Last Updated on 5 March 2022 by Herman Tan Manado
Mungkin pembaca sudah banyak tahu tentang dua kasim kekaisaran (Hanzi : 太监, pinyin : tàijiàn) yang paling termasyhur di Tiongkok karena jasa-jasa mereka, yakni Zheng He dan Cai Lun.
Namun masih ada 9 kasim lainnya yang memiliki pengaruh sangat kuat di kekaisaran, baik itu pengaruh yang menjadikan kekaisaran tersebut makin kuat ataupun yang menyebabkan keruntuhan dinasti tersebut.
Ke sembilan kasim tersebut adalah Zhao Gao dari dinasti Qin, Zhang Rang dari dinasti Han, Li Fuguo dan Gao Lishi dari Dinasti Tang, Tong Guan dari dinasti Song Utara, Wang Zhen, Wei Zhongxian dan Liu Jin dari dinasti Ming, serta Li Lianying dari dinasti Qing.
Baca juga : Kasim Dalam Kekaisaran Tiongkok
1. Zhao Gao (赵高), Kasim Dinasti Qin (221 SM – 206 SM)
Zhao Gao (赵高) adalah seorang kasim sekaligus politisi yang mengabdi pada tiga kaisar dinasti Qin dan dianggap bertanggung jawab atas keruntuhan dinasti tersebut.
Setelah kematian kaisar Qin Shi Huang pada 210 SM, Zhao Gao dan Li Si si penasihat, diam-diam mengganti wasiat terakhir sang kaisar mengenai Fusu, sang putra mahkota atas tahtanya.
Dalam wasiat yang dipalsukan itu, Fusu diperintahkan untuk bunuh diri sementara Huhai, putra bungsu kaisar sekaligus murid Zhao Gao, diangkat sebagai kaisar baru.
Saat Huhai diangkat sebagai kaisar Qin Er Shi, Zhao Gao menjadi pendamping yang paling dipercaya dan merayu kaisar untuk menghabisi kakaknya sendiri untuk mempertahankan kekuasaan, dan akhirnya menggunakan kesempatan ini untuk membunuh lawan-lawan politiknya seperti Meng Tian, seorang anggota militer terkenal saat itu.
Ia juga menuduh Li Si melakukan pengkhianatan dan menghukum mati seluruh keluarganya, sehingga setelah itu ia menggantikan posisi Li sebagai penasihat dan memonopoli kekuasaan negara.
Pada 207 SM, saat terjadi pemberontakan, Zhao Gao menjadi khawatir kalau Qin Er Shi akan menyalahkannya, lalu ia melakukan kudeta dan membunuh sang kaisar.
Ada sebuah idiom 指鹿为马 (Zhǐlùwéimǎ) yang secara harafiah berarti “Menyebut Rusa dengan Kuda“ yang berasal Zhao Gao. Untuk melihat kepopulerannya di antara para menteri, suatu waktu Zhao membawa seekor rusa ke istana dan berkata pada kaisar, “Ini ada seekor kuda yang saya hadiahkan pada Yang Mulia.”
Sang kaisar tertawa dan berkata, “Anda salah. Ini seekor rusa. Kenapa Anda menyebutnya seekor kuda?”. Namun Zhao tetap bersikeras kalau itu adalah seekor kuda, dan bertanya pada menteri lain binatang apa yang dibawanya.
Yang mengejutkan kaisar, semua menteri hanya berdiri dengan tenang, ada yang diam tapi juga ada yang mengatakan itu seekor kuda, tidak ada yang berani mengatakan kebenarannya. Idiom ini digunakan untuk menggambarkan sikap seseorang yang memutarbalikkan fakta.
2. Zhang Rang (张让), Kasim Dinasti Han Timur (25 – 220)
Pada akhir-akhir kekuasaan Dinasti Han Timur, sekelompok kasim yang dipimpin oleh Zhang Rang (张让) mendominasi istana kekaisaran. Ini membuat Kaisar Ling yang berkuasa saat itu memanggil Zhang Rang sebagai ‘ayah’.
Zhang Rang dan sesama kasim lainnya sering membuat tuduhan palsu dan membunuh setiap pejabat kekaisaran yang memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda dengan mereka. Perbuatan mereka menyebabkan goncangan hebat di akhir kekuasaan Dinasti Han Timur.
