Last Updated on 18 April 2021 by Herman Tan

Dengan terbukanya dan adanya keikutsertaan Indonesia dalam era perdagangan bebas bermuara pada peningkatan kerja sama dengan negara lain di bidang perdagangan. Hal ini tentu menyebabkan terbukanya pasar dunia, dimana masyarakat Indonesia akan dibanjiri oleh produk2 ekspor.

Berbagai produk luar negeri seringkali ditemukan di Indonesia, mulai dari alat-alat elektronik, fashion, kecantikan, otomotif, dan lain sebagainya.

Terlepas dari adanya penolakan dari sebagain kalangan, kondisi seperti ini sejatinya juga memberikan dampak keuntungan bagi Indonesia, karena adanya kemudahan untuk mengakses dan mendapati produk yang belum diproduksi sendiri. Seperti yang kita tahu, produk2 asing begitu berjaya di negeri ini.

Di antara berbagai produk-produk impor tersebut juga terdapat barang ekspor yang datang dari negeri tirai bambu, Tiongkok. Meski begitu, produk2 ‘Made In China’ sering kali dianggap memiliki kualitas yang kurang baik.

Sebagian masyarakat yang langsung mengeluarkan pendapatnya dimana barang2 buatan negara panda adalah barang yang cepat rusak. Mereka menganggap bahwa walaupun harga barang yang ditawarkan oleh negara tersebut terbilang murah, namun kualitas barang tidak berbanding lurus dengan harganya.

Jika ditelusuri lebih dalam, maka terdapat beberapa faktor yang menyebabkan adanya harga yang relatif murah pada produk buatan Tiongkok. Yuk simak faktor2nya dalam ulasan artikel berikut ini :

1. Jumlah Penduduk

Tiongkok merupakan negara dengan populasi terbesar di dunia.  Berdasarkan data yang dilansir oleh data populasi dunia, jumlah penduduknya mencapai angka 1.379 juta jiwa, dimana hampir menguasai 20% penduduk bumi di dunia! Itu belum termasuk wilayah Taiwan yang hingga kini masih di klaim oleh mereka sebagai propinsi ke-23.

Dengan adanya sumber daya manusia yang tersedia di Tiongkok, tentu menimbulkan logika sederhana dimana perusahaan-perusahaan industri disana akan sangat mudah untuk mendapatkan tenaga kerja. Hal ini berbeda dengan negara dengan penduduk yang sedikit.

Tidak usah jauh2. Bandingkan saja dengan negara Jepang yang produk2 nya sempat berjaya di era 1990-an, yang hanya memiliki total populasi 1/10 dari Tiongkok; dimana mereka akhirnya cenderung kesulitan untuk memproduksi jumlah barang skala besar dengan jumlah tenaga kerja yang terbatas.

Tiongkok adalah salah satu negara yang mana pemerintahnya mengedepankan adanya pendidikan. Pemerintah Tiongkok berupaya untuk memberikan kesempatan bagi warganya untuk dapat menempuh pendidikan setinggi-tingginya, sehingga masyarakatnya memiliki keterampilan dan keahlian kerja yang memadai.

Hal ini terlihat dari bagaimana mereka merupakan negara yang mandiri dan mampu memproduksi sendiri barang-barangnya tanpa perlu tergantung/mengimpor dari negara lain.

2. Upah Tenaga Kerja

Upah tenaga kerja pabrik di Tiongkok digaji rendah

Berbeda dengan negara lainnya, Tiongkok adalah negara yang memberikan upah yang tergolong murah bagi tenaga kerjanya. Bila dibandingkan dengan negara2 maju lainnya, perbedaannya bisa mencapai 50%!

Meski Tiongkok dianggap sebagai salah satu negara kaya, tapi gap perbedaan antara si kaya dan si miskin disana masih terlampau jauh.

Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan disana belum merata (terutama di propinsi2 wilayah tengah dan barat Tiongkok). Karena itu tingkat kemiskinan disana masih tergolong tinggi, dan banyak masyarakat yang menganggur.

Sehingga untuk bertahan hidup sehari2 sebagian penduduk disana bersedia dibayar dengan upah yang rendah.

3. Kebijakan Pemerintah

Berbeda dengan mayoritas negara lainnya yang memiliki alur birokrasi dan managemen usaha yang berbelit-belit, Tiongkok adalah negara yang memiliki alur birokrasi yang tergolong mudah dan cepat. Salah satunya adalah dalam bidang perizinan, yang terkadang sulit untuk dikantongi oleh perusahaan-perusahaan asing.

