Last Updated on 14 May 2022 by Herman Tan

Di bulan Mei ini adalah hari-hari bersejarah yang kelam bagi etnis TIONGHOA di Indonesia akibat kasus KERUSUHAN 13-15 Mei 1998 di Jakarta.

Namun generasi muda kelahiran 2000 keatas mungkin hanya tahu, bahwa Kerusuhan Mei 1998 di Jakarta hanyalah soal penumbangan Orde Barunya Presiden Soeharto yang berkuasa selaam 32 tahun, dan peralihan ke Orde Reformasi.

Paling banter, soal penembakan 4 mahasiswa di kampusnya dengan peluru tajam. Namun sebenarnya, etnis Tionghoa-lah yang paling dikorbankan dalam peristiwa ini.

Seperti yang kita ketahui bersama, etnis Tionghoa menjadi korban utama kekerasan yang terjadi pada peristiwa itu, dimana ketika rumah, toko, perusahaan dan aset milik kaum Tionghoa dibakar dan isinya dijarah; termasuk  pemerkosaan, penganiayaan dan pelecehan terhadap ratusan wanita etnis Tionghoa di kala hari-hari yang mencekam itu.

Seperti dikutip dari situs Wikipedia dan berbagai media blog/website referensi lain, disimpulkan bahwa Kerusuhan yang terjadi pada Mei 1998 terjadi awalnya karena :

1. Penembakan terhadap para aktivis mahasiswa Trisakti pada 12 Mei 1998 yang mengakibatkan 4 mahasiswa tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka akibat melakukan aksi demo Krisis Moneter di Indonesia.

2. Krisis Finansial Asia sehingga menimbulkan kritik kepada pemerintahan waktu itu (Orde Baru).

Kerusuhan 13-15 Mei 1998 di daerah Glodok, Jakarta (Tempo/Rully Kesuma)

Baca juga : Peristiwa Mei 1998 di Jakarta : Titik Terendah Sejarah Etnis Tionghoa di Indonesia

Namun ternyata yang paling dirugikan dari rentetan peristiwa ini sebenarnya adalah etnis Tionghoa yang sejatinya tidak tahu menahu, bahkan tidak mau ambil pusing soal aksi demo para mahasiswa ini (yang bermaksud untuk menggoyang pemerintahan pada waktu itu).

Etnis Tionghoa juga sebenarnya tidak mau pusing siapa yang mengkudeta siapa, atau siapa yang mengerahkan pasukan, dsb. Yang kita tahu, kita hanya ingin hidup aman dan tentram di Negeri ini; namun faktanya justru kita yang “dikorbankan” sebagai tumbal reformasi.

Ibarat pribahasa “Gajah sama gajah berjuang, pelanduk mati di tengah-tengah”. Ya, etnis Tionghoa pada waktu itu benar-benar menjadi korban kerusuhan; dimana yang seharusnya “berperang” adalah rakyat sipil (diwakili mahasiswa, juga sebagian provokator*) dan Negara (diwakili aparat keamanan), tapi akhirnya menjadi bias.

Jika ditarik lebih jauh lagi maka sedikit banyak akan menyinggung 2 tokoh elite politik yang saat ini masih aktif dalam dunia perpolitikan; dimana pada waktu itu masing-masing memegang posisi tertinggi dalam jajaran militer (memegang tongkat komando tentara).

Anehnya sebagai aparat keamanan (apalagi tentara yang harusnya lebih keras), mereka seperti terlihat melongo dan pasrah saja melihat rakyatnya di zolimi seperti itu, serta hanya sibuk mengawal gedung DPR/MPR. Sampai saat ini, beberapa pertanyaan seputar tragedi kerusuhan Mei 1998 masih menjadi misteri, diantaranya adalah :

1. Kemana aparat keamanan militer pada waktu kerusuhan itu (menurut sumber, kerusuhan yang terjadi pada 30 jam pertama, aparat kepolisian dan tentara sempat menghilang di sejumlah daerah) ?

2. Mengapa sampai terjadi pembiaran penjarahan dan pembakaran rumah, toko dan perusahaan milik etnis Tionghoa?

Serta yang paling parah adalah terjadinya kasus pemerkosaan, penganiayaan dan pelecehan terhadap wanita etnis Tionghoa (disertai pengrusakan alat kelamin dan bagian tubuh lainnya, dimutilasi, bahkan dibakar hidup-hidup), yang mengakibatkan gangguan psikis / kejiwaan yang sangat luar biasa bagi para korban hingga hari ini.

Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang memilih untuk mengakhiri hidupnya, karena rasa keputusasaan dan rasa malu akibat menangung aib.

3. Siapa yang menggerakkan massa (melakukan provokasi) yang menyebabkan kerusuhan SERENTAK di beberapa kota besar Indonesia (diantaranya Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, dsb)?

Sesuai laporan TGPF, ada saksi yang melihat sekelompok orang yang berambut cepak, yang turun untuk meng-kondisikan massa di jalanan, untuk menyerang bangunan2 milik etnis Tionghoa di Jakarta.

Menurut mereka, para pelaku provokator ini terdiri dari sekelompok pemuda yang berpenampilan macam2; ada kelompok pemuda berpakaian pelajar SMA atau pakaian mahasiswa, ada kelompok remaja yang berpakaian lusuh dan berwajah sangar, ada yang berbadan kekar, berambut cepak/pendek ala militer, dan memakai sepatu lars tentara, dan bertato.

Baca juga : Mengapa Pemukiman Mereka Dijarah? Kajian Historis Pemukiman Etnis Tionghoa di Indonesia (Bagian I)

perkosaan mei 98
Tampak seorang pendemo kerusuhan pasca kerusuhan Mei 1998

Akibat kasus ini, banyak Negara yang pada waktu itu ikut mengecam keras Pemerintahan Indonesia yang dianggap gagal dalam melindungi warga negaranya, diantaranya negara Singapura, Taiwan, Amerika Serikat, Malaysia dan Thailand. Berikut beberapa aksi simpatik Negara-Negara tersebut :

1. Pemerintah Singapura : Menyatakan Bandara Internasional Changi terbuka 1×24 jam dan sewaktu-waktu siap menerima kedatangan korban kerusuhan.

