Last Updated on 28 October 2022 by Herman Tan

Festival Perahu Naga  (Hanzi :龙舟 atau 龙船; Pinyin: Lóngzhōu, Lóngchuán) merupakan perayaan tradisional penting di Tiongkok. Festival Perahu Naga ini jatuh setiap tanggal 5 bulan 5 Imlek. Di Tiongkok sendiri, perayaan ini merupakan hari libur Nasional, yang digelar selama 3 hari berturut2.

Pada hari tersebut orang2 Tiongkok dan perantauan (beserta keturunan) biasanya menyantap penganan khas yang bernama Zongzi (粽子), atau di Indonesia dan sekitarnya lebih dikenal dengan nama Bakcang, yang berasal dari dialek Hokkian (Hanzi : 肉粽; Pinyin : Rou zong).

Festival ini disebut juga Festival Duanwu (端午節; Duan Wu Jie), atau Festival Peh Cun (扒船; Ba Chuan), yang artinya “Merengkuh Dayung” atau “Beratus Perahu”.

A. Fakta Kilat Mengenai Festival Perahu Naga

Bahasa Mandarin : 端午节 Duānwǔ Jié (Perayaan tradisional Tiongkok).
Tanggal : Tanggal 5 Bulan 5 berdasarkan penanggalan lunar.
Sejarah : Lebih dari 2.000 tahun.

Perayaan : Lomba perahu Naga, tradisi yang berhubungan dengan kesehatan, penghormatan kepada Qu Yuan, dan lain sebagainya.
Hidangan Populer : Bakcang (粽子; Zongzi).

Baca juga : Festival Perayaan Duan Wu (BakCang)

B. Kapan Festival Perahu Naga Dirayakan?

Lomba perahu naga adalah kegiatan yang paling populer di Festival Perahu Naga.

Tanggal Festival Perahu Naga dirayakan berdasarkan penanggalan lunar, sehingga berdasarkan penanggalan Gregorian (Masehi), perayaan tersebut jatuh pada tanggal yang berbeda2 dari tahun ke tahun.

Kapan Hari Bakcang (Bakcang Day)?

• Hari Bakcang 2021 : Senin, 14 Juni 2021
• Hari Bakcang 2022 : Jumat, 3 Juni 2022
• Hari Bakcang 2023 : Kamis, 22 Juni 2023
• Hari Bakcang 2023 : Senin, 10 Juni 2024

C. Apakah yang Dimaksud dengan Festival Perahu Naga di Tiongkok?

Tampak sepasang perahu naga di cat dengan penuh warna

Festival Perahu Naga ini merupakan perayaan masyarakat Tionghoa yang asal usulnya bertujuan untuk mengenang/menghormati Qu Yuan, Wu Zixu, dan Cao E (versi lain).

Bahkan perayaan ini menjadi salah satu hari libur tradisional di Tiongkok. Pada tanggal 20 Mei 2006, festival ini terpilih masuk dalam angkatan pertama Warisan Budaya Non Benda Nasional Tiongkok (National Intangible Cultural Heritage).

Pada tahun 2008, untuk pertama kalinya dirayakan sebagai hari libur Nasional di Tiongkok; dan pada tanggal 30 Oktober 2009 masuk dalam Daftar Warisan Budaya Non Benda Dunia UNESCO (UNESCO World Intangible Cultural Heritage).

D. Lomba Perahu Naga : Dari Legenda Menjadi Perhelatan Olahraga!

Asal usul lomba perahu Naga dikatakan berawal dari legenda rakyat yang beramai2 mendayung perahu untuk mencari jasad dari seorang penyair patriotik Qu Yuan (屈原) yang hidup pada tahun 340-278 SM, yang menenggelamkan diri di Sungai Miluo (saat ini wilayah Propinsi Hunan).

Perlombaan Perahu Naga merupakan kegiatan terpenting selama perayaan ini berlangsung. Perahu kayu dibentuk dan dihias menjadi wujud seekor Naga. Ukuran perahu bervariasi berdasarkan wilayah.

Umumnya memiliki panjang sekitar 20-35 meter, serta membutuhkan 30-60 tenaga manusia untuk mengayuh dayungnya (mengikuti ukuran/besar perahu).

Sepanjang perlombaan berlangsung, tim perahu Naga akan mengayuhkan dayung dengan ritme gerakan yang harmonis dan cepat, diiringi dengan bunyi genderang yang ditabuh. Dikatakan bahwa tim yang menjadi pemenang akan mendapatkan keberuntungan dan hidup bahagia di tahun berikutnya.

Perlombaan perahu Naga merupakan perhelatan olahraga utama yang digelar di banyak tempat, dimana para kompetitor berlatih keras untuk memenangkannya.

E. Lokasi untuk Menyaksikan Lomba Perahu Naga

Sebuah perahu Naga di Hong Kong Dragon Boat Festival.

