Last Updated on 23 August 2021 by Herman Tan

Percaya atau tidak, di dunia ini kita tidak sendirian. Terdapat dimensi lain selain dimensi manusia, yang keberadaannya hanya bisa dirasakan oleh sebagian orang. Bagi pembaca yang tertarik untuk merasakan keberadaan dimensi lain, berikut 10 cara penangkal roh/hantu: yang suka berwisata seorang diri wajib baca nomor 9 hingga selesai.

Selain soal tradisi dan budaya, ternyata etnis Tionghoa juga banyak menyimpan sekumpulan cerita mitos tentang dunia hantu; meski cerita2 ini semakin tergerus dan menghilang ditengah perkembangan era modern. Bukan bermaksud untuk melestarikan, namun tidak ada ruginya bagi anda untuk sekedar mengetahuinya.

1. Bagian dahi jangan sampai terhalangi “kegelapan” – 司空不宜留蔭

Dalam segi keilmuan, bagian dahi seseorang adalah “tempat pemancaran cahaya”, atau bisa juga disebut “titik cakra”. Ketika di bagian dahi seseorang terdapat sesuatu yang menutupi, itu seperti memadamkan pancaran pelita tersebut.

Keburukan dan kesialan akan terus menyertai, dan tidak akan melepaskan anda. Roh jahat maupun makhluk halus dapat dengan mudah mendekati anda. Oleh karena itu, rambut paling baik dipotong pendek atau dibelah tengah.

2. Keluar jalan- jalan pada malam hari dengan berpakaian merah – 逛夜街忌穿紅衣

Pada jaman dulu, terdapat dua warna pakaian yang tabu pada malam hari. Pertama, dengan berpakaian serba hitam/gelap; dimana para hantu maupun makhluk halus paling menyukainya. kedua, berpakaian warna merah cerah. Konon warna merah adalah warna yang paling mudah menarik perhatian orang; termasuk oleh hantu yang jahat. Bagi laki maupun perempuan yang suka keluar pada malam hari harap perhatikan hal ini.

3. Hindari Ucapan kata “hantu” dan sejenisnya pada tengah malam – 戒鬼字掛口邊

Hantu kecil, hantu sial, bentuk2 makian dengan kata hantu, dsb. Ini merupakan kebiasaan ucapan banyak orang. Ingat, jenis perkataan ini tidak berguna untuk diucapkan. Bunyi perkataan ini bisa menyinggung hantu maupun makhluk halus yang berada disekitar. Jika ternyata kamu sering mengucapkan “hantu”, ubah kebiasaan itu.

4. Penyalaan lampu pada lorong panjang – 長走廊安燈

Banyak perumahan berada di lorong/gang yang panjang. Lorong jalan yang panjang sering tidak mendapatkan cahaya yang merata. Hal ini menyebabkan hawa gelap (yin) menjadi kuat dan hawa terang (yang) melemah.

Tempat 2 yang gelap/kurang mendapat cahaya merupakan tempat kesukaan bagi roh maupun makhluk halus untuk bersembunyi.

Jika di depan rumah kamu terdapat lorong jalan yang panjang, ingatlah untuk  memasang lampu penerangan untuk menguatkan hawa yang (陽氣; yang qi), supaya roh maupun makhluk halus tidak menetap terus disitu.

5. Mendaki gunung dengan mengenakan batu giok – 爬山戴玉器

Pendakian gunung adalah aktivitas favorit pada saat liburan musim panas. Namun karena di dataran tinggi memiliki hawa yang lembab (dingin), ditambah dengan begitu banyak hewan liar yang mati dan bangkainya membusuk disitu; dengan sendirinya menambah hawa medan negatif.

Jika tidak mau melihat sesuatu yang gaib (髒東西; Zāng dōngxi), cobalah dengan memakai aksesoris batu giok (seperti gelang, kalung, atau gantungan hiasan dompet) yang berwarna hijau/putih. Batu giok (玉器; Yùqì) sangat dipercaya masyarakat Tiongkok dan perantauannya sebagai “batu keselamatan” (平安; Píng’ān). Jadi dengan menggunakan batu giok bisa menambah aura positif dan menangkis hawa2 negatif.