2. Pemerintah Taiwan : Menyampaikan protes keras kepada pemerintah Indonesia, bersamaan dengan itu mengirim pesawat penumpang untuk mengangkut para korban kerusuhan.

3. Pemerintah Amerika : Mengizinkan “permohonan perlindungan” para korban keturunan Tionghoa, bersamaan itu mengirim kapal perangnya ke Indonesia untuk mengangkut sejumlah besar korban kerusuhan.

4. Pemerintah Malaysia : Meminta Komite HAM PBB menyelidiki peristiwa pembunuhan dan pemerkosaan bergilir ditengah kerusuhan yang dialami oleh kaum perempuan keturunan Tionghoa di Indonesia, serta menyerahkan hasil penyelidikan kepada Pengadilan Kejahatan Internasional untuk diadili.

Baca juga : Korban Mei 1998 : Mengapa Harus Perempuan Tionghoa?

Tetapi sungguh ironis, Pemerintah komunis Republik Rakyat Tiongkok (China) malah mengambil sikap tidak melaporkan, tidak mengecam dan tidak mencampuri segala urusan dalam negeri Indonesia.

Menurut pemerintah China pada saat itu mengatakan, orang Tionghoa di Indonesia telah menjadi Warga Negara Indonesia, maka apa yang terjadi di Indonesia segalanya adalah urusan dalam negeri Indonesia.

Padahal jika dilihat dari sisi keterikatan emosional dan kedekatan suku bangsa, Negara China lah yang seharusnya menjadi pembela nomor satu.

Sejumlah masyarakat etnis Tionghoa pada waktu itu berada dalam situasi keadaan yang genting dan mencekam dikabarkan pernah mencoba mengadu ke Kedubes China, yang atas dasar perikemanusiaan memohon bantuan.

Namun hal ini ditolak mentah-mentah oleh kedubes China kala itu, dengan alasan yang melapor bukan Warga Negaranya.

Sudah tentu kabar ini membuat Pemerintahan Orde Baru yang kala itu sangat ketakutan, merasa telah memperoleh angin dukungan semangat yang kuat, termasuk para pelaku kerusuhan yang menganggap aksi mereka sebagai suatu pembenaran.

Baca juga : Korban dan Pengorbanan Perempuan Etnis Tionghoa di Indonesia (Bagian I)

Tampak sebuah toko yang habis dijarah oleh massa pada kerusuhan Mei 1998

Atas terjadinya peristiwa tersebut, pemerintah Indonesia yang hanya atas desakan Negara-Negara sahabat akhirnya membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang dibentuk sebagai tim penyelidik untuk mengusut kasus Kerusuhan Mei 1998.

Meski begitu, mengenai kelanjutan dari kasus ini, seperti siapa oknum-oknum yang harus bertanggung jawab atas kerusuhan Mei 1998 ini masih belum diungkap.

Pemerintah selama belasan tahun ini tampaknya tidak pernah serius dalam menindaklanjuti dengan proses hukum soal laporan investigasi dari TPGF (menurut informasi kasus ini sudah sampai tingkat Kejaksaan Agung, tapi seperti dipeti es kan), dimana dalam laporannya, ternyata terdapat lebih dari 1800 orang tewas selama kekacauan selang tanggal 13-15 Mei 1998!

Hal ini jelas bisa memunculkan spekulasi publik bahwa ini adalah bentuk Operasi Militer terselubung pemerintah kala itu*. Maka itu pemerintah enggan untuk memperpanjang masalah ini.

Sebagai catatan, penulis tidak mencantumkan sumber-sumber informasi yang berasal dari blog/web pribadi karena isinya merupakan pandangan subjektif (masih menjadi asumsi) dengan berbagai latar kepentingan.

Tetapi pembaca dapat melakukan riset sendiri lewat Google dan berbagai mesin pencarian lain sebagai referensi/masukan tambahan, terutama dalam arsip foto-foto kekerasan pada etnis Tionghoa pada Mei 1998; dimana terdapat foto dan kesaksian mengenai bagaimana para pelaku kerusuhan menganiaya para korban wanita etnis Tionghoa dengan kejam.

Baca jugaSiapakah Provokator dan Rekayasa Peristiwa Mei 1998?

Jangan kau penjarakan ucapanmu jika kau menghamba pada Ketakutan, Karena kita hanya akan memperpanjang barisan perbudakan

Setelah 16 tahun berlalu, akhirnya Jakarta dipimpin oleh perwakilan etnis minoritas yang pada waktu itu “dizolimi” oleh etnis mayoritas pribumi, dijadikan tumbal politik demi reformasi, etnis Tionghoa! Mungkin ini adalah takdir?

Tidak ada yang tahu. Semoga dengan ini bisa membuka langkah kedepannya bagi pihak pengusut (korban) untuk mencari keadilan di negeri ini.

Berikut lampiran Laporan RESMI Pemerintah Indonesia Lewat Pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TPGF) Mengenai Peristiwa 13-15 Mei 1998 : Link hasil TEMUAN Tim Gabungan Pencari Fakta.

Baca juga : Kapan ‘Kecinaan’ Akan Berhenti?