Zhang menyarankan kaisar untuk menetapkan pajak yang sangat tinggi untuk membangun istana-istana mewah dan mengambil keuntungan dari pembangunannya. Banyak pejabat seperti He Jin, Yuan Shao dan Cao Cao, berpikir bahwa kekuatan Zhang Rang terlalu besar.
Setelah kaisar Ling wafat dan diteruskan oleh putranya, para pejabat ini menyerang istana untuk melawan para kasim tersebut (Zhang Rang dan kawan sesama kasimnya disebut ‘Sepuluh Kasim’), namun rencana ini gagal total dan He Jin dipenggal oleh para kasim tersebut.
Lalu Zhang menculik kaisar serta saudara laki-lakinya yang menjadi putra mahkota, yang akan menjadi Kaisar Xian nantinya. Namun Zhang berhasil dikepung oleh tentara musuh dan menjatuhkan dirinya ke sungai hingga tenggelam.
3. Li Fuguo (李輔國), Kasim Dinasti Tang (608 – 907)
Li Fuguo (704 – 762), yang terlahir dengan nama Li Jingzhong (李靜忠), dan nama Li Huguo (李護國) pada 757 hingga 758. Ia juga disebut Pangeran Chou dari Bolu (博陸醜王) adalah kasim kerajaan di masa pemerintahan Kaisar Suzong (Li Heng) dari dinasti Tang.
Ia mengabdi pada Li Heng sejak kaisar itu masih menjadi putra mahkota ayahnya Kaisar Xuanzong, lalu mendukung Li Heng untuk naik tahta selama pemberontakan Anshi saat kaisar Xuanzong dilanda kebingungan.
Ia menjadi kasim yang sangat berpengaruh dan berkomplot dengan istri Kaisar Suzong permaisuri Zhang, namun mereka bertikai dan ia membunuh sang ratu pada tahun 762 setelah sang kaisar meninggal.
Ia menjadi sosok terkenal saat putra Kaisar Suzong naik tahta, kaisar Daizong. Namun ia diusir dari istana dan dibunuh oleh pembunuh bayaran yang dikirim oleh kaisar Daizong setelahnya.
Kasim Li sangat cerdas dan pandai dalam bicara namun sangat brutal. Dia menjilat pangeran, perdana menteri, kaisar namun ketika mereka tidak menggunakannya lagi, dia akan membunuh mereka tanpa ampun.
Namun ia dihukum mati dengan cara ditarik oleh keempat kuda hingga semua anggota badannya terpotong dan dilemparkan ke hutan.
4. Gao Lishi (高力士), Kasim Dinasti Tang (608 – 907)
Gao Lishi (高力士) adalah salah satu kasim paling berkuasa di dinasti Tang. Dia merencanakan dan membantu Li Longji untuk membunuh mantan kaisar wanita Wei dan putri Tai Ping, menjadi pengikut kaisar Ming yang paling setia sepanjang dinasti itu.
Gao berkontribusi terhadap masa keemasan di awal berdirinya dinasti Tang, walaupun penampilannya dianggap “mencolok” di antara semua kasim yang ada di Tiongkok kuno.
5. Tong Guan (童贯), Kasim Dinasti Song Utara (960 – 1126)
Setelah kaisar Huizong naik tahta, kasim Tong Guan (童贯) menggunakan semua akal bulusnya untuk menjilat kaisar dan menonjolkan dirinya dengan sangat cepat di lingkungan istana.
Ia berkolusi dengan Cai Jing untuk menyingkirkan pejabat lain di istana dengan menunjuk keluarga dan teman-teman mereka sebagai pejabat di berbagai kementerian berbeda.
Kasim Tong juga mengendalikan kemiliteran selama 20 tahun, namun selalu kalah perang dengan tentara Jin dan Liao. Tapi kekalahan itu tidak membuatnya kehilangan kendali terhadap militer kerajaan.
6. Wang Zhen (王振), Kasim Dinasti Ming (1368–1644)
Di era dinasti Ming, Zhu Yuanzhang (朱元璋) sebagai pendiri dan kaisar pertama sudah berusaha menangani segala masalah yang disebabkan oleh para kasim yang licik.
Zhu Yuanzhang dianggap berlebihan karena mengurangi jumlah kasim yang berada di lingkungan istana secara drastis.
