Last Updated on 8 September 2020 by Herman Tan

Wushu (武術; bahasa Tionghoa: wǔshù) secara harafiah berasal dari dua kata, yaitu “Wu” dan “Shu”. Arti dari kata “Wu” adalah ilmu perang, sedangkan arti kata “Shu” adalah seni. Sehingga Wushu bisa juga diartikan sebagai seni untuk bertempur/bela diri.

Ini merupakan istilah yang lebih benar dibanding dengan istilah yang lebih terkenal tapi salah dalam penggunaannya, Kungfu, yang berarti “ahli” dalam bidang tertentu, tidak hanya terbatas dalam bela diri.

Semua kategori Seni bela diri China yang tradisional, keras dan lembut dapat disebut Wushu. Wushu keras termasuk tinju selatan Nanquan dan tinju panjang Changquan.

Wushu lembut termasuk tinju Taiji, Telapak Baguazhang, dan tinju Xingyiquan. Adapun seni beladiri Wushu yang telah dikembangkan oleh etnis China yang menetap di wilayah Asia Tenggara (terutama Indonesia) seringkali disebut dengan istilah Kuntao.

A. 5 Elemen Wushu

Air : melambangkan kehidupan dan kelembutan, karena air memberi makan tumbuhan dan bentuk air sendiri yang selalu sesuai dengan wadahnya.

Kayu : melambangkan tulang dan otot, sebagai energi dari kehidupan yang jika terkena api akan mengakibatkan terbentuknya panas sebagai tenaga (otot).

♦ Api : melambangkan kekuatan dan ketangkasan, memberi nutrisi dari hasil pembakaran yang membuat pembaharuan dalam kemajuan.

Tanah : melambangkan pertahanan, memberikan tempat bagi berbagai unsur untuk berkembang.

♦ Logam : melambangkan penggunaan senjata, mengkombinasikan berbagai unsur yang bermanfaat untuk menguasai berbagai senjata yang sangat penting bagi Wushu.

Hubungan berbagai unsur dalam Wushu adalah air mendinginkan api, api menempah logam, logam memotong kayu, kayu tumbuh dari bumi, bumi mengontrol air. Jadi, semua unsur ini saling berhubungan satu sama lain.

Wushu pada dasarnya terdiri dari dua disiplin ilmu, yakni Taolu (套路; jurus/style) dan Sanda/sanshou (散打; tarung/sparring). Dalam Taolu, terbagi menjadi dua jenis juga, yakni menggunakan tangan kosong dan senjata (pendek-panjang).

Masing-masing memiliki beberapa nomor di dalamnya, yang akan dijelaskan lebih jauh dibawah. Sedangkan Sanda adalah nomor pertarungan dalam Wushu; dibagi dalam kategori berdasarkan berat badan (48 kg, 52 kg, 56 kg, 60 kg, 65 kg, 70 kg, 75 kg).

B. Nomor-nomor Pada Taolu

A. Nomor Tangan Kosong

1. Changquan (长拳 atau pukulan panjang) mengacu pada gaya wushu bergaya/ciri khas panjang, seperti Chaquan (拳), Huaquan (華拳), Hongquan (洪拳, “banjir tinju”), dan Shaolinquan (少林拳), tetapi bentuk wushu yang bergaya modern ini awalnya berasal dari gerakan dan gaya tradisional dari utara;

dimana orang-orang utara hidup/tinggal dekat dengan ibukota, dimana kehidupan mereka lebih damai dan aman serta didukung oleh tanah yang subur, sehingga mereka tidak sekuat orang-orang selatan.

Gaya Changquan adalah yang paling banyak dilihat dari bentuk wushu; di dalamnya sudah termasuk kecepatan, kelincahan, kegesitan, akurasi, dan fleksibilitas. Selain itu, Changquan atau jurus utara ini menitikberatkan pada tendangan, memeliki serangan panjang dan cepat, teknik loncatan dan putaran yang indah.