Catatan : * adalah pandangan/asumsi penulis
Sumber foto : sesawi.net, sadarsejarah.wordpress.com, indocropcircles.wordpress.com

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

155 thoughts on “Kerusuhan Mei 1998, Harga Yang Harus Dibayar Oleh Etnis Tionghoa”
  1. Klo mo salahkan perekonomian memburuk. Itu terletak pada pemerintahan yg bnyk korup dan banyak utang. Hari-hari pinjam uang dengan negara lain. Modus cari investor asing. Devisa negara cuma buat bayar bunga dari hutang. Tp tidak ada niat dari pemerintah untuk cicil bayar hutang. Hutang semakin banyak pastinya rupiah jatuh. Sebuah negara bisa maju kalo lebih menghargai kaum intelek. Beda negara indonesia dengan asing. Negara asing selalu beri beasiswa untuk org yg pintar, kemudian menawarkan kewarganegaraan dan pekerjaan. Negara indo sndr tdk trll menghargai potensi kaum intelek. Sehingga berubah jadi negara konsumen(pemakai) bukan sebagai produsen(pencipta). Kita sama2 manusia harusnya dapat saling toleransi dan menjaga hubungan dengan baik. Krn perbuatan baik atau buruk akan dihitung di akhirat.

    1. setuju. sejak zaman pemerintahan yg entah gmn bisa tembus 30thn++ itu, jd merosot bangsa kita ini. 🙁 belom lagi, karena 30thn++ itu pasti ada buanyak antek-antek dia. yg dulu tahun pertama pemerintahan si antek ini masih usia muda, kini memasuki usia sepuh & hebatnya masih menjabat di instansi. ckckck. akarnya dalam sekali.

      bener, lembaga penelitian malah minim sekali kucuran dananya. spti penemuan spesies baru di Indo, penelitian laboratorium kesehatan, & penelitian-penelitian lainnya. pernah masuk berita TV tuh

  2. Mg2 gk trjdi lg.kl emang trjdi lg mg2 negara2 yg cinta damai akan berantas indonesia ampe k akar2 ny.

  3. eh, adam kristian!! klo kmu emang cari rusuh, tanpa mandang sara gue layani, sbg warga utamakan toleransi

  4. Menurut w tragedi tahun 98 itu karna ulah beni murdani mantan petinggi pejabat pertahanan indonesia dan kelompoknya yg membuat provokasi ke rakyat belum lagi karna ulah orang yahudi yg bernama goorge soros yg telah memborang dolar di seluruh asia yg menjadikan indonesia krisis dolar yg langkah, dan rupiah jadi anjlok sekali dimulai dari tahun 96 sampai 98 karna serba mahal,beni murdani membuat provokasi bersama agen yahudi di indonesia yg bernama kelompok csis,beni murdani di dukung amerika untuk melengserkan soeharto karna amerika kwatir akan kepemimpinan soeharto yg sudah islami waktu itu akan mengangu agenda dan misi amerika di indonesia,padahal politik islam dan hukum islami itu adil dan tak seseram yg di bayangkan jika mau diteliti memakai akal dan ilmu.
    Kelompok2 tersebut yg membuat provokasi kemasyarakat indonesia,sehingga muncul rasisme antar masyarakat,subhat dan fitnah dsb

    -Jadi dalang tragedi 98 ialah karna ulah orang yahudi bernama googre soros yg memborong dolar seasia
    -ulah deni murdani
    -ulah csis
    -ulah amerika

    Wallahu’alam..
    Dengan mengikut sertakan mahasiswa untuk melengserkan soeharto

    1. Kayaknya anda sangat masuk akal, sayangnya kebanyakan tionghoa sudah gelap mata dendam kesumat dengan pribumi, sehingga sudah tidak mau nerima argumen apapun selain yang mereka yakini selama ini.

  5. Lalu kenaapa rakyat sekarang tidak menggunakan tragedi 1998 untuk melawan koruptor? mengapa sekarang rakyat justru pro asing? kenaapa rakyat sekarang pengecut? menghadapai imigran negara china aja nggak bisa, imigran sampah buangan china, kenaapa sekarang justru banyak orang Indo menyembah china, nggak habis pikir dengan pola pikir Orang indo sekarang

    1. Kita lawan kok koruptor, kan kita punya KPK, yang buat KPK kan juga bukan tionghoa kan. Pro asing, tidak juga, ya tergantung dalam hal apa itu. Saya rasa rakyat bukannya pengecut, tapi makin toleran aja sejak reformasi, tolerannya itu yang sering disalah artikan sama keturunan kalo kita gak berani sama mereka, padahal mah….Menghadapai imigran negara china ya harus tetap berprikemanusiaan, dalam koridor hukum, harus tetap dengan kepala dingin. Janganlah bilang mereka imigran sampah buangan china, karena mereka kesini dari berabad2 lalu bahkan keseluruh dunia bukan karena dibuang negara asalnya, tapi karena menyelamatkan diri dari konflik internal yang terjadi di China daratan dahulu & untuk mencari penghidupan yang lebih baik dari tempat asalnya. Saya rasa pribumi sama sekali tidak menyembah tionghoa, kita hanya bekerja saja yang legal dan halal, kita juga berkontribusi memberikan profit ke perusahaan mereka kan. Bayangkan kalo mereka hanya nerima tionghoa saja sebagai karyawan, betapa sedikitnya pegawai mereka, apakah perusahaan mereka bisa berkembang besar, susah juga khan. Kita terima nenek moyang mereka ke tanah Nusantara dengan tangan terbuka karena kita pribadi yang bersahabat dan tidak menolak asing yang datang dengan damai untuk berdagang dan sebagainya. Mestinya mereka memang tahu berterima kasih dan lebih menghargai penduduk asli Nusantara. Kalau mereka memang elitis dan eksklusif karena saking bangganya dengan asal-usul mereka kita juga tidak pernah menahan mereka untuk kembali ke tanah nenek moyang mereka, kita tidak pernah ingin memenjarakan siapa saja. Kalau mereka memang merasa tidak nyaman disini, lagian mereka memang berhak atas tanah leluhurnya & tanah leluhurnya juga nampaknya welcome kalo mereka kembali lagi. Memang sangat sedikit tionghoa yang berjiwa nasionalis sejati, kalaupun ada bisa dihitung dengan jari, kebanyakan mereka hanya oportunis, kalau tidak buat apa jauh2 ke negri sebrang, kalau cinta dan nyaman dengan tempat asal sendiri. Sudah beberapa generasi tinggal di Nusantara, masih saja terlalu membangga2kan RRC dan taiwan, lha emangnya dia orang RRC, Taiwan, atau Indonesia? Kita beri mereka hak hidup diantara kita, sesungguhnya pribumilah yang paling berhak atas tanah nusantara bukan yang lain, mau digimanain logikanya juga. Memang seharusnya pemerintah kita lebih seperti malaysia kalo boleh jujur, malaysia alert karena pernah kecolongan singapore disintegrasi.

