tapi adalah teman gua Dokter H yang pada saat itu melakukan operasi darurat. Gua akan pakai sudut pandang orang pertama untuk menceritakannya.

Ukuran rumah sakit sana tidak gede, sehingga yang keluar masuk juga tidak banyak. Lagipula posisi rumah sakit sana kurang bagus.

Seringkali ada kecelakaan lalu lintas di sana, tapi jumlah pasien yang diantar ke situ tidak banyak. Kebanyakan rawat inap di sini adalah penyakit yang tipenya lambat, yang tidak membutuhkan penanganan segera.

Pada malam hari, seorang pasien dikarenakan radang paru-paru mengakibatkan terjadi sepsis, kondisinya gawat. Terus dikarenakan tidak ada anak, sanak keluarga pun tidak ada yang mempersiapkan penanganan memadai.

Selain itu pemberian antibiotik Cefa Genta Metronidazole pun sudah tidak ada efek. Ini sepertinya kemungkinan besar akan tak tertolong…

Dan memang pada saat malam menjelang jam 12, detak jantung turun menjadi 40 ke bawah. Anggota keluarga pun mengatakan untuk melepaskan alat bantu di rumah sakit saja.

Dokter yang sedang sial seperti saya terpaksa harus menulis surat keterangan medis dan berpesan pada perawat, kalau sudah saatnya harus mengumumkannya harap hubungi saya.

Kira-kira lewat jam 12, jantungnya berhenti. Setelah saya mengumumkan jam kematiannya, jenazah dipindahkan ke ranjang kecil, saya pun mengurus surat keterangan kematian. Ranjang yang kosong ini kebetulan bisa dipakai lagi untuk penanganan gawat darurat seorang pasien kecelakaan yang kakinya patah.

Di kondisi seperti sekarang itu, yang paling kasihan adalah perawat. Membersihkan ranjang di tengah malam merupakan pekerjaan yang super melelahkan. Apalagi karena ada pasien baru yang sudah menunggu. Ini bukan salah saya yah.

Tengah malam jam tiga, pasien ditempatkan di ranjang itu. Kaki patah tidak harus segera dioperasi. Dokter spesialis tulang di rumah sakit sini juga tidak melakukan operasi darurat di tengah malam. Jadi setelah diberi suntikan untuk mereda rasa sakit kami pun pergi. Lalu mulailah kejadian yang paling melelahkan itu.

Awal-awalnya, setengah jam setelah kami pergi jantung pasien tiba-tiba tidak stabil, jadi saya dihubungi. Akhirnya saya pun memberikan kejutan listrik dua kali. Akhirnya kami memasang mesin ECG untuk memantau kondisinya.

Setelah memastikan kondisi jantungnya sudah stabil baru kami pergi lagi. Setengah jam lagi ternyata terjadi tachycardia! Kembali saya berikan kejutan listrik dua kali. Kali ini saya pun bertanya lebih detail mengenai catatan medisnya ke anggota keluarga.

Dia tidak memiliki catatan sejarah penyakit apa-apa. Ya jelas saja, seorang pria baru berusia awal 30-an mana mungkin ada penyakit jantung seperti begini! Setelah diberikan obat, kami pergi lagi. Dan setengah jam kemudian dia kambuh lagi!

Anggota keluarga pun juga mulai panik, sambil menangis bertanya ini karena apa, apa mungkin jantungnya rusak gara-gara tabrakan…

Setelah melakukan penyelamatan sebanyak empat kali, saya gak peduli lagi, pokoknya pasang Cordarone IVD dulu baru lihat bagaimana! Lalu pada saat menghitung takaran obat, anggota keluarga pasien sebelah yang tidak bisa tidur pun menghampiri saya…

Anggota Keluarga : “Dok, kamu ada melihat tidak?”
Saya : “Apa?” (Gak bisa lihat orang sedang sibuk kah?)
Anggota Keluarga : “Orang itu!”
Saya : “Yang mana?”

Anggota Keluarga : “Orang yang berdiri di samping ranjang itu!”
Saya : “???”
Anggota Keluarga : “Samping ranjang situ ada orang. Setiap kali kalian pergi dia akan memanjat ke ranjang, lalu kalian harus menolong. Setiap kali setelah dikejut, dia akan turun. Tapi begitu kalian pergi dia akan naik lagi!”
Saya : “Oh ya?”

Kali ini saya gamang. Bagaimana mungkin bisa terkena kasus seperti begini? Kebetulan kepala perawat yang bertugas juga karena terus ikut melakukan penyelamatan, jadi ingin tahu juga penyebabnya apa. Saya pun beritahu ke kepala perawat mengenai tadi.

Kondisi kasur harus dalam berbentuk “N” Kalau ada pasien yang meninggal, maka harus membalikkan kasur. Kalau tidak, salah-salah malam hari bisa berebut kasur dengan hantu.

Kepala perawat pun bertanya ke dua perawat. Ternyata benar! Karena perawat yang satu yang bertugas membersihkan ranjang ini belum berpengalaman, sedangkan yang satu lagi karena sedang sibuk juga tidak bisa membantu, jadi pada saat selesai membersihkan ranjang dia LUPA MEMBALIKKAN KASUR!

Bagaimana ini. “Orangnya” masih terbaring di bagian bawah. Baiklah baiklah. Akhirnya kami memutuskan untuk memindahkan pasien ke ruang pengobatan untuk istirahat. di situ gak ada kasur, lihat bagaimana “dia” bisa naik ke atas!

Tidak jelas apakah seluruh rumah sakit Taiwan memiliki kebiasaan membalikkan kasur. Bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut cerita Hong Haoyun yang lain, silahkan baca bagian pertama kisah seramnya disini.

Bersambung ke part 10

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?