Gerakan Changquan sulit untuk dilakukan/dipraktekkan dalam waktu singkat, karena membutuhkan fleksibilitas yang besar dan badan yang atletis. Kebanyakan dari para praktisinya sudah berlatih sejak usia muda.

2. Nanquan (南拳 atau tinju selatan) mengacu pada gaya wushu yang berasal dari China selatan, didalamnya termasuk Hongjiaquan (Hung Gar,洪家拳), Cailifoquan (Choy Li Fut,蔡李佛拳), dan Yongchunquan (Wing Chun,咏春拳).

Gaya Nanquan terkenal karena pukulannya yang kuat dan keras, gerakan kuda-kuda yang stabil, memiliki posisi sikap badan yang rendah serta gerakan tangan yang rumit dan cepat untuk serangan-serangan jarak dekat. Serangannya efektif dan efisien serta mematikan, didukung oleh teriakan dan gertakan dalam menyerang.

Bentuk wushu yang bergaya modern ini awalnya berasal dari gerakan dan gaya tradisional dari selatan; dimana orang-orang wilayah selatan China tinggal di daerah yang kurang subur dan dekat pelabuhan, sehingga mereka menajalani kehidupan yang keras.

3. Taijiquan (太极拳, Tai chi chuan) adalah gaya wushu dikenal lambat dan gerakannya terlihat santai. Taijiquan sering dianggap sebagai metode latihan untuk orang tua/lanjut usia, dan kadang-kadang dikenal sebagai “T’ai chi” di negara-negara Barat atau untuk orang lain sudah terbiasa dengan wushu.

Bentuk wushu ini merupakan kompilasi modern yang didasarkan pada Yang (楊) style Taijiquan, juga termasuk gerakan Chen (陈), Wu (吴), Wu (武), dan Sun (孫) style. Taiji juga sering disebut sebagai ilmu bayangan. Gerakan-gerakan dari Taiji terkesan lambat, lembut, memutar secara kontinue dan tidak terputus.

Permainan jurus Taiji ini sekilas terlihat tidak begitu istimewa, tetapi jika diselami lebih dalam lagi akan terlihat kesempurnaan jurus ini. Jurus Taiji sangat susah untuk dimengerti karena memiliki makna dan pengertian yang sangat dalam, bahkan ada anggapan bahwa Taiji merupakan ilmu yang paling sempurna. Taiji banyak digunakan untuk latihan kesehatan dan olahraga.

Tahukah kamu : Dalam ajang Sea Games atau Asian Games, nomor Taijiquan biasanya dipertandingkan bersama dengan nomor Taijijian (diperankan oleh seorang atlet, nilainya dijumlahkan).

B. Nomor Senjata Pendek

4. Daoshu (刀术 – Daoshu) mengacu pada semua golok (刀, golok) yang berbentuk melengkung seperti daun willow. Gaya wushu yang cocok dengan senjata ini adalah gaya Changquan. Golok dikenal memiliki karakter permainan yang galak, ganas, pemberani, cepat, bertenaga, tangkas serta gesit.

Gerakannya didominasi oleh bacokan serta tusukan, gerakan manangkis dan menyerang terkombinasi dengan apik. Tangan yang tidak memegang golok berfungsi sebagai penyeimbang gerakan dan keindahan jurus.

5. Nandao (南刀 – Nandao, atau golok selatan) mengacu pada semua golok yang berbentuk melengkung pada umumnya. Gaya wushu yang cocok dengan senjata ini adalah gaya Nanquan. Senjata ini tampaknya didasarkan pada pedang kupu-kupu dari Yongchunquan, gaya yang berasal dari selatan yang terkenal.

Dalam standar Wushu, golok pada nomor Nandao lebih panjang dan diubah sehingga hanya satu yang digunakan (aslinya sepasang). Seperti juga pada toya selatan (Nan Gun) dan jurus-jurus selatan lainnya, golok selatan juga memiliki gerakan yang galak dan keras, disertai dengan suara teriakan dan gerakan patah-patah dan tegas, cepat, gesit dan bertenaga.