  6. Saya juga warga keturunan Tionghoa. Saat kerusuhan Mei 1998, saya tinggal di Tangerang. sejak SD, sy slaly mngalami diskriminasi. saya dihina oleh pribumi, dan sy dikata2in cina, kristen, babi. Saya jg dikucilkan. padahal saya gk brbuat salah. Saya punya teman yg jg cina. dy satu2nya teman sy di kompleks. dy juga dikucilkan sm tmn2 sbayanya. sy sm dy berteman akrab. dy tgl nya di ruko. yg lantai bawah dipakek buat jualan. lantai atas rumahnya. saat krusuhan terjadi, rukonya dy dibakar, isinya dijarah. smntara sy krn tgl bersama pribumi aman2 saja. saat krusuhan trjadi sy gk tau kbrnya. setelah beberapa minggu krusuhan mreda. sy baru tau klo penghuni ruko itu tewas terpangang, dan memang sengaja dibakar hidup2. katanya, saat peristiwa terjadi, korban skeluarga ktakutan dan berlari ke lantai 2. lalu setelah isi tokonya dijarah, karena korban ktakutan dan masih bertahan di lt.2, para prnjarah tidak sabar dan melempar tabung elpigi yg sudah dirusak katupnya, dan setelah beberapa saat mlempar puntung rokok. sejak saat itu sy pindah ke SBY dan rasa kebencian sy trhadap orang pribumi tdk prnh hilang. trtama pd bawahan saya. no toleran buat mreka. salah, out ! msh bnyk bangsa pribumi yg mngemis pekerjaan kekita.

    1. Gak usah sombong Pak, memang anda pikir TV One, Metro TV, Jawa Pos Group, NET TV, Trans Corp, Kalla Group, dll gak ada apa pegawainya yang tionghoa, banyak kali etnis kalian yang ngemis juga kerja ke PT2 punya pribumi. Cuma aja kami memperlakukan kalian dengan fair di dalamnya, tidak diskriminatif seperti anda terhadap bawahan anda yang pribumi.

  7. Indonesia dikenal sebagai negara pemalsu, pelanggar dan korupsi.

    Jika memiliki kepastian hukum, suatu negara akan makmur. Akan dipercaya, banyak turis yang datang dan investor tanpa ragu berpartisipasi.

    Sepertinya Warga Negara Internasional tidak berkenan melihat Warga Negara Dunia tidak dilindungi Negara Indonesia.

    Banyak Warga Negara Keturunan sangat berpotensi tetapi enggan untuk membangun NKRI. Lihat perlakuan orang yg mengaku Orang Indonesia, bagaimana perlakuan mereka terhadap pemimpin minoritas. Karakter seperti itu sulit bersaing di panggung Internasional.

    Tentu hal ini berdampak terhadap perkembangan NKRI dan kemakmuran rakyatnya.

    1. Negara pemalsu itu hongkong dan cina bung produk KW2 dari sana semua, kalo korea dan jepang emang original dan berkualitas. Negara pelanggar & Korupsi banyak di dunia bukan hanya indonesia saja. Rezim Budha Myanmar yang membantai dan mengusir minoritas pribumi muslim dari rohingya sehingga banyak kabur ke aceh mau dikemanain. Pemerintah RRC juga pernah konflik dengan Dalai lama. Israel yang membantai rakyat palestina, masih panjang daftarnya.

  8. Kerusuhan mei 1998 bukan yang pertama, sebelum tahun 1998 juga sering terjadi kerusuhan terhadap kaum keturunan di daerah – daerah contohnya indramayu dll. Kerusuhan terjadi sejak perpindahan orla ke orba terus sampai orba jatuh dan pemerintahan di pimpin bukan oleh orang orang orba, sampai tak terdengar lagi ada kerusuhan, jadi kesimpulannya kerusuhan bisa terjadi bukan karena orang pribumi/warga sipil tapi dari para elit-elit politik yang memegang pemerintahan jangan disalahkan warga sipilnya tapi salahkanlah yang menjadi otak/penggerak kerusuhan tersebut siapa dia, saya juga tidak tau …….

  9. Sory nih sebelumnya, Gue lahir pada Tgl 20 – juli – 1995

    gue emang baru berumur 20 tahun, dan dimasa 1998 gue baru berumur 3 tahun. Keluarga Bokap Gue masih Keturunan Tionghoa namun Keluarga Nyokap Gue Keturunan Pribumi,

    Setelah gue Umur Segini Dan Baca Tentang Artikel yang Terkait tentang 1998, Gue jadi merasa Emosi Dan Kesal Terhadap para Masyarakat Pribumi Indonesia karena gue sebagai anak muda mulai berpikir yang melakukan hal seperti ini bukan ciri dari manusia,

    dari situlah gue berpikir bahwa ternyata masyarakat Pribumi Iri dengan apa yang kita miliki,sampai saat ini Kalo ada Perdebatan atau Keributan Sesama Tionghoa Lebih baik Di lerai atau di pisahkan, Namun Jika Tionghoa di ganggu oleh pribumi (Fanqui) sebisa mungkin gue habisin tuh orang fanqui. karena sampe sekarang gue Dendam dan Emosi Dengan Kejadian 1998

    INGAT !!!

