Last Updated on 17 April 2021 by Herman Tan Manado
Sejarah Dewa Pintu (門神, Men Shen) ada 2 versi yang utama. Namun yang paling terkenal/populer, dan paling banyak diketahui orang adalah versi pasangan Dewa Pintu Militer (武將門神; Wǔjiàng ménshén) Qin Shubao (秦叔宝; ? – 638 M) atau disebut juga Qin Qiong (秦琼), dan Yuchi Gong (尉遲恭; 585 – 658 M), atau Yuchi Jingde (尉迟敬德).
Cerita mengenai pasangan Dewa Pintu ini berawal dari jaman Dinasti Tang (618 – 907 M).
Ketika itu sang Kaisar Tang Thai Zhong (唐太宗; memerintah 626 – 649 M) a.k.a Li Shimin (李世民) mengerahkan pasukannya untuk membasmi seekor monster ular raksasa yang selalu menyebabkan malapetaka di sungai Jing. Setelah kejadian itu, Sang Kaisar merasa selalu dikejar2 roh monster yang telah dibinasakan itu, sehingga menderita insomnia, atau sulit untuk tidur.
Beliau takut dan selalu khawatir kalau monster itu akan datang dalam wujud roh/hantu untuk menuntut balas dendam kepadanya. Hampir setiap malam beliau selalu merasa ada suara-suara aneh di depan pintu kamar tidurnya.
Karena sudah tidak tahan lagi, maka Tang Taizong menceritakan masalahnya kepada semua penasehat2 kerajaannya.
Mendengar Sang Kaisar dalam kesulitan, seorang Jenderal istana yang bernama Jenderal Qin Shu mengajukan diri kepada Kaisar sambil berucap, “Paduka jangan kuatir, sebagai seorang jenderal perang, hamba bersama Jenderal Yuchi Gong siap menjaga di depan kamar tidur paduka setiap malamnya”.
Dan benar2 sungguh ajaib, malam itu juga, sang Kaisar langsung bisa tidur nyenyak sepanjang malam. Setelah di jaga beberapa malam. Kaisar merasa tidak enak hati, dan tidak perlu untuk terus menyusahkan kedua jenderalnya lagi, karena walau bagaimanapun mereka seorang manusia juga.
Akhirnya Beliau amendapat sebuah ide.
Sang Kaisar akhirnya menitahkan seorang pelukis terbaik di Negaranya, untuk melukis gambar kedua Jenderalnya itu dengan berpakaian militer lengkap dengan senjatanya, diatas kertas merah sebanyak puluhan pasang lembar.
Kemudian, di setiap pintu kamar istana kerajaan ditempeli gambar sepasang jenderal kesayangannya itu, dengan maksud untuk mengusir segala roh jahat dan segala kesialan yang akan mendekat.
Cerita mengenai dipasangnya gambar Dewa Pintu oleh Kaisar Tang ini juga hampir serupa dengan versi yang dikisahkan dalam novel/film Journey to the West, atau Kisah Perjalanan ke Barat.
Bertahun-tahun kemudian, hal ini kemudian menyebar sampai ke kehidupan masyarakat diluar istana kerajaan. Akhirnya masyarakat pun menggambar lukisan kedua jenderal itu, untuk dipuja sebagai Dewa Pintu (Men Shen) di masing2 daun pintu utama rumah mereka.
Tujuannya adalah, selain untuk menghalau roh jahat, juga untuk memohon keselamatan, perlindungan dan keharmonisan dalam rumah. Dalam sejarah panjangnya, selain Dewa Pintu Militer (武將門神; Wǔjiàng ménshén), juga terdapat Dewa Pintu Sipil (文官門神; Wénguān ménshén).
Dewa-Dewa Pintu Yang Lain
Selain kedua jenderal diatas, berikut beberapa tokoh lain (termasuk tokoh mitologis) yang diketahui pernah digunakan sebagai lukisan Dewa pintu :
1. Shenshu (神 荼) dan Yulu (鬱壘) : Versi Dewa pintu yang diketahui paling awal. Muncul di catatan buku Mountain and Sea Classic (Shan Hai Jing; 山海经) pada jaman Dinasti Han. Kedua tokoh ini konon diperintahkan oleh Kaisar Giok (mitologi) untuk menjaga pohon persik keabadian yang sedang digerogoti oleh setan.