6. Jian (剑, atau pedang bermata dua) mengacu pada semua pedang bermata lurus (straight sword). Gaya wushu yang cocok dengan senjata ini adalah gaya Changquan. Pedang bergerak lembut tetapi tetap terlihat ‘gentlement’. Gerakannya mirip burung Hong, banyak gerakan memutar, menangkis dan menusuk.

Gerakan-gerakannya lincah, lembut, gentel dan sangat cepat. Penekanan jurus pedang ini terletak pada pergelangan tangan. Sekilas jurus pedang ini mudah dimainkan tetapi dilihat dari segi tekniknya pedang adalah jurus yang sangat tinggi tekniknya dan sangat sulit untuk dimainkan.

Tahukah kamu : Dalam ajang Sea Games atau Asian Games, nomor pedang/jian biasanya dipertandingkan bersama nomor tombak/qiangshu(diperankan oleh seorang atlet, nilainya dijumlahkan)..

7. Taijijian (太极剑 atau pedang Taiji) adalah gaya/jurus pedang yang dimainkan berdasarkan gaya/jurus Taijiquan. Sama halnya dengan Taijiquan, Taijijian juga memiliki karakter yang lembut, mengalir, kontinue, serta tidak terputus. Gerakan Taijijian tentunya mengadopsi gerakan pedang dimana di dalamnya terdapat gerakan memotong, menebas dan menusuk.

C. Senjata Panjang

8. Gunshu (棍术 – Gunshu) adalah senjata tongkat panjang/stick (棍, toya); yang terbuat dari kayu lilin putih. Gaya wushu yang cocok dengan senjata ini adalah gaya Changquan. Toya terkenal sebagai nenek moyang dari segala jenis senjata, karena banyak senjata yang dikembangkan dari toya.

Toya merupakan senjata yang populer dan praktis. Karakter gerakan toya adalah gerakan cepat memukul, menotok, menyapu, menangkis, menekan, sontekan keatas, bertenaga. Gerakan toya sering berubah-ubah dengan cepat sehingga cukup membingungkan tetapi gerakannya tampak hidup dan lincah. Gun Shu  lebih dominan dimainkan dengan tangan kanan serta lebih banyak main di belakang badan

9. Nangun (南棍 – Nangun, atau toya selatan) sama seperti Gun/toya, tetapi menggunakan gaya/style Nanquan yang memiliki karakter lebih bertenaga dan keras. Ukuran toyanya biasanya sedikit lebih pendek sedikit dari pada Gun Shu, serta sedikit lebih besar.

Karena toya ini merupakan jurus selatan/south style, maka gerakannya tampak patah-patah tetapi keras, bertenaga dan mematikan. Nan Gun lebih dominan dimainkan dengan tangan kanan, serta lebih banyak main di depan badan. Dalam gaya Nangun juga terdapat teriakan yang mengiringi jurus sebagai penambah semangat.

10. Qiang (枪 atau tombak) adalah tombak lentur dengan ciri khas rumbai merah yang melekat pada ujung tombak yang terbuat dari besi yang tajam. Ujung tombaknya juga banyak variasi bentuknya. Gaya wushu yang cocok dengan senjata ini adalah gaya Changquan.

Jurus Qiang/tombak ini bertumpu pada sisi mata/ujung tombak yang tajam, berbeda dengan Gun/Nangun (toya) yang bisa menggunakan kedua sisi. Tombak juga disebut sebagai ‘raja’ dari segala senjata karena bisa mewakili karakter senjata pendek maupun panjang, bisa bergerak seperti toya, gesit seperti pedang, ganas seperti golok.

Gerakannya cepat dan gesit, berputar, mematuk ke segala arah seperti ular. Selain untuk menyerang tombak bisa dipakai untuk menangkis, membanting, menekan dan menerobos.

D. Nomor Koreografi Grup atau berpasangan

11. Duilian (對练) atau nomor berpasangan/grup dan Jiti (集体), pertunjukan gerakan secara grup. Duilian (练) atau dual event adalah bentuk pertunjukan koreografi yang berupa tarung/sparring dengan senjata, tanpa senjata/tangan kosong, atau bahkan tangan kosong melawan senjata.