    Kita turunan Tionghoa Lebih memiliki kemampuan Daripada Para warga Pribumi dan sebenarnya para warga pribumi IRI dengan kemampuan kita yang bisa berkembang sehingga para warga pribumi membuat Kerusuhan 1998 untuk pergi meninggalkan INDONESIA.

    Mungkin hanya sekian, dari Gue karena gue masih Muda dan tidak mau membuat Perdebatan dengan warga pribumi namun jika ada warga pribumi yang tidak suka Silahkan Coment kita selesaikan dengan Cara yang Gue SUka !!

    1. Santai saja bro. Kita tidak berbeda jauh umurnya saya lahir 1996, Asli suku jawa. jujur baru kali ini saya tahu benar2 cerita mei 98. Saya akui etnis tionghoa mereka lebih ulet, kerja keras, kompak. Kita sebagai generasi muda, tetap haru ingat sejarah, apapun itu pahit manis, kita bisa mengambil pelajaran berharga dari kejadian masa lalu. Kita sama2 bersatu semua etnis karena Kewarganegaraan kita 1 Indonesia tercinta, Juga kita jangan dendam-dendam’an apalah seperti itu, tugas generasi muda untuk lebih baik lagi dari generasi sebelumnya, kita kukuhkan persaudaraan. salam kenal follow @agus_maulanaID

    2. Sama. qt senasib. saat kerusuhan saya masih SD dan berumur 9 thn. saat itu sy msh tgl di Tangerang.saat itu anak2 kecil di kompleks mendiskriminasikan saya dan mngucilkan sy. satu2ny ank yg mw berteman dgn sy cm 1, dy tgl di ruko. smntara rumah sy di tengah2 rumah pribumi. jarak antara rumah sy dgn ruko tmn saya hmpir 1 km. cukup jauh tp krn gk da yg mw brteman dgn sy, ya terpaksa, sy sering ke rukonya dy pakek speda. tp saat kerusuhan, satu2 nya tmn saya itu tewas terpanggang… saya benci banget sm pribumi. saya sedih dan skeluarga jg sedih. bhkan sy msh sering menangis klo liat foto2 kecil sy bersama dy di album foto. hati sy benar2 terbakar. kita gk mungkiri, qt hidup di Indonesia, saya sopan sm orang pribumi sampai saat ini, tp sopan sy sopan dlm tanda kutib. saya masih menyimpan api di hati sy. sejak itu sy skeluarga pindah ke SBY. dan hidup dgn tenang sampai saat ini.

  10. kalau ingin indonesia bersih,gampang saja,dpr dan mpr bersih dan ratakan baru pilih lagi yang benar2 berjuang dan cinta pada bangsanya serta menjaga warganya,,bukan yang perti ini yang diharapkan…ingat,hak ada pada warga dan masyarakat,kita semua yang memegang peranan jika kita benar2 ingin merubah situasi negara yang lebih baik dan maju

  11. Tahun 1998 di Medan ketika terjadi penjarahan kami melawan ! Di daerah suka ramai massa penjarah berhasil dipukul mundur.
    Disaat elite Tionghoa berduit eksodus, apakah kami harus pasrah?
    Tidak ! Kami melawan dengan senjata seadanya dan batu, massa penjarah juga manusia yg punya rasa sakit.
    Penjarahan di Medan tidak berlangsung lama karena ada perlawanan dari etnis Tionghoa, juga peran dari mendiang Olo Panggabean yg mengerahkan laskar IPK untuk amankan Medan.
    Tiap malam secara bergilir kami melakukan ronda malam.
    Perusakan dan penjarahan di Medan tidak sampai meluas ke inti kota, hanya berlangsung di pinggiran, yg etnis Tionghoanya sedikit dan tidak ada persiapan.

    1. Satu” nya cara untuk mengungkapkan kebenaran siapa dibalik peristiwa 98 adalah dengan turun ke jalan dan mendesak pemerintah untuk kembali melanjutkan penyelidikan kasus Mei 1998. Etnis tionghoa kota Medan, sangat berterima kasih sekali dengan bantuan yang dikirimkan oleh (alm) Godfather Olo Panggabean. Tanpa beliau, Medan akan bernasib sama seperti kota Jakarta dan sekitarnya.

      Suatu hari nanti, kita pasti akan menemukan jawaban dari kasus Mei 1998. Karna kasus ini tidak akan pernah dilupakan selama”nya…

  12. Hary tan(CEO MNC) suku tionghoa ini saya rasa agak sedikit memalukan bagi kaum tionghoa,knp? Dari pertama ormas Nasdem loncat ke partai Hanura dan karena Hanura tidak bisa mencalonkan Preaiden sndr maka dy pun keluar dr Hanura skrg mendirikan Parpol sndr. Knp Pak HT sudah mapan n berprestasi ini yg mnrt saya msh HAUS akan kekuasaan???????? Bagi WNI tionghoa yg ingin memjadi penjabat saya mohon sebagai tionghoa JANGAN MEMPERMALUKAN kita sukses n ikhlas la seperti AHOK. jgn menodai prestasi AHOK. Mengapa AHOK bisa ikhlas n sukses? Karena dy memiliki jiwa WNI sejati dan merasa INDONESIA adalah negerinya. Apa bila kt pnya rasa INDONESIA adalah negeri kita maka ikhlas n sukses past anda dapatkan. Oh ya,sy dr medan n skrg kmi dengan suku BATAK,JAWA,TAMIL n suku lain sangat kompak walaupun belum 100%. Hancurkan tembok di hati kita yg memisahkan kt dr saudara2 lain yg berbeda suku. Garuda di dadaku. I love indonesia

    1. Makanya bung SURYADI, jadi orang di kehidupan ini, banyaklah berbuat baik, berusaha menjadi orang yang lebih baik, agar kelak di reinkarnasi kehidupan mendatang anda juga berkesempatan untuk lahir di keluarga kaya raya. Tidak ada sesuatu yang kebetulan di dunia ini; orang kaya, mereka juga pernah kerja keras; atau jika mereka memang sudah kaya sejak bawaan pun seperti anak2 pak Harry Tan, itu karena mereka banyak pahala-nya di kehidupan lalu; jadi mendapat balasan yang setimpal dimasa kini.