Dengan perkembangan yang berkesinambungan selama 2000 tahun, lomba perahu Naga telah menjadi sebuah cabang olahraga yang kompetitif. Terdapat banyak lokasi di Tiongkok yang mengadakan perlombaan perahu naga selama perayaan ini. Di sini terdapat 4 lokasi yang paling seremonial :

Festival Perahu Naga Hong Kong : Pelabuhan Victoria, Kowloon, Hong Kong.
Festival Perahu Naga Internasional Yueyang : Pusat Lomba Perahu Naga Internasional Sungai Miluo, Yueyang Prefecture, Provinsi Hunan.

Festival Kano Naga Guizhou dari Suku Etnis Miao : Sungai Qingshui, Taijiang County, Qiandongnan Miao and Dong Autonomous Prefecture, Provinsi Guizhou.
Festival Perahu Naga Hangzhou : Taman Air Nasional Xixi, Jalan, Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang.

Baca juga : Festival Perahu Naga (Dragon Boat Festival)

F. Apa Saja Tradisi yang Dijalani Masyarakat Tionghoa dalam Merayakan Duanwu?

Festival Duanwu (Peh Cun) merupakan pesta rakyat yang sudah dirayakan sejak lebih dari 2.000 tahun lamanya, yaitu pada saat masyarakat Tionghoa masih menjalani berbagai tradisi dengan tujuan untuk menghalau penyakit dan memohon kesehatan.

Sepanjang perayaan ini, terdapat banyak kegiatan dan tradisi yang dijalani oleh masyarakat di Tiongkok dan perantauannya di seluruh dunia (keturunannya).

Beberapa tradisi yang paling umum adalah perlombaan perahu Naga, makan bakcang (粽子; Zongzi), menggantungkan mugwort (rumput Ai cao; 艾草) dan calumus (菖埔; Changpu), minum anggur dan mengenakan kantong (yang berisi rempah2 khas) yang berbau harum.

Kini telah banyak tradisi yang dihilangkan atau tidak lagi dijalani. Anda mungkin masih dapat menjumpai tradisi ini di area pedesaan.

1. Makan Bakcang

Bakcang atau Zongzi, penganan khas saat Festival Duanwu

Bakcang (粽子; Zòngzi) merupakan hidangan tradisional dari Festival Perahu Naga. Bakcang berhubungan dengan peringatan akan Qu Yuan, seperti yang dikatakan dalam legenda bahwa bongkahan nasi dilemparkan ke dalam sungai agar ikan2 tidak memakan jasad tubuhnya yang tenggelam.

Bakcang terbuat dari beras ketan yang diisi dengan daging, kacang dan bahan lain, dibungkus berbentuk segitiga atau persegi panjang di dalam bambu atau daun, kemudian diikat dengan tangkai yang sudah direndam atau tali halus yang berwarna-warni.

Saat ini Bakcang memiliki rasa dan varian yang berbeda, antara satu wilayah dengan wilayah lainnya di seluruh dunia.

2. Minum Anggur Realgar

Ada pepatah kuno yang mengatakan : ‘Minum anggur (arak) mengusir pergi segala penyakit dan roh jahat”. Sebagai contoh, anggur realgar merupakan minuman beralkohol di Tiongkok yang terbuat dari fermentasi sereal dan bubuk realgar.

Pada jaman dahulu, orang percaya bahwa anggur merupakan penawar dari segala jenis racun, efektif untuk membunuh serangga dan dapat mengusir roh jahat. Oleh sebab itu setiap orang minum sedikit anggur selama Festival Peh Cun.

3. Mengenakan Kantong yang Berbau Harum

Kantong yang berisi wewangian

Sebelum Festival Perahu Naga tiba, para orang tua biasanya menyiapkan kantong berisi rempah2 yang berbau harum untuk anak2. Kantong kecil dari bahan sutera berwarna-warni dijahit, diisi dengan wangi-wangian atau ramuan herbal, kemudian dijahit dengan benang sutera.

Selama Festival Perahu Naga berlangsung, kantong tersebut dikalungkan pada leher sang anak atau disematkan pada bagian depan baju sebagai hiasan. Kantung rempah berbau harum ini juga dikatakan akan melindungi sang anak dari hantu atau arwah jahat.

Rumput Ai, rumput changpu

4. Menggantungkan Mugwort (Rumput Ai cao) dan Calamus (Changpu)

Festival Perahu Naga diselenggarakan pada awal musim panas, dimana terdapat kecenderungan datangnya penyakit. Daun mugwort (rumput Ai cao; 艾草) sering digunakan untuk pengobatan di Tiongkok. Baunya sangat menyenangkan serta dapat mengusir lalat dan nyamuk.

Sementara Calamus (菖埔; Changpu) adalah tanaman air yang memiliki efek yang hampir sama. Jadi, festival ini juga sebenarnya erat kaitannya dengan tradisi menjaga kesehatan di dalam masyarakat Tiongkok.

Pada tanggal 5 bulan 5 masyarakat Tiongkok biasanya membersihkan rumah dan halaman, kemudian menggantungkan mugwort (rumput Ai cao) dan calamus (changpu) di pintu depan rumah untuk menangkal penyakit. Dikatakan pula bahwa mugwort dan calamus ini dapat membawa keberuntungan ke tengah keluarga.

