Last Updated on 17 April 2021 by Herman Tan

Pada tanggal 10 Oktober 1911, terjadi sebuah peristiwa kudeta yang hebat mengguncang China. Pasukan revolusioner melancarkan perlawanan terhadap pemerintah lokal di Wuhan, Provinsi Hubei.

Kudeta memicu revolusi yang berujung pada penggulingan kaisar terakhir Pu Yi, untuk mengakhiri kekuasaan Dinasti Qing dan runtuhnya sistem feodalisme Tiongkok yang telah berlangsung selama 2.200 tahun.

Republik Tiongkok pun akhirnya lahir. Peristiwa itu juga dikenal sebagai Revolusi Xinhai, Revolusi 1911, atau Revolusi China.

Pada Abad ke-19, Kekaisaran Qing menghadapi sejumlah tantangan, termasuk sejumlah pemberontakan dan serbuan asing ke wilayah Tiongkok. Dua perang opium melawan kekuatan Barat yang dipimpin Inggris menyebabkan lepasnya wilayah Hong Kong.

Tiongkok juga kalah dalam Perang Sino – Jepang Pertama 1894-1895. Meski Dinasti Qing masih mengendalikan Tiongkok, jutaan warga perantauan yang hidup di luar negeri, termasuk di Asia Tenggara dan Amerika, mulai menuntut dilakukannya reformasi dan revolusi.

kaisar terakhir pu yi
Kekaisaran Tiongkok yang terakhir (Dinasti Qing), dipimpin oleh Pu Yi (1908-1912)

Kang Youwei dan Liang Qichao memimpin gerakan pro – monarki konstitusional. Sementara Sun Yat Sen yang adalah seorang dokter membentuk aliansi revolusioner atau Tongmenghui yang bertujuan mengeser Kekaisaran Qing dengan pemerintah republik.

Mengalami kekalahan beruntun pasca pemberontakan Wuhan, Dinasti Qing mengubah sistem pemerintahan menjadi monarki konstitusional. Jenderal Yuan Shikai ditunjuk jadi perdana menteri, namun sebelum berhasil merebut area yang dikuasai kaum revolusioner, sejumlah provinsi mulai memproklamasikan pemisahan dari kekaisaran.

Pada 1 Januari 1912, Republik Tiongkok berdiri, Sun Yat Sen diangkat jadi presiden sementara; dipilih oleh majelis Nanjing mewakili 17 provinsi. Namun, hanya di bagian selatan. Bagian utara masih dikendalikan Yuan Shi Kai.

Pemerintah republik, yang lemah dalam hal dukungan militer untuk menggulingkan Dinasti Qing, melakukan pendekatan pada Yuan Shi Kai. Yuan setuju menurunkan takhta Kaisar Puyi atau Kaisar Xuantong, tapi dia meminta menjadi presiden. Sang raja pun dipaksa menyerahkan kekuasaannya pada Februari 1912.

mao zedong dan ciang kaisek
Ciang Kaishek dan Mao Zedong; merupakan pendiri dari Taiwan dan Republik Rakyat Tiongkok di negaranya masing-masing. Sumber foto : wantchinatimes.com

Yuan Shi Kai diangkat sebagai Presiden Sementara Republik Tiongkok pada 14 Februari 1912, dan diambil sumpahnya pada 10 Maret pada tahun yang sama.

Namun pemerintahannya ditentang banyak pihak, terutama setelah ia mengangkat dirinya sendiri sebagai Kaisar Tiongkok pada tahun 1915. Setelah Yuan meninggal, Tiongkok masuk ke periode raja-raja wilayah.

Kemudian, pada 1949, terjadi pergolakan antara kekuatan nasionalis pimpinan Jenderal Chiang Kai Sek dan kubu Komunis pimpinan Mao Zedong.

Akibat dari perang saudara tersebut, Pemerintah Republik Tiongkok kehilangan kontrol atas Wilayah Daratan China dan pindah ke Pulau Taiwan (Pulau Formosa) pada Desember 1949.

Dunia mengenal negara tersebut sebagai Republic of China. Sementara negara berhaluan komunis didirikan di Tiongkok dengan nama Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?