Selain itu dia juga melarang para kasim mengurus dokumen2 penting karena menganggap bahwa mereka ‘buta huruf’ (tidak paham soal itu), dan menghukum mati mereka2 yang berkomentar/ikut campur tentang urusan kerajaan.
Namun situasi ini tidak berlangsung lama saat kaisar Hongwu tidak lagi berkuasa. Pada masa pemerintahan kaisar Yingzong, Wang Zhen (王振) naik ke permukaan. Sebenarnya ia adalah seorang sarjana, namun tidak cukup paham untuk lulus di ujian kekaisaran.
Untuk mendapatkan posisi di kerajaan, ia mengebiri dirinya sendiri dan menjadi kasim kerajaan agar bisa menjadi pelayan pribadi kaisar, yang naik tahta saat masih anak-anak. Kasim Wang mendominasi pengaruh kaisar anak-anak itu dan mengambil alih urusan Negara.
Pada tahun 1449, dengan mengabaikan strategi militer biasa, Wang menyarankan kaisar segera mengatur Perang Benteng Tumu melawan bangsa Mongol. Sehingga tidak mengherankan, kaisar muda yang tidak berpengalaman itu kalah dan dipenjarakan oleh musuh.
Lebih dari 200.000 tentara dan 100 pejabat terbunuh dalam pertempuran. Kegagalan ini mengguncang dinasti Ming dengan luar biasa, dan kasim Wang pun segera dihukum mati oleh kaisar berikutnya.
7. Wei Zhongxian (魏忠贤), Kasim Dinasti Ming (1368–1644)
Tentu kebanyakan kasim adalah orang miskin. Wei Zhongxian (魏忠贤), yang arti namanya adalah bijak dan loyal, memulai karirnya sebagai mantan preman buta huruf. Namun ia sangat lihai menjilat. Ia menjadi kasim untuk melarikan diri dari krediturnya.
Setelah ia masuk istana, ia mendekati Madam Ke, nenek dari kaisar Ming nantinya, dan mulai memanipulasi kaisar. Sebagai balas jasa, kaisar itu memberikan Wei kekuasaan mutlak di istana.
Wei adalah sosok kasim yang berhasil membuat seluruh kerajaan dimanipulasi oleh para kasim hingga mencapai puncaknya. Ia mempersekusi siapapun yang menentang keputusannya, dan berakhir dengan hukuman mati serta penjara bagi para pejabat.
Bahkan Wei sendiri memproklamirkan dirinya sebagai “Sembilan Ribu Tahun” (九千岁)”. Karena sang kaisar disebut “Sepuluh Ribu Tahun” (万岁). Liu mengumumkan bahwa dirinya adalah orang paling penting kedua di Negara ini.
8. Liu Jin (刘瑾), Kasim Dinasti Ming (1368–1644)
Liu Jin (刘瑾), yang hidup pada tahun 1451 hingga 1510 adalah salah satu kasim terkenal di sejarah dinasti Ming saat kaisar Zhengde berkuasa, sekaligus pejabat istana paling korup selama dinasti itu berdiri. Dia mengabdi pada pangeran Zhu Houzhao muda yang akan menjadi penerus kaisar Zhengde nantinya.
Setelah sang pangeran menjadi kaisar, ia dipromosikan menjadi kepala kasim istana dengan sangat cepat. Kelompok kasim yang dikepalainya disebut “Delapan Macan”, yaitu kasim-kasim yang memegang kendali besar di istana.
Gaya hidup kaisar Zhengde yang bebas dan kotor memberikan beban berat pada rakyatnya. Ia menolak semua masukan menteri-menterinya dan membiarkan berkembangnya pengaruh kasim jahat di istana.
Kasim Liu membuat banyak perubahan peraturan seperti mengajak para janda untuk menikah lagi, sebuah pergerakan yang bertentangan dengan pandangan Konfusian yang dianut masyarakat.
Banyak pejabat dan kasim lain yang sebenarnya menentangnya, salah satunya pemberontakan yang digagas oleh Pangeran Anhua Zhu Zhifan, namun usahanya gagal. Salah satu pejabat bernama Yang Yiqing membujuk kasim lain bernama Zhang Yong untuk melaporkan usaha kudeta yang dilakukan kasim Liu.
