Last Updated on 10 July 2021 by Herman Tan Manado

Sudah cukup kebangsatan yang dibuat oleh oknum2 anti toleransi di Negeri ini. Berita ini sudah mulai terangkat ke publik sejak beberapa minggu lalu, namun, kalau sudah seperti ini, rasanya memang sudah tidak adil. Oktober tahun lalu, patung Buddha di Medan juga diturunkan secara paksa oleh masyarakat.

Baca jugaPatung Buddha di Vihara Tanjung Balai Pecinan Digusur; Alasannya Karena Dianggap Menghina Agama Mayoritas

Dirangkum dari berbagai sumber media online : Sempat menjadi perbincangan HOT di berbagai media sosial seminggu terakhir, patung Dewa Kongco Kwan Kong di Tuban, Jawa Timur akhirnya ditutup dengan kain raksasa.

Patung Dewa yang didirikan di kompleks halaman Klenteng Kwan Sing Bio Tuban ini AKHIRNYA dikafani ditutup menggunakan kain putih.

Masih terlihat petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) melakukan penutupan patung yang baru diresmikan bulan Juli 2017 lalu, yang bertepatan dengan hari sejid Kwan Kong ke 1855. Saat dikonfirmasi terkait penutupan patung klenteng, BPBD Tuban mengatakan hanya membantu pihak klenteng.

Penutupan patung ini sendiri konon merupakan hasil dari tekanan pemkab tuban dan massa inisiatif pihak klenteng sebagai tanggapan atas pro kontra pendirian patung ini di masyarakat.

Baca jugaKe Jawa Timur? Jangan Lupa Mampir ke 8 Objek Wisata Bernuansa Tiongkok Ini!

Tampak patung Kwan Kong di Tuban yang sementara dalam proses pembangunan, Juli 2016 lalu (foto : jawapos.com).

Sebagai info, pembangunan patung panglima perang setinggi 30 meter, yang dikenal adil dan bijaksana itu dimulai pada September 2015. Pembangunan yang memakan waktu setahun tersebut diperkirakan menghabiskan dana kurang lebih sekitar 2,5 miliar rupiah.

Patung ini rencananya akan masuk dalam rekor MURI, dan akan menjadi salah satu objek wisata Jawa Timur. Patung ini akhirnya diresmikan bertepatan hari kebesaran Dewa Kwan Kong yang ke-1855, jatuh pada 17 Juli 2017 oleh ketua MPR Bapak Zulkifli Hasan.

Inilah Realita di Indonesia : BEDA lokasi SAMA nasib; 2 patung milik etnis Tionghoa didemo oleh masyarakat pecinta anti toleran!

Foto 1 : Tampak eskavator yang akan menurunkan patung Buddha di Vihara Tanjung Balai Pecinan. Alasannya Karena Dianggap Menghina Agama Mayoritas, pada Oktober 2016.

Foto 2 : Tampak patung Dewa Kwan Kong di dalam kompleks Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, yang ditutup atas tekanan aksi demo massa inisiatif pengurus Klenteng sendiri dengan KAIN merah PUTIH, dengan alasan tidak memiliki izin bangunan, pada Agustus 2017.

Video 1 : Tampak video aksi demo pengunjuk rasa beberapa hari lalu, yang mendesak agar patung Kwan Kong di Klenteng Tuban untuk segera DIROBOHKAN, dengan alasan :

1. Panglima perang yang sesungguhnya adalah Jenderal Sudirman,
2. dan tindakan mendirikan patung Jenderal Asing dianggap sebagai BENTUK PENGHIANATAN terhadap NKRI.

Massa yang marah juga tampak meneriakkan YEL-YEL “Roboh.. roboh.. roboh.. patungnya, roboh patungnya sekarang juga”, dan MENGINJAK foto patung Dewa Kwan Kong, sambil mengacungkan jari jempol ke bawah.

Video 2 : Jawaban dari pemerintah kabupaten Tuban, yang diwakili oleh wakil bupati Tuban Noor Nahar Husei. Pemkab beralasan bahwa patung setinggi 30 meter ini tidak berizin, dan telah diberikan peringatan sebanyak 3x. Namun pembangunan tetap berjalan, dan pemkab tidak menghentikannya (membiarkannya) dengan alasan (toh) tidak kelihatan dari luar.

