Last Updated on 17 April 2021 by Herman Tan

Tarian Tradisional China adalah kumpulan tarian dari negeri China yang awalnya adalah ritual pemujaan dan penghormatan terhadap Dewa Mitologi China, seperti tercatat pada Sejarah Musim Semi dan Gugur oleh Lu Buwei (235 SM, dinasti Qin).

Tujuan keagamaan itu kemudian berkembang menjadi sebuah bentuk hiburan dalam bentuk sekelompok wanita yang menghibur tamu pada acara jamuan kenegaraan dan akhirnya menjadi bentuknya yang sekarang.

China sendiri adalah negara dengan banyak ragam budaya yang memiliki 56 suku. Setiap suku memiliki kebudayaan dan tarian masing-masing. Tarian Tradisional China menggabungkan semua elemen dari Tarian masing-masing etnik, Opera China, Kungfu dan Opera rakyat.

Hasilnya adalah apa yang kita sekarang kenal dengan Tarian Tradisional China yang sudah melewati pengembangan dan peremajaan lebih dari ratusan tahun.

Opera China, merupakan sebuah tarian tradisional China zaman dulu

Dengan memiliki 56 suku minoritas dan besarnya luas wilayah China menyebabkan banyaknya macam tarian yang tersebar di seluruh negeri. Tiap daerah dan tiap suku memiliki ciri khas masing-masing yang menarik untuk diketahui.

Tarian di timur laut China berciri khas maskulin sedangkan pada daerah daratan tengah China tepatnya sekitar daerah Shaanxi menggunakan pita merah yang enerjik dan drum. Lain halnya di daerah selatan yang terkenal dengan tari Kipas. Di daerah Yunnan tarian terkenal memiliki semangat dan kerap menghiasi festival-festival.

Tarian Kipas khas negeri Tiongkok yang telah diubah menjadi lebih menarik

Suku-suku minoritas pun memiliki ciri khasnya masing-masing. Suku Tibet memiliki sebuah tarian dimana para pria memakai pakaian dengan buntut lembu dan lonceng sedangkan para wanita menabuh genderang kulit lembu. Bunyi-bunyian harus seirama untuk menghasilkan kesempurnaan dalam tarian ini.

Pada suku Mongolia, penari, menari dengan maskulin dengan menggerak-gerakan pundak dan lengan dengan gagah. Suku mongol kerap menggunakan kegagahan kuda sebagai dasar gerakan. Pada suku lain yaitu suku Ughyur, penari menggerak-gerakan mata, tangan dan leher dengan elegan, mirip seperti penari-penari India.

Pada pakaiannya, kerap ditemukan banyaknya bulu-bulu sebagai hiasan.

Beberapa penari wanita yang sedang memperagakan Tarian Yangge khas negeri China

Sedangkan pada suku Korea, mereka menggunakan kipas dan genderang. Selain genderang, penari pun menggunakan kipas yang tertutup atau sumpit yang dihentak-hentakkan pada paha sesuai hentakan irama.

Mimik wajah dan tempo serta hentakan gerakan penari akan mengikuti irama musik pengiring. Irama cepat dan riang diiringi dengan gerakan cepat dan lincah, sedangkan untuk musik yang sedih dan mendayu diiringi dengan gerakan lembut yang lambat.

Teknik yang berbeda dan ciri khas dari tari suku Korea ini adalah teknik pernafasannya yang mengikuti alunan hentakan musik pengiring.

tarian seribu tangan budha
Para penari sedang menampilkan Tarian seribu Bangan budha (Qianshou Guanyin)

Memasuki detik-detik menjelang terbentuknya Republik Rakyat China, tarian mengalami perubahan drastis. Pengembangan dilakukan oleh beberapa pioner tarian seperti Dai Ailian, Wu Xiaobang dan Jia Zuoguo yang rela menjelajahi China. Mereka mempelajari tarian suku dan mengubahnya menjadi tarian baru yang lebih menarik.

Salah satu tarian terkenal zaman sekarang ini adalah Yangge. Biarpun berasal dari dinasti Song, namun pada tahun 1940 an tarian ini sering dipakai oleh Partai Komunis China untuk membangkitkan semangat rakyat.

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

9 thoughts on “Macam-Macam Tarian Tradisional Tiongkok (China)”
  1. Hello
    Perkenalkan saya tri, mahasiswa sastra cina usu
    Saya mau bertanya mengenai tarian seribu tangan, kira kira apakah makna daripada tarian tersebut?

    1. Disini utamanya hanya mengemukakan asal-usul sejarahnya saja, tidak fokus utama ke jenis-jenis tarian (hanya secara garis besarnya saja), mengingat tarian adat Tionghoa sangat beragam.

      Terima kasih

Leave a Reply to trimayanti Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?