5. Menegakkan Telur Ayam Mentah

Fenomena menegakkan telur ayam dapat dilakukan pada saat perayaan Duan Wu. Konon pada saat itu, kita dapat meletakkan/menegakkan telur ayam mentah dalam posisi berdiri diatas lantai atau meja.

Ini bisa dilakukan di sepanjang hari Duan Wu; namun waktu terutama berada pada siang hari pukul 11:00-14:00.

Fenomena ini terjadi karena saat matahari memancarkan cahaya paling kuat, gaya gravitasi di tanggal ini adalah yang terlemah di sepanjang tahun, sehingga menyebabkan telur ayam mentah bisa berdiri tegak; dimana saat ini matahari sedang berada di “posisi istimewanya”, yakni tepat di atas khatulistiwa.

Baca juga : Tradisi “Menegakkan” Telur Ayam di Lantai

G. Bagaimana Asal Usul Festival Perahu Naga Berawal?

Anggota tim mendayung keras dalam lomba perahu naga.

Ada banyak legenda mengenai asal-usul Festival Perahu Naga. Namun yang paling populer adalah untuk memperingati tokoh2 seperti Qu Yuan, Wu Zixu, dan Cao E.

1. Qu Yuan 屈原 (340-278 SM) adalah seorang penyair patriotik sekaligus pejabat yang diasingkan selama Periode Negara-Negara Berperang (Warring States Period, 475 – 221 SM) dalam sejarah Tiongkok.

Beliau menenggelamkan diri di Sungai Miluo pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek, ketika Negara Chu (楚) yang dicintainya jatuh ke tangan kekuasaan Negara Qin (秦).

Pada waktu itu, rakyat sekitar telah putus asa dalam upaya menyelamatkan Qu Yuan, dan gagal menemukan jasadnya.

Untuk memperingati Qu Yuan, pada setiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek, masyarakat menabuh genderang dan mendayung perahu di sungai (seperti yang pernah mereka lakukan dulu), dan melemparkan bakcang (bungkusan nasi dengan daging) untuk menghalau ikan2 dan roh jahat yang ada disana agar tetap menjauhi jasadnya.

Sebuah patung Qu Yuan di Jingzhou, di lokasi ex ibu kota Negara Chu, Ying.

2. Terlepas dari popularitas Qu Yuan diatas, di ex wilayah Kerajaan Wu (吳), festival tersebut memperingati Wu Zixu 伍子胥 (wafat 484 SM), seorang Perdana Menteri Kerajaan Wu pada periode Musim Semi dan Musim Gugur (722–481 SM).

Xi Shi (西施), seorang wanita cantik yang dikirim oleh Raja Goujian (勾踐) dari Kerajaan Yue (越), sangat dicintai oleh Raja Fuchai (夫差) dari Wu.

Sebagai info, Xi Shi sendiri adalah salah satu dari 4 wanita cantik di jaman Tiongkok kuno (四大美人; Se Da Mei Ni), bersama Wang Zhaojun, Diao Chan, dan Yang Guifei.

Wu Zixu, melihat plot berbahaya dari Raja Goujian, memperingatkan Raja Fuchai, yang menjadi marah pada pernyataannya. Wu Zixu dipaksa bunuh diri oleh Fuchai, dan tubuhnya dibuang ke sungai pada hari ke-5 bulan ke-5.

Setelah kematiannya, beliau telah menjadi role model kesetiaan dalam budaya Tiongkok. Di tempat2 seperti Suzhou, Wu Zixu dikenang selama festival Perahu Naga.

3. Meskipun Wu Zixu terkenal dan diperingati di wilayah Jiangsu tenggara, dan Qu Yuan dikenal di seluruh penjuru di Tiongkok, di wilayah2 timur laut Zhejiang, termasuk kota Shaoxing, Ningbo, dan Zhoushan, justru mengenang seorang gadis muda yang bernama Cao E 曹娥 (130–144 M).

Ayah Cao E, Cao Xu (曹盱) adalah seorang dukun (Tao dari Sekte Kuning Yellow; 黄教的道士)  yang memimpin upacara di Shangyu (sebuah kabupaten di timur laut Zhejiang). Pada tahun 143 M, saat memimpin upacara memperingati Wu Zixu selama Festival Perahu Naga, Cao Xu secara tidak sengaja jatuh ke Sungai Shun.

Cao E, dalam tindakan baktinya, memutuskan untuk mencari ayahnya di sepanjang sungai. Setelah 5 hari, dia akhirnya menemukan ayahnya yang telah tewas karena tenggelam. 8 tahun kemudian (151 M) sebuah kuil dibangun di Shangyu, didedikasikan untuk mengenang Cao E karena baktinya.

Nama sungai Shun juga diganti menjadi Sungai Cao’e untuk menghormatinya.

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

One thought on “7 Hal Mengenai Hari Bakcang dan Festival Perahu Naga”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?