Last Updated on 16 February 2022 by Herman Tan Manado
Perayaan tahun baru Imlek sangatlah lekat dengan adanya tarian Barongsai (舞獅; Wushi). Berdasarkan sejarah yang ada, tarian barongsai telah ada sejak ribuan tahun yang lalu, dan pernah tercatat dalam teks kuno, Shujing.
Barongsai sendiri memiliki rupa seekor singa jantan dan betina. Tarian barongsai ini dipercaya dapat membawa keberuntungan kepada lingkungan sekitarnya. Barongsai diperankan oleh 2 orang, yang masing2 memainkan kepala dan ekor. Barongsai tidak hanya digunakan dalam pentas pertunjukkan saja, tetapi sampai ke tingkat kompetisi olahraga.
Untuk kualitas standar, 1 set Barongsai biasanya dihargai seharga ±3-4 juta rupiah. Harganya semakin mahal, tergantung detail/hiasan pernak-pernik pada kepala barongsai (seperti penggunaan lampu pada bagian mata), kualitas bulu, kain, dan kerangka.
Barongsai atau Tarian singa ini pernah tercatat dalam buku rekor dunia, dengan pementasan 1,111 barongsai secara bersamaan, di Tsim Sha Tsui, Hong Kong.
Baca juga : Kesenian Barongsai
Baca juga : Simak 6 Fakta Seru Mengenai Barongsai a.k.a Tarian Singa di Indonesia!
1. Tarian Naga : Liong
Kesenian yang pertama adalah tarian Naga, atau di Indonesia biasa sebut Liong (舞龙; Wulong). Tarian ini kerap kali dipentaskan secara bersamaan dengan barongsai dan beladiri wushu. Tarian Naga ini memiliki sejarah yang hampir mirip dengan tarian singa, yang sudah berakar selama ribuan tahun.
Menurut Wikipedia, tarian Naga ini tercatat sudah ada sejak jaman Dinasti Han (206 SM–220 M). Tarian ini erat hubungannya dengan hujan dan naga pembawa hujan, Yinglong (應龍).
Tarian Naga ini dipercaya akan membawa keberuntungan bagi tempat2 yang didatanginya. Panjang dari ornamen Naga ini sangatlah beragam; mulai dari yang terpendek sekitar ±2 meter, yang hanya membutuhkan 2 orang saja, hingga yang terpanjang mencapai 70 meter, yang membutuhkan belasan orang atau lebih.
Ornamen Naga terpanjang yang pernah dibuat, yakni sepanjang 5,605 meter! Dibuat pada tahun 2012 lalu oleh Asosiasi Bela Diri Tarian Naga dan Singa Hong Kong. Sama halnya dengan barongsai, selain dipentaskan dalam pertunjukkan, tarian Naga ini juga kerap diperlombakan di berbagai kompetisi.
Dalam proses pembuatan Naga ini, dibutuhkan bahan material yang beragam, dan kualitas bahan tersebut yang nantinya akan menentukan harga dari setiap ekor Naganya. Biasanya seekor Naga liong standar akan dibandrol dengan harga ±7-10 juta rupiah.
Baca juga : Tarian Naga
2. Kesenian Merubah Wajah : Bian Lian
Kesenian khas Tionghoa selanjutnya adalah seni merubah wajah, atau yang biasa disebut Bian Lian (变脸). Banyak orang yang tidak mengenal kesenian ini, karena memang jumlah aktor/pemeran yang bisa dalam kesenian ini pun sangatlah sedikit.
Kesenian ini mulai dipraktekkan sejak jaman Dinasti Qing (1644-1911), atau sekitar 300 tahun yang lalu. Ada 2 versi mengenai asal mula kesenian ini.
Versi yang pertama, dikatakan pada jaman dulu, orang2 melukis di wajah mereka untuk menakuti binatang liar di hutan, tetapi seiring berjalannya waktu, akhirnya itu menjadi sebuah kesenian yang dilakukan di atas panggung.
Versi lain menceritakan tentang adanya pahlawan rakyat bertopeng (Robin Hood versi China), yang mencuri uang dari orang2 kaya, kemudian membagikannya kepada orang2 miskin.
Kebanyakan pementasan kesenian inipun hanya ada di beberapa Negara, seperti di Hong Kong, Taiwan, dan Tiongkok saja, sehingga cukup sulit untuk melihat pementasan ini. Meskipun demikian, pementasan seni mengubah wajah ini memiliki daya tarik tersendiri bagi penontonnya.
Seorang pemeran seni Bian Lian dapat mengganti topeng mereka sebanyak 10 kali dalam tempo waktu 20 detik saja! Bahkan selama proses latihannya, konon para pemeran kesenian ini diharuskan untuk dapat mengganti topeng sebanyak 2 kali dalam sedetik!
Pementasan kesenian ini biasanya dilakukan oleh satu orang (atau bisa ditemani seorang partner lain), dengan di iringi musik instrumen tradisional Tiongkok kuno. Salah satu tempat pertunjukan seni Bian Lian terpopuler, dapat pembaca temui di Opera Furong Goucui, Sichuan, Tiongkok.
Tiket masuknya seharga ±$15, dan Anda akan disuguhkan dengan berbagai pertunjukkan kesenian opera khas Sichuan Tiongkok (berdurasi 70 menit), yang telah dikemas dengan sangat baik.
Seperti dilansir pearlriver, hanya terdapat 200 orang penari seni wajah a.k.a Bian Lian di Tiongkok! Alasannya, karena teknik kesenian Bian Lian ini tidak diturunkan/disebarkan ke sembarang orang, apalagi untuk orang asing. Untuk mempelajari teknik ini, diperlukan setidaknya 10 tahun untuk sampai ke taraf ahli/master.