6. Jangan bermain permainan “mangkuk dewa” – 別玩碟仙筆仙

Banyak orang muda yang suka mencari sensasi baru, serta hal-hal yang bersifat mistis. Salah satunya adalah dengan bersama- sama bermain permainan “mangkuk dewa”, yang konon dapat mengetahui hal-hal apa yang akan terjadi di masa mendatang.

Dengan seringnya berkomunikasi/berhubungan langsung dengan roh halus, indra ke 6 seseorang bisa menjadi sangat sensitif (dibagian dahi auranya akan terlihat menghitam), seperti dengan mudah merasakan keberadaan “mereka”. Hindari permainan ini, kecuali kamu tahu cara memulangkan “mereka”.

7. Pasang cermin Pat kwa sebagai penghalang hawa jahat – 八卦擋邪氣

Rumah duka merupakan tempat sementara disemayamkannya jasad seseorang sebelum diberangkatkan ke pemakaman dan dikubur. Di area sekitar rumah duka, suasana kesedihan dan tangisan menjadi dominan, sehingga secara tidak langsung akan menciptakan aura negatif/gelap yang kuat.

Jika kamu memiliki saudara atau sanak famili yang tinggal disekitar rumah duka, disarankan agar memasang cermin Patkwa (八卦; bāguà) di bagian atas pintu masuk. Cermin pada Patkwa melambangkan hawa (qi) kebenaran, yang akan menghalau hawa jahat memasuki rumah.

8. Menjengut orang sakit, sembah dulu dewa di rumah – 探病先拜家神

Jika sering keluar masuk rumah sakit untuk menjengut orang sakit, ada baiknya bersembahyang kepada Dewa-Dewi (派神; Pài shén), guna memohon perlindungan dan keselamatan/kesembuhan bagi orang yang akan dikunjungi. Jika tidak memiliki altar sembahyang pribadi di rumah, pergilah ke kelenteng terdekat, nyalakan dupa dan mohon kepada Dewa untuk menyertainya.

9. Hindari menginap di hotel yang kamarnya paling ujung – 住酒店忌尾房

Ketika kita melakukan perjalanan/wisata dan tinggal di hotel, tidak sedikit orang yang menyarankan agar menghindari menempati kamar paling ujung dari hotel pada satu lantai.

Hal ini memang cukup beralasan, karena biasanya kamar paling ujung kurang mendapat cahaya yang cukup (bahkan dari cahaya lampu lorong kamar sekalipun), kurang mendapat cahaya matahari langsung (terhalang tembok). Bahkan aktivitas orang yang berlalu lalang disitu hampir tidak ada (kecuali ada orang yang ingin ke kamarmu).

Karena hawa (energi Yang, positif) sedikit inilah sehingga membuat makhluk halus betah menempati area itu. Jadi jika kamu menginap di hotel dan kebagian kamar paling ujung, cobalah meminta ganti dengan kamar yang lain.

10. Hindari menempati lantai atau nomor kamar yang berangka jelek – 靈性號碼要避忌

Masih berhubungan dengan tinggal/menginap di hotel. Umumnya sebagian kamar hotel2/penginapan di Tiongkok, Hongkong, Taiwan, Singapore, Malaysia, Thailand, dsb , tidak terdapat angka 2 dan 5. Hal ini dikarenakan dalam ilmu Fengshui, angka2 tersebut berhubungan dengan spiritual.

Oleh karena itu, nomor belakang (angka ke 2) kamar hotel/penginapan biasanya tidak diakhiri dengan angka 2 atau 5.

Karena menurut pengalaman sebagian orang yang pernah menginap pada kamar2 dengan nomor tersebut (survei orang2 yang sering tinggal di hotel), ketika posisi tubuh lagi lemah (pulang kantor/mengikuti kegiatan yang menguras energi) bisa berhadapan dengan “roh halus” ketika berpapasan.

Begitupun dengan angka 4. Banyak sekali hotel yang menghilangkan lantai 4, atau kamar bernomor 4 di hotelnya. Ini karena dalam bahasa mandarin, angka 4 (四; sì) memiliki bunyi pelafalan yang sama dengan kata kematian (死; sǐ).