Mengantongi izin usaha dari pemerintah setempat merupakan sebuah hal pokok bagi setiap industri. Dengan adanya alur birokrasi yang cepat dan mudah serta kebijakan yang menguntungkan para investor, maka tak heran Tiongkok banyak diminati oleh industri besar dan terkenal dunia.

4. Sumber Daya Alam Melimpah

Negara penghasil batu bara terbesar di dunia

Negara Tiongkok memiliki sumber daya alam yang melimpah. Selain merupakan negara dengan sumber daya batu bara terbesar di dunia dengan cadangan deposit mencapai 1 triliun ton (menyumbang lebih dari 13% dari total batubara dunia).

Mereka juga memiliki sumber daya mineral dengan menempati urutan ke 3 dunia dengan total 12% dari total volume dunia!

Sejauh ini telah ditemukan 171 jenis mineral yang tersebar di wilayah Tiongkok tengah, seperti provinsi Liaoning, Hebei, Shanxi dan Sichuan; sehingga menjadikan mereka sebagai salah satu negara yang memiliki sumber daya mineral dengan jenisnya relatif lengkap dan tingkat kekomplitannya relatif tinggi.

Produk2 mineral tanah yang melimpah disana antara lain logam, besi, mangan, titanium, vanadium, grafit, natrium sulfat, magnesit, gips, dan antimon yang semuanya menempati urutan pertama deposit terbesar di dunia.

Selain itu, Tiongkok juga memiliki sumber daya minyak dan gas, terutama terdapat di wilayah barat laut Tiongkok, timur laut Tiongkok, bagian utara Tiongkok, serta landasan benua laut dangkal di pantai tenggara.

Terhitung sampai akhir tahun 2000, Tiongkok telah ditemukan 509 ladang minyak dan 163 ladang gas; masing-masing menempati urutan ke-9 dan urutan ke-20 di dunia.

Meski tidak masuk sebagai salah satu negara penghasil minyak bumi terbesar (bukan anggota OPEC), tapi jumlah cadangan minyak dan gas mereka dinilai cukup untuk menghidupi semiliar lebih penduduknya selama 15 tahun tanpa bantuan asing.

Jumlah itu dinilai sudah lebih dari cukup untuk bertahan jika perang sewaktu2 melanda negara mereka…

5. Mata Uang

Berbeda dengan negara lain, Tiongkok justru cenderung untuk melemahkan nilai mata uangnya (Renminbi; 人民币). Bukan takut merugi, namun hal ini merupakan salah satu kebijakan mereka agar membuat barang2 ekspornya menjadi murah di pasar global.

Baca juga : Apa beda mata uang Tiongkok Yuan dan Renminbi?

Lalu apakah dengan semua faktor diatas produk Made In China cepat rusak?

Ada istilah ‘ada harga ada barang‘ sebenarnya cukup untuk menjawab pertanyaan di atas. Melihat adanya fakta-fakta tersebut, maka satu pertanyaan akan tetap terlintas di benak, yakni berkenaan dengan kualitas barang yang diproduksi oleh Tiongkok.

Pelaku industri, seperti contoh industri smartphone, biasanya mereka membuat beberapa tingkat kualitas/spesifikasi dalam satu jenis merek produk. Mereka menawarkan kepada pembeli untuk memilih kualitas mana yang akan dibelinya. Karena bagi mereka, yang terpenting adalah mendapat keuntungan.

Mereka cenderung menyediakan kualitas barang sesuai dengan harga barang yang diminta pasar. So, jangan takut untuk membeli produk Made In China jika memang ingin memilikinya.

Mereka BERHASIL membuat produk2 berbiaya murah di Tiongkok karena faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, yang tidak dimiliki oleh negara-negara lainnya.

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

One thought on “Benarkah Harga Murah Merupakan Penyebab Produk Made In China Cepat Rusak?”
  1. Cina membuat barang yang “sama” dengan beberapa “grade”:
    “Consummer Grade”, paling murah
    “Laboratory Grade”, mahal
    “Military Grade”, lebih mahal
    “Aerospace Grade”, paling mahal (super mahal)
    Waspada terhadap broker/pedagang nakal: Hati-hati kalau membeli barang “Grade” rendahan dengan harga “grade” yang lebih tinggi!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?