Duilian biasanya membutuhkan tindakan perancangan/koreografer sebelumnya, dimana sinkronisasi serta kecocokan gerakan sangat penting. Sedangkan Jiti (集体) atau grup event, adalah bentuk gerakan jurus yang terkoordinasi, dan dimainkan secara  oleh beberapa orang sekaligus (secara berkelompok/kolektif).

Dalam seluruh nomor wushu diatas, biasanya diiringi musik instrumen rekaman, atau sekelompok pemain musik tradisional yang menemani koreografi selama pertunjukan. Karpet yang digunakan dalam pertandingan nomor2 berkelompok juga lebih besar dari yang digunakan dalam pertandingan nomor individual.

E. Nomor Tradisional

Selain kategori modern diatas, ada juga beberapa nomor lainnya yang dipertandingkan secara terbatas, yang dilakukan terpisah dari pertandingan rutin/wajib, yaitu kategori/nomor Tradisional. Nomor kategori ini biasanya hanya dilakukan di Tiongkok saja. Beberapa nomor/gerakan tangan kosong yang populer dipertandingkan antara lain :

♦ Baguazhang (八卦掌) – Eight Trigrams Palm
♦ Bajiquan (八極拳) – Eight Extremes Fist/Boxing
♦ Chaquan (拳) – Cha Fist/Boxing

♦ Huaquan (華拳) – Hua Fist/Boxing
♦ Wing Chun (Yongchunquan) – Eternal Spring
♦ Hung Jia/Hung Gar (洪家)

Sedangkan nomor/gerakan senjata nya antara lain :

♦ Shuangdao (雙刀) – Double Broadsword
♦ Shuangjian (雙劍) – Double Straight-Sword
♦ Shuanggou (雙鈎) – Double Hook-sword
♦ Sanjiegun (三節棍) – Three Section Staff
♦ Dadao (大刀) – Great Sword

C. Perkembangan Wushu di Indonesia

Di Indonesia, Wushu kini mendapat perhatian yang istimewa dari masyarakat. Wushu yang dulu hanya dimainkan oleh orang-orang tua, dan itu pun hanya golongan tertentu, kini telah memasyarakat. Tidak ada data resmi yang mencatat sejak kapan Wushu mulai masuk ke Indonesia.

Tetapi sejak puluhan tahun silam telah di mainkan oleh banyak orang dari berbagai kota besar maupun kecil di Indonesia seperti Medan, Jakarta, Surabaya, Semarang dan masih banyak lagi daerah lain.

Wushu yang berstandar Internasional baru dikenal dan dipopulerkan di Indonesia pada tahun 1992 yang di prakarsai oleh tokoh olahraga IGK Manila, yang kemudian menjadi Ketua Umum nya yang pertama serta berhasil membawa Nama Wushu Indonesia ke forum Internasional.

Pada waktu itu, Wushu di Indonesia diresmikan atau mulai menjadi sebuah organisasi olahraga yang resmi terdaftar di KONI pada tanggal 10 November 1992 dengan nama Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI). Dan untuk pertama kalinya Tim Wushu Indonesia berpartisipasi pada ajang SEA GAMES Singapura tahun 1993.

Sejak saat itu, pemkembangan olahraga Wushu di Indonesia tergolong pesat, dan diminati oleh berbagai kalangan, termasuk dari kalangan pribumi. Beberapa atlet Wushu Indonesia yang sudah mengharumkan nama bangsa di level Asia, antara lain Gogi Nebulana, Susyana Tjan, dan Lindswell Kwok.

Olahraga Wushu di Indonesia sendiri dipertandingkan pada iven lokal seperti Pekan Olahraga Nasional dan Daerah, sedangkan pada iven-iven dunia seperti di Sea Games, East Asian Games, Asian Games, World Wushu Championships, World Junior Wushu Championships, World Combat Games, dan sebagainya.

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

One thought on “Nomor-Nomor Pertandingan Dalam Wushu”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?