      Siapa sih yang tidak ingin lahir di keluarga kaya raya? Tidak mungkin Thian hanya ambil sistem sample saja, pasti ada latar belakangnya semua. Jadi jangan suka mencela orang2 yang sudah sukses dengan alasan kita orang kecil. Syukuri apa yang ada, dan berusaha untuk perbaiki diri.

  13. Setelah saya baca artikel di atas, saya menarik kesimpulan, bahwa orang pribumi sirik Terhadap org” etnis tionghoa , Penyebab nya karna masa itu. Yang membangkitkan ekonomi negara indonesia itu adalah sebagian besar etnis tionghoa,, Nah di antara kesirikan tersebut, Orang orang indonesia mengambil kesempatan menjarah org org etnis tinghoa dengan Alasan kerusuhan ,,
    Padahal sebenarnya Etnis tionghoa lah yang paling tidak tahu tentang politik indonesia, tapi tetap menjadi korban politik orang indonesia,,
    Kala itu orang pribumi menjadikan alasan kerusuhan menjadi tameng terkuat untuk menjarah org” etnis tionghoa,, sungguh tragis nasib kita orang orang etnis tionghoa kala itu,

  14. ingat Bhineka Tunggal Ika, tdk akan ada lg krusuhan ataupun sentimen2 rasis, kalo kita udah Bersatu, menyatu di dlm masyarakat. buktinya gue n keluarga gue tdk pernah merasa didiskriminasi dimanapun. Yg membuat kita di diskriminasi tu karna prilaku chinese2 yg anti pembauran. Gara2 mreka kita smua kena getahnya. Mulai skrg kita tinggalkan sikap eskslusif kalian, mulai membaur nyata

    1. Benar apa kata anda saudara; tapi harap diingat juga bahwa latar belakang masa lalu tiap orang berbeda. Anda tidak pernah merasa di diskriminasi tidak berarti orang lain juga mengalami hal yang sama.

  15. Hidup memang seperti itu kawan dimana kita harus berjuang sendiri untuk keamanan kita sendiri, kalian tahu kita hidup di jaman dimana tidak ada lagi keadilan ” WELCOME IN INDONESIA YANG PENUH DENGAN TIDAK KEADILAN ” you take one , i take one this is payback

  16. saya cukup prihatin terhadap peristiwa itu, tapi tidak boleh menyamakan perilaku kerusuhan dengan pribumi kebanyakan, karena jelas itu sudah diatur, pelakunya pasti preman-preman bayaran dan pecandu yang dibayar dan dihasut, karena pengakuan deddy corbuzier aja sampai ada yang nwar2 in barang2 rampasan ke ayahnya

  17. damai indonesiaku…qt semua satu, , ,qt seharusny belajar dari keuletan saudara qt keturunan tionghoa…biar negara indonesia maju….no sara

  18. saya rasa ada yang janggal pada point ini

    3. Pemerintah Amerika >> Mengizinkan “permohonan perlindungan” para korban keturunan Tionghoa, bersamaan itu mengirim kapal perangnya ke Indonesia untuk mengangkut sejumlah besar korban kerusuhan.

    bagaimana pemerintah amerika langsung ingat dengan WNI keturunan Tionghoa di indonesia dan bagaimana cara mereka membedakan mana yang keturunan tionghoa mana yang blasteran dan mana yang bukan keturunan tionghoa jika statusnya sama sama wni .

    dan bagaimana orang amerika bisa memandang indonesia secara terpisah ,klo aku berfikir dari sudur pandang orang amerika berita yg aku dengan cuman ada kerusuhan di indonesia, tanpa tau detil etnis apa lawan etnis apa , wong wajahnya juga hampir sama

    kalau dia WNI atau bukan itu mudah bisa dicek melalui dokumen tapi kalau keturunan itu sulit , apa mungkin mereka memiliki dokumen silsilah keluarga hingga kakek buyut.

    1. dari secara fisik juga udah beda kali. Chinese mayoritas kulitnya kuning langsat sampai putih dan matanya tidak sebesar orang pribumi.

      Amerika itu negara dengan jumlah pendatang terbanyak di seluruh dunia, dan di Amerika sendiri juga banyak keturunan Chinese di sana tentu mereka bisa bedain lah.

      wajahnya hampir sama dari hongkong! bukannya pribumi sendiri yang membeda2kan bahwa orang Chinese matanya SIPIT ?

  19. kakak saya tau betul kejadian ini karena pada saat itu kakak saya kerja di jakarta. bahkan melihat sendiri orang orang yang hiruk pikuk di jalanan. dari yang menangis, minta tolong, mejarah, terluka, pingsan di jalanan, suara tembakan, barang2 berjatuhan dari gedung dan gimana kacau dan mengerikannya situasi pada saat itu dan bukan sekedar katanya. saya tau karena kakak saya banyak cerita pada keluarga saya di semarang jawa tengah sepulang dari jakarta.

    saya merasa malu sebagai pribumi. betapa biadapnya saudara saya sesama pribumi pada saat itu.

    saya akui etnis tionghoa di tempat saya mayoritas adalah orang kaya. saya malah belum pernah bertemu orang miskin orang tionghoa. tapi saya tidak pernah merasa dijajah ekonomi oleh tionghoa..

    konyol rasanya kalo saya merasa dijajah tionghoa sedang saya tau kalian kaya bukan dari merampas harta saya, menipu saya tapi karena keahlian dan kerja keras kalian sendiri.

    bagi saya, semua warga negara itu mempunyai hak yang sama untuk dipilih, memilih etc…

    bamgsa yang besar adalah bangsa yang menghargai perbedaan

    1. Saya kagum dengan pola pandang anda. Sudah seharusnya kita tidak lagi membeda-bedakan mana warga keturunan dan mana warga/penduduk asli, karena semua telah sama-sama lahir dan besar di negeri yang kaya akan ragam dan budaya ini.

