Last Updated on 18 April 2021 by Herman Tan

Seperti yang sudah kita tahu, kue bulan adalah makanan yang paling ditunggu-tunggu saat Festival Musim Gugur. Namun di samping itu, ada beberapa makanan lain juga yang sangat populer dikonsumsi saat Festival Musim Gugur karena manfaat kesehatan dan kebaikan yang didapat dari penganan-penganan tersebut.

Berikut ini adalah penganan-penganan yang sering disajikan selama festival berlangsung :

1. Bebek, dengan berbagai cara penyajian

Bebek adalah makanan yang paling umum dikonsumsi setelah kue bulan pada Festival Musim Gugur. Dipercaya bahwa mengonsumsi bebek pada musim gugur dapat mengeluarkan panas penyebab penyakit dari dalam tubuh untuk menjaga keseimbangan yin dan yang dalam tubuh.

Perbedaan daerah di Tiongkok memiliki cara berbeda dalam memasak bebek. Biasanya resep yang umum digunakan adalah bebek goreng dengan bumbu jahe. Di provinsi Jiangsu, bebek dimasak dengan tanaman osmanthus, sementara di Sichuan, bebek dimasak dengan cara diasap.

2. Labu, untuk kesehatan yang lebih baik

Orang-orang yang tinggal di selatan sungai Yangtze memiliki kebiasaan makan labu selama Festival Musim Gugur karena saat itu labu sedang panen. Etnis Tionghoa percaya bahwa makanan musiman adalah makanan paling segar.

Makan labu pada malam Festival Musim Gugur dipercaya dapat membawa kesehatan karena bentuknya yang bulat dan keemasan.

3. Siput air, untuk mencerahkan mata

 

Untuk orang-orang Kanton, siput sungai adalah makanan tidak tergantikan padaFestival Musim Gugur. Menikmati siput air dipercaya dapat membantu mencerahkan penglihatan. Siput air biasanya dimasak dengan herbal obat-obatan untuk menghilangkan bau tidak sedap yang menguap.

4. Talas, untuk membawa nasib baik

Tanaman talas biasanya ranum di dekat Festival Musim Gugur. Orang-orang sangat menyukai teksturnya yang lembut dan segar. Biasanya dimasak dengan cara digoreng. Talas dikukus, dikupas lalu dipotong kecil-kecil dan digoreng agak lama, lalu diguyur dengan sirup manis. Penganan ini sangat disukai oleh penggemar makanan manis.

Makan talas selama Festival Musim Gugur dipercaya dapat mengusir kesialan dan membawa keberuntungan. Tradisi ini dimulai sejak Dinasti Qing.

5. Arak yang difermentasi dengan bunga osmanthus, untuk kehidupan yang bahagia

Minum arak yang difermentasi dengan bunga osmanthus memiliki sejarah panjang di Tiongkok. Orang-orang mulai meminumnya lebih dari 2,000 tahun yang lalu. Arak ini dipilih karena Festival Musim Gugur datang pada saat bunga osmanthus sedang bermekaran. Meminum arak menyimbolkan kumpul keluarga dan hidup bahagia.

6. Kepiting bulu, penganan musiman

Menikmati sajian kepiting bulu menjadi makanan populer saat Festival Musim Gugur beberapa tahun belakangan ini. Pada September dan Oktober, hewan ini memiliki kandungan protein dan asam amino paling tinggi.

Kebiasaan mengonsumsi kepiting ini berasal dari provinsi Jiangsu dan Zhejiang, yang memiliki banyak danau dan sungai. Namun sekarang telah menyebar ke seluruh wilayah Tiongkok.

7. Akar Teratai

Akar teratai panen di Festival Musim Gugur setiap tahun. Saat cuaca mendingin, akar teratai menyediakan mineral dan vitamin yang dapat menjaga nafsu makan dan kesehatan. Biasanya disajikan dengan cara dikukus dengan beras ketan dan madu, yang melambangkan hidup penuh kehangatan dan kebahagiaan.

8. Buah Pir

Buah pir adalah buah-buahan populer selama Festival Musim Gugur. Mungkin buah pir (梨; Lí) tidak boleh diberikan sebagai hadiah, karena memiliki bunyi yang sama dengan kata 离开 (Líkāi) yang berarti “pergi” dalam bahasa Mandarin; tapi buah ini juga dimakan dengan alasan yang sama.

Karena pir melambangkan perpisahan, kita memakannya untuk menghindari perpisahan dengan yang orang-orang yang disayangi sepanjang tahun mendatang. Dengan memakannya, kita justru memiliki harapan besar untuk bisa berkumpul lagi bersama mereka.

Referensi :

Mid-Autumn Festival Food — 7 Popular Dishes
Top 10 Mid-Autumn Festival foods in China
10 Foods You Must Eat for Mid Autumn Festival

By Amimah Halawati

Seorang mahasiswa pasca perguruan tinggi teknik Negeri di kota Bandung. Mojang Priangan berdarah Sunda namun memiliki minat besar dengan bahasa dan budaya Tionghoa. Pecinta buku dan senang menulis, khususnya fiksi fantasi yang bertema mitologi dan kebudayaan Tionghoa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?