Awalnya kaisar Zhengde tidak percaya, dan mempertimbangkan untuk mengasingkan kasim Liu ke wilayah Fengyang di provinsi Anhui sebagai antisipasi. Namun, penemuan persenjataan oleh kasim Zhang di rumah kasim Liu mengantarkan si kasim jahat tersebut pada nasibnya.
Mengetahui itu, kaisar memerintahkan kasim Liu untuk dihukum mati di Beijing dengan cara dipotong-potong hingga seribu potong, sebuah proses menyakitkan, yang membuatnya dipotong hingga 3,357 potong!
Menurut saksi, seorang saksi yang sangat marah pada Liu membeli sepotong daging dari tubuh Liu seharga satu qian (satuan mata uang paling kecil saat itu), dan memakannya bersama arak beras. Kasim Liu meninggal di hari kedua, setelah tiga hingga empat ratus potong terlepas dari tubuhnya.
Menurut sebuah laporan yang dibuat sesaat sebelum ia dihukum mati, kekayaan Liu sebanyak 12.057.800 tael (449.750 kg) emas dan 259.583.600 tael (9.682.470 kg) perak diangkut dari rumahnya.
Pada 2001, media Asian Wall Street Journal menempatkan kasim Liu dalam daftar 50 orang terkaya di Tiongkok selama 1000 tahun terakhir, walaupun jumlah kekayaan sebenarnya bisa lebih sedikit.
9. Li Lianying (李连英), Kasim Dinasti Qing (1636–1912)
Li Lianying (李连英) lahir pada 12 November 1848 – 4 March 1911) menghabiskan 52 tahun di istana. Dia adalah pelayan favorit Ibusuri Cixi (慈禧太后; Cíxǐ Tàihòu). yang memerintah dari balik tirai sesaat setelah wafatnya Kaisar Xianfeng (suaminya) pada tahun 1861.
Selain itu, ia merupakan kasim paling berpengaruh dan berkedudukan tinggi, juga paling kaya dengan masa jabatan paling lama selama dinasti Qing berkuasa. Kesetiaan dan kebrutalannya tidak tertandingi oleh pejabat lain di jamannya.
Sebagai kasim kepercayaan dari janda permaisuri Cixi, kasim Li memegang posisi yang sangat berpengaruh di istana bagian dalam. Dia memiliki kendali atas hal-hal seperti ketika pejabat dapat diberikan audiensi/pertemuan 4 mata dengan janda permaisuri.
Dengan demikian, ia pun berhasil memperoleh kekayaan dari sogokan yang dia kumpulkan dari para pejabat.
Kasim Li dicurigai meracuni Kaisar Guangxu, kaisar ke 11 Dinasti Qing yang meninggal pada 14 november 1908, tepat 1 hari sebelum kematian Cixi. Di akhir kekuasaan Dinasti Qing, Kasim Li meminta izin dari janda permaisuri Longyu (istri Kaisar Guangxu) untuk pensiun setelah kematian janda permaisuri Cixi pada tahun 1908.
Longyu menyetujui permintaannya dan mengizinkannya pulang ke rumah setelah 100 hari berlalu sejak kematian janda permaisuri Cixi. Li menjalani masa pensiunnya dan meninggal pada tahun 1911, tepat sebelum Revolusi Xinhai pecah.
Dia dimakamkan di Enjizhuang (恩濟莊) di Distrik Haidian, Beijing . Kasim Li diyakini telah meninggal karena disentri. Namun, ketika kuburannya digerebek pada tahun 1966 pada revolusi Kebudayaan, para perampok makam tersebut menemukan bahwa kuburannya hanya berisi tengkoraknya saja.
Oleh karena itu, ada desas-desus bahwa kasim Li mungkin dibunuh (dipenggal) oleh janda permaisuri Longyu.
Selain itu, ada juga beberapa kasim lainnya yang terkenal, seperti kasim Cai Lun sang penemu kertas, dan Zheng He, utusan Dinasti Ming ke wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Baca juga : Kasim Dalam Kekaisaran Tiongkok
Referensi :
• Theworldofchinese.com : Eunuchs with Balls
• China.org : Top 10 eunuchs in ancient China
Apakah kasim itu posisinya dapat disejajarkan dengan jabatan perdana menteri istana? Kan sama2 hanya bertanggung jawab/melapor terhadap kaisar.