  20. saya waktu kerusuhan berusia 18 thn. Masih berharap ada keadilan bagi etnis tionghoa di Indonesia. Saat ini sedang memperhatikan panggung politik di Indonesia. Apakah benar kalau republik ini sudah berubah?
    Ahok yg keturunan membela anti korupsi, yg sejalan dgn pandangan era reformasi. Apakah dia akan di dukung?
    Bagi saya jawaban dari pertanyaan di atas adalah jawaban real atas pertanyaan dan pernyataan2 simpatik mengenai kerusuhan mei 98. apakah indonesia sudah berubah atau belum.
    Hanya omdo atau real? Mari kita lihat bersama-sama.

  21. saya memiliki darah keturunan etnis yang kuat di Nusantara( Minang-Tionghua).
    dari cerita kedua orang tua dan bnyak orang/keluarga yang beretnis Minang dan Tionghua, kedua etnis ini memang sangat didiskriminasi sejak orba. lebih-lebih lagi etnis Minang yang harus dihilangkan identitas Miangnya sejak terjadi PRRI zaman Soekarno, yang lebih dulu dari etnis Tionghua pada orde baru.
    bukannya rasis lah !
    Nama harus serba jawa lah, kebudayaan jawa lah. padahal kita lahir di Indonesia, yang katanya multi.
    emang kurang apa kontribusi 2 etnis ini. sering dikatakan penjajah ekonomi Nusantara -,- sering cerdik buruk lah, ngga punya rasa nasionalism yg tinggi utk Negera ini. kalau Tionghua untuk Tiongkok, Minang untuk merdeka atau Malaysia.
    tapi kenyataan, dari sejak bendera merah-putih berkibar pada zaman Majapahit, kitalah yang berkontribusi membangun bangsa ini, lebih-lebih dari etnis utama jawa, sunda, dan melayu.

    tapi kita bersyukur terlahir sebagai Tionghua, apalaagi saya terlahir dari peranakan Tionghua dengan Minangkabau. yang memiliki kekuatan dan mental baja dalam membangun negara-negara yang dimana bumi dia tapaki dan langit yang dijunjungi.
    Semoga Bangsa kita bisa bersatu padu untuk maju.
    Bangsa Indonesia itu satu, nama etnis dan bentuk fisik hanya pelengkap.

  22. this is all our fault (Chinese descent) as Indonesian citizens of foreign descent.. why??

    oi CINA kau ini suda pendatang malah menguasai perekonomian, menguasai lebih dari 70% kekayaan di negri nusantara ini., lantas warga pribumi tdk akan pernah menyukai bahkan tak akan pernah ingin di kuasai/diperbudak oleh etnis minority(CINA) !!!
    di jaman kekuasaan pak harto disana lah warga mayoritas sangat merasa marginal (tersisih) bagaikan anak tiri, sementara CINA ini itu yg pendatang yg awalnya miskin dari CHINOsss daratan menjadi penguasa ekonomi di indonesia juga pempekerjakan hampir sebgian besar warga dari golongan mayoritas, itulah kesalahan yg fatal dari langkah sang president soeharto. di pemikiran hanya ingin etnis tionghoa saja yg menjalan seluruh dan mengolah kekayaan indonesia,, beliau tahu bahwa etnis tionghoa salah satu produk ras ungulan (kata kasarnya) di dunia. disaat era tsb etnis tionghoa tak pernah diberi chances oleh beliau utk campur tangan ambil alih pemerintahan, baginya etnis tionghoa hanya cocok berbisnis, berdagang, menjadi pengusaha yg harta kekayaan melimpah, sisi keuntungan dari pemerintah jaman waktu itu sangat menguntungkan (pendapatan pajak utk negara).
    jika saja etnis tionghoa pada masa itu diperbolehkan mengisi bangku pemerintahan saja mungkin saja 90% majority (pri) sangat kekusahan untuk menjalankan pencucian dan pengelapan uang (rata-rata kan koruptor semua), saat itulah kerusuhan melandah negri tercinta ini president soeharto adalah salah satu orang terkaya di dunia (di urutan ke-3) mengalahkan kekayaan king of pop (Michael Jackson) yg menempati posisi ke-5 pada saat itu..

    # inti ambil sisi permasalahan positive, lupakan tragedy tsb sebagai bencana bagi etnis tionghoa!
    boleh saja kita melupakan tapi sejarah tidak boleh di lupakan begitu saja., begitulah manusia tak selamanya akan hidup dengan damai dan sejahtera di dunia ini.
    kita tidak perlu mencari masalah, tidak perlu bercekcok, tidak perlu ribut dengan individu lain, dan paling penting tidak perlu melakukan kekerasan terhadap siapapun.

    mungkin ini lah takdir dan nasib etnis tionghoa yg sebagai pendatang, keturunan, peranakan, dan telah menjadi Indonesian citizens sepenuhnya (indonesians Chinese).
    yah… saya pribadi dengan hati ku yg terdalam sangat berduka dan sangat kehilangan saudara2 saya yg seetnis, dan saya sampai sekarang kenapa etnis tionghoa indonesia saja yg mendapat perlakuan dari etnis mayoritas… berbeda dengan etnis tionghoa lain yg menetap dan menjadi warganegaraan seperti di malaysia, Brunei Darussalam, amerika serikat, thailanda, filipina, Australia, bahkan termasuk eropa dan afrika., mereka disana di berikan kebebasan berbahasa, mengunakan nama tionghoanya, bahkan berpolitik.