Selain itu, bagi yang sering ditugaskan keluar daerah ataupun yang sering berlibur ke luar daerah dan bermalam di hotel, harus memperhatikan cara-cara berikut untuk menghindari bertemu dengan “mereka” :

Baca juga10 Cara Melihat Roh: Yang Nomor 8 nya Mencengangkan! Ternyata …

A. Pada saat sebelum buka pintu kamar : ketuk pintu, bungkukkan badan.

Pada saat mengindap di hotel, sebelum membuka pintu kamar, jika terdapat bel kamar, tekan/bunyikan bel kamar duluan. Jika tidak ada bel kamar, diketuk 3 kali. Saat memasuki kamar, membungkukkan badan dulu, sebagai tanda menghormati/respek kepada “mereka” yang sudah lebih dulu ada disitu.

Hal ini sama/serupa seperti jika kamu ingin buang air kecil di kompleks perkuburan. Namun sialnya, tidak ada WC disitu. Tentunya ketimbang menahan pipis, kamu pasti akan mencari daerah semak belukar/pepohonan untuk membuang hajat disitu. Orang2 tua dulu suka mengingatkan, agar mengucapkan salam/kalimat permisi.

B. Sesudah masuk kamar : hidupkan lampu, tarik air closet, buka laci lemari, membuka selimut tempat tidur, dan menepuk bantal.

Ketika sudah memasuki kamar hotel, menghidupkan semua lampu di kamar, termasuk lampu meja, lampu kamar mandi, dll semuanya harus dihidupkan. Kemudian masuk kamar mandi dan tarik air closet, yang artinya menghilangkan/membuang semua “kotoran” yang ada.

Selanjutnya, buka rak lemari, buka selimut kamar tidur dan menepuk bantal beberapa kali. Semua tanda ini memberi isyarat kepada roh halus untuk pergi dari kamar ini.

C. Pada saat tidur : Nyalakan lampu tidur dan taruh sepatu secara sembarangan.

Pada saat tidur, menyalakan lampu kecil (lampu tidur). Hal ini bertujuan untuk menghindari berkumpulnya kembali hawa jahat (saat keadaan menjadi gelap gulita), dan bisa memberi/mensugesti rasa aman pada diri sendiri.

Selain itu, sepatu jangan disusun rapi dan taruh di sebelah tempat tidur. Konon banyak cerita bahwa jika sepatu tersusun rapi, pada saat tengah malam roh hantu bisa memakainya dan berjalan. Oleh sebab itu, jangan letakkan sepatu dengan rapih (disejajarkan), melainkan dibolak-balik.

D. Larangan mengucapkan hal2 tabu.

Dalam lingkungan yang asing, sebaiknya jangan bersikap terlalu bebas (polos) seperti di rumah sendiri, seperti mengucapkan kata- kata yang jorok/kasar (tidak sopan). Sama halnya saat kita naik gunung, selalu diingatkan agar tidak mengucapkan kata2 tersebut.

Selain itu, sebagian hotel ada juga yang meletakkan kitab suci, seperti Alkitab, atau kitab2 Buddha, bahkan benda2/objek ritual (seperti di Bali). Jangan disebabkan karena berbeda kepercayaan, lalu berbuat tindakan yang tidak sopan.

Ingat untuk selalu respek dan saling menghormati (toleran) lingkungan baru sekitar, karena kamu bukan satu2nya penghuni dan penguasa alam dunia ini. Jika masih tidak sadar, naiklah ke puncak gunung, niscaya kamu akan merasa bahwa dirimu menjadi sangat,,, sangat,,, sangat kecil dibanding alam semesta ini, kekuatan Sang Pencipta.

Benar, bahwa MANUSIA adalah kelompok tertinggi ciptaan Tuhan di alam semesta ini; namun itu bukan berarti sebuah BENTUK PEMBENARAN, bahwa kita bisa menjadi sombong dan menganggap diri berkuasa atas segalanya, melebihi kekuatan SANG PENCIPTA..

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?