Padahal, patung setinggi 30 meter ini dibangun DALAM LAHAN KOMPLEKS KLENTENG, bukan di jalanan/tempat umum. Adakah alasan2 lain yang mendasari meluasnya bentuk protes di masyarakat ini? Menurut penulis pribadi, ini adalah sisa-sisa bentuk sentimen ANTI CINA yang masih terjadi di Indonesia.

Aksi protes yang digelar di Tuban beberapa hari lalu dapat dikategorikan sebagai bentuk penistaan terhadap Agama dan kepercayaan, pasal 156 dan 156a KUHP (foto : detik.com)

dan pada akhirnya..

kita sendiri pun yang terpecah, sebagian mulai terkesan “CARI AMAN”

Berita Selengkapnya : Umat Khonghucu protes keras keberadaan patung Guan Yu di Tuban

Meski demikian, adapula etnis Tionghoa yang tampaknya mendukung pembongkaran patung Kwan Kong ini. Salah satunya dilontarkan oleh Ketua Presidium Generasi Muda Khonghucu Indonesia, Kris Tan, yang menyatakan bahwa “pembangunan patung di dalam Kompleks Kelenteng Tuban merupakan sikap yang tidak peka terhadap keutuhan berbangsa dan bernegara”.

“Maka Generasi Muda Khonghucu Indonesia gemakuorg mengimbau dan mendesak pihak Kelenteng Tuban untuk segera membatalkan rencana atau membongkar patung tersebut karena sama sekali tidak sesuai dengan prinsip tradisi etnis Tionghoa yang mengedepankan kemanusiaan dan cinta kasih. Dan daripada mencederai kehidupan berbangsa maka sebaiknya segera patung tersebut di bongkar saja,” katanya.

Update Pasca Peristiwa Demo Unjuk Rasa :

1. Meluas ke Negara2 Asia Timur, ribuan TKI disana pada was2

Berita ini akhirnya masuk koran Hongkong dan tv SET Taiwan (三立台灣台) pada selasa, 8 Agustus 2017. Pada foto koran, tidak terbaca dari koran mana karena kabur, sementara pada foto tv SET Taiwan tertera :

Foto sebelah kiri : masuk koran Hong Kong. Foto sebelah kanan : masuk tv Taiwan

關老爺落難 (Guān lǎoyé luònàn)
印尼穆斯林高喊拆神像 (yìnní mùsīlín gāo hǎn chāi shénxiàng)
yang kira2 berarti “Tuan Guan jatuh ke dalam kesulitan, Muslim Indonesia berteriak2 agar patung dihancurkan”.

2. Meluas Hingga ke Negara Seberang Benua

Akhirnya berita ini  terus meluas hingga menyeberangi antar benua, diangkat menjadi artikel berita pada 10 Agustus 2017 di koran online The New York Times, dengan basis pembaca sebesar 14,3 juta followers di pagenya.

Foto dokumentasi : nytimes.com

Tapi mengenai komentar2 yang masuk disana, MAAF, jauh lebih sarkasme daripada komentar2 orang Indonesia, apalagi Negara Amerika Serikat terkenal dengan jiwa toleransi dan semangat liberalnya.

Dalam artikelnya, juga tertulis Anti-Chinese sentiment, atau SENTIMEN ANTI CINA sebagai salah alasan utama dibalik hal ini. Hal ini ternyata SERUPA dengan pandangan mimin Tradisi & Budaya Tionghoa di salah satu komentar postingannya.

By Herman Tan Manado

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

4 thoughts on “Inilah Realita Toleransi di Indonesia; Patung Dewa Kwan Kong di Kwan Sing Bio Tuban Ditutup KAIN PUTIH”
  1. Saya jawa islam
    Kalau menurut saya sih g usah di robohkan tp alangka baik di resmikan

    To tdk mengganggu agama lain jg
    Malah memperindah kota

    Ada nya perbedaan itu utk saling melengkapi

    Klo merasa terganggu dengan sebuah patung berarti yg perlu di pertanyakan agama yg merasa terganggu
    Di goda sm patung aja iman nya tdk kuat

  2. Sekedar bahan catatan dan renungan untuk ETNIS TIONGHOA DI INDONESIA.

    CATATAN DAN RENUNGAN KE-1:

    Bicara mengenai Patung yang tidak Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sehingga harus diROBOHKAN:
    1. Apakah Patung Candi Borobudur di Magelang juga harus dirobohkan ?
    2. Apakah Patung Burung Garuda di Lubang Buaya Jakarta juga harus dirobohkan ?
    3. Apakah Patung Dewa wisnu – Garuda wisnu Kencana di Bali juga harus dirobohkan ?
    4. Apakah Patung Bunda Maria Assumpta di Semarang juga harus dirobohkan ?
    5. Apakah Patung Yesus Memberkati di Manado juga harus dirobohkan ?
    6. Apakah Patung Dewi Kwan Im di Pematang Siantar juga harus dirobohkan ?
    7. Apakah Patung Buddha Gilimanuk di Bali juga harus dirobohkan ?
    8. Apakah Patung Patung Bunda Maria Ratu Segala Bangsa di NTT Flores juga harus dirobohkan ?
    9. Apakah Patung Yesus di Pulau Mansinam di Papua Barat juga harus dirobohkan ?
    10. Apakah Patung Patung Dewa Murugan, Langkat di Sumatera Utara juga harus dirobohkan ?
    11. Apakah Patung Buddha Tidur di Mojokerto juga harus dirobohkan ?
    12. Apakah Patung Patung Yesus Memberkati di Bukit Buntu Burake, Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan juga harus dirobohkan ?

    APAKAH PATUNG CANDI BOROBUDUR MEMILIKI IMB ?

    APABILA PATUNG DI TUBAN HARUS DIROBOHKAN MAKA SEHARUSNYA PATUNG-PATUNG DI ATAS JUGA HARUS IKUT DIROBOHKAN TANPA KECUALI.

    CATATAN DAN RENUNGAN KE-2:
    Memiliki organisasi yang mencatut nama AGAMA TIONGHOA dan MEMILIKI NAMA TAN bukan berarti orang ybs dapat dianggap mewakili ORANG TIONGHOA.

    BANYAK YANG BELUM TAHU BAHWA ORANG YANG KEBETULAN BERNAMA “TAN” INI YANG DIANGGAP SEBAGAI ETNIS TIONGHOA OLEH ORANG TIONGHOA TERNYATA SEBENARNTA SECARA FISIK MERUPAKAN KETURUNAN ETNIS PRIBUMI YANG BERASAL DARI KELUARGA DAN LINGKUNGAN NON-TIONGHOA.

    SANGAT ANEH SEKALI SUDAH TIDAK ADA DARAH TIONGHOA NAMUN YBS MALAH MENGAKU-NGAKU SEBAGAI ORANG TIONGHOA DAN MENGANUT AGAMA TIONGHOA PULA.

    MAKA SUDAH SEWAJARNYA APABILA YBS MENJADI PROVOKATOR UTAMA PENGHANCURAN PATUNG DEWA KWAN KONG DI TUBAN KARENA DIANGGAP TIDAK SESUAI DENGAN AGAMA KELUARGA DAN LINGKUNGANNYA YANG TELAH DIYAKININYA DAN DIANUTNYA SEJAK LAHIR.

    URUSAN AGAMA TIONGHOA ADALAH MURNI URUSAN RUMAH TANGGA ORANG-ORANG TIONGHOA.

    MOHON DENGAN SANGAT HORMAT KEPADA ORANG-ORANG NON-TIONGHOA YANG MEMBAWA-BAWA NAMA AGAMA TIONGHOA DAN MENGAKU-NGAKU SEBAGAI PERWAKILAN ORANG-ORANG TIONGHOA DI INDONESIA UNTUK SEGERA TUTUP MULUT DAN TIDAK LAGI IKUT CAMPUR URUSAN AGAMA TIONGHOA.

    KEPADA ORANG-ORANG TIONGHOA YANG BERAGAMA TIONGHOA HARAP WASPADA KEPADA NIAT JAHAT ORANG-ORANG NON-TIONGHOA YANG BERAGAMA TIONGHOA YANG INGIN MENGHANCURKAN AGAMA TIONGHOA DARI DALAM.

    SESUAI DENGAN NAMANYA YAITU AGAMA TIONGHOA MAKA HANYA ETNIS TIONGHOA YANG DAPAT MEMAHAMI DAN MENG-IMANI AGAMA TIONGHOA.

    = TAN =

    1. Sy setuju dengan Pengamat, namun ada dikit yg hrs diluruskan. Menurut sy kurang tepat penggunaan kata “Agama Tionghoa” krn pada dasarnya semua agama adalah universal utk semua bangsa. Setau sy agama Buddha pun berasal dari India. Sy mohon maaf klo pendapat sy salah. Makasih..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?