    saya harap besar kepada seluruh etnis tionghoa yg tersebar luas di seluruh indonesia, bahwa kita ini (tionghoa) yg terlahir sesudah era reformasi bukan di era orde baru !
    kita harus berjiwa nationalism seperti bangsa taiwan (ROC), kita bukan communism seperti china (PRC troublemaker), jangan pernah kita dikatakan komunisme oleh bangsa lain, katakan tidak selalu..

    kita tidak boleh takut maupun menakuti diri sendiri, ambil lah pelajaran di setiap kejadian dan belajarlah dari itu.
    kita semua sama, we are all humans..

    “diam itu bukan lah berarti tidak melawan.”

    semoga seluruh korban dari tragedy tsb selalu memaafkan saudara2 kita yg sebangsa yg akan hidup berdampingan dan berusaha untuk bersatu demi negara kita tercinta.

    saya yakin untuk kedepannya kita seluruh warga negara Indonesia akan hidup damai tanpa harus kekerasan, jiwa toleransi yg tinggi selalu ada di jiwa bangsa indonesia!
    percayalah…

    1. komentar ini, Bahasanya campur aduk, gaya bahasanya kacau, arah tulisan tidak jelas, maaf anda sedang “galau”?

  23. Aku pribumi asli. Pada saat kejadian ini usiaku masih 3 tahun jadi tidak tau seperti apa kejadian saat itu. Setelah mulai beranjak dewasa org tua sering menceritakan kejadian2 kelam mei 98, aku dengernya aja sedih banget dan cuma bisa nangis. Sampai saat inipun masih suka cari info di internet ttg kerusuhan 98. Yang saya sayangkan mengapa etnis2 tionghua menjadi sasaran, menurutku mereka gk bersalah, mereka juga WNI. Tapi knp? Knp bisa terjadi penjarahan, penganiayaan dan pemerkosaan trhdap etnis tionghua. Walaupun saya asli pribumi, tapi saya tau apa yg mereka rasakan, walaupun baru saat ini (karena saat itu blm mengerti). Kenapa hrs sprti itu hanya karena perbedaan etnis. Aku sedih bgt kalo ngebahas ini.
    Jadi inget pacar (krna pacar saya turunan tionghua).. Tapi biarpun begitu hubungan saya dgn pasangan saya adem ayem meskipun ada perbedaan etnis diantara kami. Justru kami menganggap perbedaan itu yg menyatukan kami 🙂 jgn hanya karena perbedaan suku, etnis dsb membuat kita pecah belah. Kita ini satu Indonesia.

    1. yah itu sepertinya permainan politik yang akarnya udah dalam. belum lagi karena antek-anteknya masih hidup sampe sekarang, jadi susah.

      kmu ada lihat video atau foto-foto kejadian ’98 itu? klo kmu denger cerita aja udah nangis (in a positive way, krn aq jg cewek yg gampang nangis), apalagi klo kmu lihat video & foto kejadian ’98. bisa-bisa ada danau di dalam kamarmu 🙂

      sepupuku ada bbrp yg merit ama orang Jawa, baik sepupu cewek ato cowok. temanku juga ada yg merit ama orang Jawa. perbedaan memang indah, terutama bila kedua belah pihak pikirannya terbuka. pernikahan beda etnis itu tantangannya jauh lebih besar, karena pernikahan ga cuma nyatukan kedua insan, tapi juga menyatukan kedua keluarga. nah keluarga ini yang biasanya berkerikil. ada yg setuju & ada yg tidak. somehow yg kasihan adalah anak dari kedua insan ketika mereka udah nikah. krn si anak biasanya krisis identitas, bingung mau ikut budaya ayah ato budaya ibu. biasanya sih condong ngikuti budaya ayah (patrial), tapi ga mesti. tergantung si anak. tak jarang, ketika si anak bertumbuh dewasa & mulai bergaul dg teman-temannya, ia akan di-bully. jd benar-benar butuh usaha ekstra utk pernikahan beda etnis. 🙂 ga cuma etnis Cina. merit ama bule pun juga sama. bagi yang ga tau, kelihatannya jd anak blasteran itu keren. tapi klo tau pergumulannya……sama aja 🙂 (aq ada bbrp tmn blasteran, papanya bule)

      note, menurut sumber AMBW:
      pernikahan beda etnis tapi masih satu suku bangsa itu multikultural. contohnya Sumatera x Madura, Jepang x Korea, Indonesia x Filipina, dsj.
      kalo pernikahan beda etnis tapi beda suku bangsa itu multirasial. contohnya Amerika (white) x Afrika (black), Cina x Amerika, Afrika x Korea, dsj.
      🙂

  24. Mei 98,waktu itu saya masi umur 9 thn,saya tgl di daerah jatinegara,n waktu itu igt bgt,skola saya di daerah matraman n kami dipulangin,jlnan bner2 sepi bgt waktu itu,pertokoan daerah jatinegara juga uda pada tutup smua,kira2 jam 1 siang,saya dri ltai 2 rumah saya nyaksiin sendiri krumunan massa yg dtg n lgsg menjebol pintu pertokoan dgn alat2 seadanya kaya balok kayu,besi panjang n sjnisnya,n dlm waktu sbentar banyak toko terjarah n ditimpuki batu,skitar jam 3 area seberang rumah saya dan mw menyasar ke tempat saya,beruntung tiba2 sepasukan abri dtg n perusuh pun bubar,tp mlm2 skitar jam 7-8 mereka dtg buat ngejarah lg,tp kembali spasukan tentara dtg

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?