Last Updated on 18 April 2021 by Herman Tan

Qiān lǐ sòng é máo
千里送鹅毛

Mengantar bulu angsa dari ribuan kilo meter jauhnya.

Ungkapan ini biasanya disambung dengan kalimat “Qian Li Song E Mao, Li Jing Jing Yi Chong”. Yang artinya walaupun sumbangan/hadiahnya cuma sedikit, tapi ketulusan hatinya sangat besar.

Contohnya seorang anak SD kelas satu di Jakarta yang rela menyumbangkan tabungannya sebesar 25 ribu rupiah untuk korban bencana alam di Aceh. Ini boleh diibaratkan dengan ungkapan diatas, jauh-jauh dari Jakarta hanya nyumbang 25 ribu rupiah.

Di sini jangan dilihat kecilnya nilai nominal (seperti ringannya bulu angsa!), tapi justru harus dikagumi tentang ketulusan hati si anak tsb dalam ikut tergugah merasakan beban yang dialami saudara-saudaranya yang di Aceh, sehingga rela menyumbangkan uang satu-satunya yang dia miliki itu.

Qiān lǐ zhī dī, kuì yú yǐ xué
千里之堤, 溃于蚁穴

Sebuah lubang semut yang kecil, bisa menjebolkan tanggul yang ribian kilo panjangnya。

Ungkapan ini digunakan untuk mengingatkan kita bahwa kita jangan selalu mengabaikan hal-hal yang sepele, karena biasanya hal-hal yang sepele itulah yang bisa membinasakan semua hasil yang telah susah-susah dicapainya.

Contohnya soal perjudian, jangan sampai ada yang menganggap bahwa JUDI itu biasa-biasa saja, nggak ada pengaruh apa-apa, sehingga dengan seenak perut anda bilang bahwa judi tidak berbahaya. Kita justru harus melihat proses sampai bermain judi itu bagaimana!

Pengaruh apa yang didapat dari proses bermain judi bagi sikap dan mental manusia, dsb! Kalau semuanya bisa berpandangan demikian, maka saya yakin bahwa kita harus dengan gigih menentang adanya perjudian, apalagi sampai menganjurkan orang untuk berjudi.

Tiān mìng zhī wéi, mìng shuāi xìng zhī, wéi dào, xiū dào zhī wéi jiǎo
天命之为, 命衰兴之, 为道, 修道之为矫

Nasib bawaan seseorang/Tian Ming biasanya ditentukan oleh Tian; bisanya dirubah nasib itu, hanya dengan SIUTAO dan berbakti kepada TAO.

Ungkapan ini menasehati bahwa kita harus menerima apa yang telah diberikan oleh Tian, namun tidak boleh putus asa dengan keadaan nasib kita, Karena nasib yang sangat sialpun bisa dirubah menjadi lebih baik, kalau kita mau merubahnya dengan cara SIUTAO dan berbakti kepada TAO (beramal sebanyak‐banyaknya!)

Wàng zì zūn dà
妄自尊大

Terlalu memandang tinggi kemampuan diri sendiri.

Ungkapan ini untuk menggambarkan sifat seseorang yang terlalu takabur/terlalu besar kepala, karena terlalu memandang tinggi kemampuan dirinya, padahal belum tahu apa-apa. Hal ini paling sering terjadi dalam usaha kita belajar sebuah agama, sehingga sering malah menjerumuskan kita kelembah ketahyulan dan sesat.

Wàng zì fēi báo
妄自菲薄

Terlalu memandang rendah kemampuan diri sendiri.

Ungkapan ini biasanya untuk menggambarkan seseorang yang terlalu rendah diri (minder), ini terjadi karena orang tsb terlalu meremehkan kemampuan diri sendiri, karena tidak adanya kepercayaan terhadap diri sendiri. Hal ini biasanya terjadi karena seseorang kurang menguasai ilmu pengetahuan serta minim pengalaman hidupnya.

Sānsī érhòu xíng
三思而后行

Setelah dipikir berkali-kali baru dilaksanakan.

Ungkapan ini biasanya dipakai untuk menasehati orang dalam melakukan sesuatu harus dipikirkan sampai berkali-kali dahulu. Terutama kalau bisa memikirkan untuk kepentingan orang banyak, dan apakah sesuai dengan suara hati nurani kita.

Misalnya dalam sebuah diskusi, kita mesti hati-hati kalau mengatakan argumentasi-argumentasi yang kiranya bakal menjerumuskan orang lain kedalam ketahyulan ataupun kesesatan (sehingga sebelum menulis sesuatu ya harus dipikirkan sampai berulang kali!).

Tapi jangan pernah ragu-ragu untuk tampil membuka semua kepalsuan baik secara sengaja ataupun tidak sengaja yang kiranya akan menjerumuskan orang lain ke dalam jurang ketahyulan atau kebodohan.

Míng zhī gù fàn
明知故犯

Sudah tahu salah masih berbuat.

Ungkapan ini biasanya dipakai untuk menunjukkan perbuatan seseorang yang dengan sengaja melanggar peraturan.

Misalnya Sudah tahu lampu sedang merah, masih nekat menerobos simpang empat; sudah tahu ada tanda dilarang masuk, masih tetap menerobos masuk.

Míng zhī shān yǒu hǔ, piān xiàng hǔ shān háng
明知山有虎, 偏向虎山行

Sudah tahu di gunung itu ada macan, malah sengaja berjalan menuju gunung itu.

Ungkapan ini bisa mempunyai pengertian yang positif ataupun negatif. Yang positif Menandakan seseorang yang berusaha dengan persiapan matang untuk menghadapi tantangan-tantangan di depannya.

Sementara yang negatif Menandakan seseorang yang cuma modal nekat saja dalam melakukan sesuatu. Misalnya sudah tahu berjudi itu rawan bisa menghancurkan keluarganya, eh koq dia masih sengaja pergi ke tempat judi.

Bùzhī liànglì
不知量力

Tidak tahu mengukur kemampuan diri.

Ungkapan ini biasanya dipakai untuk menasehati seseorang yang mulai sombong dalam tingkah lakunya (lupa diri), atau seseorang yang biasa suka berfoya-foya, sehingga terjadilah hal-hal besar pasak daripada tiang.

Misalnya sudah tahu gajinya pas-pasan, anak masih banyak yang butuh biaya sekolah, eh koq dia malah suka mabuk-mabukan minum alkohol dan merokok.

Tiān zuò niè yóu kě wéi, zì zuò niè bú kě huó
天作孽犹可 违, 自作孽不可活

Nasib yang ditentukan THIAN masih bisa diubah, kalau diri sendiri yang selalu berbuat jahat, maka tamatlah riwayatnya.

Ungkapan ini biasanya untuk menasehati kita, bahwa kita jangan sampai tunduk dan pasrah kepada nasib begitu saja, tapi berusahalah banyak-banyak berbuat Kung Tek (amal) untuk bisa terhindar dari takdir/nasib yang buruk selanjutnya.

Juga mengingatkan kita dalam menjalani hidup ini haruslah selalu waspada, jangan sampai berbuat suatu kejahatan (korupsi; membunuh; menyiksa orang lain; kikir dsb), justru perbuatan jahat diri kita sendiri itulah yang paling berat hukumannya.

Dibuat oleh : Shanmao @siutao.com (中国熟语 – 第一册)
Diedit oleh : Mirianto
Dipublikasi oleh : Tionghoa.INFO

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?