2. Wangtianjun (王天君) dan Matianjun (馬天君) : Penjaga Dewa Utara (Heidi (黑帝), atau Heishen (黑神), atau Beidi (北帝), dimana umum terlihat di kuil-kuil Taoisme (Daoguan).
3. Naga (Qinglong;青龍) dan Macan Putih (Baihu; 白虎) : Umum terlihat di kelenteng2 Taoisme.
4. Qianliyan (千里眼) dan Shunfeng’er (顺风耳) : Pengawal dari Dewi Laut Mazu (妈祖). Awalnya merupakan siluman yang bisa melihat jauh, dan siluman yang bisa mendengar jauh.
5. Fangbi (方 弼) dan Fangxiang (方相) : Dua tokoh dari The Creation of the Gods (Fengshen Yanyi; 封神演義), atau Fengshenbang (封神榜), novel klasik Tiongkok yang bercerita tentang Dewa-Dewi dan Siluman (Shenmo) pada abad ke-16, yang ditulis pada masa dinasti Ming (1368–1644).
6. Miji Jingang (密迹金剛) dan Naluoyan Jingang (那羅延金剛) : Dikenal sebagai Hēnghā Èrjiàng (哼哈二将), berasal dari Vajrapani Buddhis.
Merupakan 2 penjaga Buddha yang divisualisasikan berwajah murka dan berotot, yang banyak ditampilkan sebagai patung penjaga di pintu masuk kuil2 Buddha di Asia Timur. Mereka dianggap sebagai manifestasi dharmapala dari bodhisattva Vajrapāṇi, yang tertua dan paling kuat dari jajaran Buddha Mahayana.
7. Zhang Fei (张飞) dan Guan Ping (關平) : Guan Yu dan Zhang Fei adalah jenderal kerajaan Shu pada jaman Sam Kok, digambarkan sebagai saudara lelaki Liu Bei yang disumpah dalam Romansa Tiga Kerajaan, dan termasuk di antara 5 Jenderal Harimau. Guan Ping sendiri adalah putranya.
Guanping kadang2 divisualisasikan bersama Zhoucang (周仓), seorang prajurit pemberontak berfisik kekar, dengan wajah gelap dan berjenggot.
Setelah bertemu Guan Yu, Ia menjadi pengikutnya, dan bertugas sebagai pembawa senjatanya yang berat. Dia bunuh diri setelah mengetahui bahwa Guan Yu dan Guan Ping telah ditangkap dan dieksekusi oleh jenderal Sun Quan,Pan Zhang.
8. Zhao Yun (趙雲) dan Ma Chao (馬超) : Jenderal kenamaan kerajaan Shu selama jaman Sam Kok, dan termasuk di antara Lima Jenderal Harimau. Lukisan mereka terlihat di beberapa wilayah propinsi Henan.
9. Zhongkui (鍾馗) dan Wei Zheng (魏征) : Zhongkui adalah seorang Dewa penangkap dan penakluk segala siluman, penguasa alam bawah/neraka. Lukisannya bisa dipasang terutama pada pintu2 yang berdaun satu. Sementara Wei Zheng merupakan perdana menteri pada pemerintahan Kaisar Tang Taizong selama 13 tahun lamanya.
10. Qie Lan Pu Sa (伽藍菩薩) dan Wei Tuo Pu Sa (偉陀菩薩) : Khusus kuil2 yang bercorak Buddhisme, Men Shen yang digunakan (dipuja) adalah pasangan Bodhisattva yang berpakaian perang lengkap, yaitu Qie Lan Pu Sa, alias Guan Yu (关羽) sendiri, dan Wei Tuo Pu Sa, alias Wei Tuo Tian (韋馱天).
Selain nama2 diatas, ada juga Meng Tian 蒙恬 (seorang jenderal terkenal dari dinasti Qin), Zhuge Liang 诸葛亮 dan Sima Yi 司馬懿 (Perdana Menteri di jaman Sam Kok), Xue Rengui 薛仁贵 (seorang jenderal terkemuka dari dinasti Tang), Yue Fei 岳飛 (seorang jenderal pada jaman dinasti Song Selatan), dan sebagainya.
Di Tiongkok, tradisi memasang gambar Dewa Pintu (Men Shen) ini sempat meredup para masa revolusi budaya (eranya Mao Zedong), namun akhirnya kembali bangkit di era akhir 1980-an.