Kesenian ini pula dianggap sebagai bagian dari warisan budaya Tiongkok, dan merupakan satu-satunya warisan dalam bentuk seni, yang berada diperingkat kedua rahasia Negara!
Topeng-topeng wajah yang digunakan oleh para lakon penari ini dibuat dan didesain secara detail, dengan harapan setiap topengnya mampu mengekspresikan emosi atau maksud tertentu. Sembari diiringi oleh instrumen musik, lakon ini akan secara berulang-ulang mengubah topengnya sesuai dengan iramanya.
Ada 3 metode umum yang digunakan oleh penari Bian Lian untuk mengganti topengnya, yaitu :
• Mengusap wajah : pakai cat wajah pada satu bagian wajah, dan gunakan tangan untuk mengusap wajah selama pertunjukan.
• Meniup wajah : taruh bubuk pewarna dalam satu wadah, dan ketika tampil, tiup wadah itu sehingga bubuk menempel di wajah.
• Menarik wajah : pasang topeng-topeng di wajah. Topeng-topeng ini diikat dengan benang ke pakaian di pinggang. Selama pertunjukan, pelakon akan mengalihkan perhatian penonton, sementara benang akan ditarik sang aktor untuk melepaskan topengnya satu per satu.
Menurut liputan Harry Yuan dari National Geographic Channel (sewaktu dia berkunjung ke Sichuan, 2019), rahasia kesenian Bian Lian ini sendiri terletak pada jubahnya, dimana tempat topeng-topeng wajahnya disembunyikan. Sang pelakon sendiri melatih dirinya agar secepat mungkin mengganti topengnya, tanpa terlihat audience.
Baca juga : Kesenian Mengubah Wajah
3. Tarian Kipas
Tari Kipas merupakan salah satu kesenian yang dapat memukau penonton dengan keindahan dan keharmonisan gerakan para penarinya. Para penari ini biasanya menggunakan kipas berbahan bulu angsa, serta mengenakan pakaian berbahan sutra. Tentu saja, hanya perempuan yang diperbolehkan untuk menari kipas ini 🙂 meski pelatihnya sendiri bisa jadi adalah seorang laki-laki.
Tarian kipas telah ada sejak Dinasti Han (206 SM–220 M) dan sering digunakan dalam perayaan ataupun saat perjamuan yang diadakan pihak Istana. Tarian kipas ini juga dapat digunakan dalam lingkungan militer, dimana para penari menggunakan senjata sebagai gantinya.
Tarian kipas sangat menonjolkan keanggunan dan kelemah-lembutan para penarinya, sehingga tarian ini memiliki tempo gerakan yang cukup pelan. Selain itu, pakaian yang digunakan oleh para penari, memiliki motif atau warna yang cerah. Hal ini disebabkan karena tarian ini digunakan dalam kegiatan perayaan dan ritual keagamaan.
Di jaman yang modern ini, tarian kipas umumnya dipergunakan sebagai pembukaan sebuah even budaya atau acara.
Harga untuk 1 pasang kipas berkualitas tinggi (bahannya) berkisar 10-20 USD. Tarian Kipas merupakan satu dari sekian banyak tarian tradisional khas Tiongkok.
Baca juga : Tarian Tradisional China
4. Opera Peking
Kebanyakan dari kita mungkin hanya mengenal Opera Peking. Namun sebenarnya masih ada jenis-jenis opera lain yang sering dimainkan. Opera-opera ini dinamai sesuai dengan kota tempat kesenian opera itu berasal atau komunitas etnik yang memainkannya, salah satunya adalah Opera Tiochiu (Teochew).
Sepanjang sejarah, ada sekitar ratusan jenis opera Tiongkok, tapi ada beberapa opera Tiongkok yang paling banyak ditampilkan. Sekilas dari sisi kostum dan penceritaan semuanya tampak sama, namun masing-masing berasal dari daerah yang berbeda dan memiliki ciri khas tersendiri dalam pementasannya.
Bagi sebagian besar orang yang belum pernah menonton opera Peking sebelumnya, pasti akan cukup sulit untuk mengenali peran yang dimainkan dalam cerita tersebut. Ini dikarenakan setiap pemain memiliki riasan serta ksotum yang rumit, serta gerakan-gerakan tidak kita lihat di opera selain opera Peking.
Apalagi jika ada beberapa karakter di satu panggung yang memiliki riasan dan kostum yang mirip, dan kita belum terlalu mengerti dengan jalan ceritanya. Hal ini tidak sepenuhnya aneh, karena pemain opera sendiri membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya untuk menekuni satu macam karakter yang mereka mainkan hingga mereka mahir.
Setiap gerakan, mimik dan lirikan mata dalam opera Peking memiliki makna simbolik tertentu dan berawal dari meniru gerakan sehari-hari, yang disebut dengan 模仿 (mo fang). Misalnya, jika sang aktor berjalan-jalan di panggung membentuk satu lingkaran penuh, maka berarti dalam ceritanya ia sedang melakukan perjalanan jauh.
Baca juga : Macam-Macam Kostum dan Peran Dalam Opera Peking
Baca juga : 13 Jenis Opera Tiongkok Yang Paling Terkenal
Selain ke-4 kesenian di atas, ada pula kesenian yang tidak kalah serunya dan patut Anda saksikan, yaitu kesenian Wayang Potehi. Informasi mengenai wayang potehi selengkapnya dapat Anda baca disini.