Last Updated on 27 February 2023 by Herman Tan

Selain membakar kertas dan hio untuk menghormati nenek moyang, kita harus meneliti fengshui kuburannya juga. Setelah selesai bersembahyang, kita selalu meletakkan kertas perak dan emas yang ditindih dengan batu di belakang/diatas kubur kan? Itu tanda bahwa kita telah memperbaiki ‘rumah’ nenek moyang.

Sebenarnya, teori ilmu titik kubur (墓箱学; Mù xiāng xué) ini sangat ilmiah. Kata orang, ibu dan ayah membawa kita ke dunia ini. Coba bayangkan, satu keluarga seperti sebatang pohon besar.

Cucu dan cicit bagaikan ranting dan daun, Ibu dan Ayah bagaikan batang pokok, sedangkan nenek moyang bagaikan akar. Akar itu akan mencengkram tanah.

Jadi fengshui tanah itu mempengaruhi pokok (akar) tersebut; dengan arti kata lain, ia mempengaruhi nasib keluarga itu. Untuk itulah kita harus meninjau lokasi sekitar saat menziarahi makam nenek moyang.

Orang yang tidak tahu berbakti, selamanya tak mungkin sukses. Hubunganmu dengan orang tua, adalah hubunganmu dengan kekayaan. Karena orang tua adalah akarmu.

Kalau kamu tidak beres dengan akarmu sendiri, bagaimana kamu bisa berharap tumbuh menjadi pohon yang besar? Masih berharap berbunga dan berbuah pula? Ini hal yang mustahil.

A. Pada Batu Nisan, Ada Nama yang Ditulis Dengan Warna Merah dan Emas. Kenapa Begitu?

Tampak sebuah kuburan yang bertuliskan tinta emas, yang artinya kuburan tersebut telah ‘dihuni’ oleh seseorang

Semasa menziarahi kuburan yang lama, jika tulisannya sudah pudar/luntur, kita harus menulisi kembali dengan maopi/kuas agar terlihat terang kembali.

Warna emas digunakan untuk orang yang telah meninggal. Sedangkan warna merah digunakan bagi mereka yang masih hidup. Hal ini biasanya terjadi pada suami istri berkongsi dalam satu batu nisan. Jadi, kedua nama orang itu (pasangan) diukir pada batu nisan yang sama.

Biasanya tinta warna emas, hijau dan hitam digunakan untuk orang yang telah meninggal. Sedangkan warna merah dan ruangan (pada nisan) tanpa foto berarti orang itu masih hidup. Namun ada juga yang meletakkan huruf Shou (壽) di bagian ruangan tempat foto. Itu juga bermakna sama.

B. Sekilas Mengenai Fengshui Kubur. Dikremasi vs Dikubur; Mana yang Lebih Baik?

Tampak master fengshui Louis Luo Yiming (Malaysia) sedang melakukan pengukuran/perhitungan fengshui makam

Bagi orang Tionghoa, jasad seseorang biasanya dikebumikan atau dibakar (kremasi).

Mengebumikan jasad adalah bentuk cara tradisional etnis Tionghoa. Jadi pembakaran jasad jarang dilakukan pada jaman dulu. Tapi sejak agama Buddha tersebar di Tiongkok, cara ini mulai lazim dijalankan. Malah belakangan ini makin banyak orang yang memilih untuk melakukan kremasi.

Jika dibandingkan, biaya yang dikeluarkan dalam cara kremasi lebih murah dibanding dikubur. Namun, kedua hal itu ada bedanya. Lalu, mengkremasi atau menguburkan jasad, mana yang lebih baik?

Dari aspek fengshui, menguburkan jasad lebih baik. Apa sebabnya? Karena menurut ilmu titik kubur, orang tua membawa kita ke dunia ini. Jadi, selepas nenek moyang meninggal dan dikebumikan, jasadnya akan membusuk. Tulangnya akan menerima aura bumi, sehingga ia mampu membawa tuah atau musibah kepada keturunannya.

Sedangkan jika jasad nenek moyang dibakar, pengaruhnya tidak begitu kuat.

Seorang ahli Fengshui akan membantu menentukan bentuk lahan, menganalisis kualitas tanah, menentukan lokasi pemakaman, menentukan waktu penguburan, menentukan ketinggian dan lintang Fengshui, membangun batu nisan, dan berbagai aspek lainnya.

Fengshui makam adalah tentang bagaimana meningkatkan kelimpahan dan kebahagiaan kepada keturunan almarhum.

C. Krematorium (Tempat Jasad Dikremasi) dan Rumah Abu

Sebelum meninggal, biasanya ada almarhum/ah yang menitipkan pesan, mengenai bagaimana cara dia (jasadnya) diperlakukan kelak. Apakah akan dikubur atau dikremasi?

Secara umum, ada 3 tempat peristirahatan terakhir para leluhur, yaitu :

1. dimakamkan,
2. dikremasi lalu dilarung habis di laut,
3. atau dikremasi ditaruh di rumah abu.

Kalau di wilayah Tibet, tambah 1 lagi, yakni “pemakaman langit” (天葬; Tian Zhang), dimana jasad ditaruh ditempat terbuka, lalu kemudian ditinggalkan untuk dimakan burung2 pemakan bangkai. Alasannya? Karena pada dataran tinggi terkadang cuaca dingin dibawah 0 derajat, sehingga membuat jasad susah membusuk bahkan sampai bertahun2.

Rumah abu adalah sebuah ruangan tempat penyimpanan guci2, yang berisikan abu dari para leluhur. Disini, keturunan mereka akan melakukan sembahyang menurut tradisi dan agama masing2.

Lalu apakah abu orang meninggal yang hanya dititipkan di rumah abu (tidak dilarung, atau hanya dilarung sebagian) apakah baik?

Sebenarnya, rumah abu adalah tempat penitipan sementara, sampai pihak keluarga memperoleh kesempatan atau waktu yang baik untuk proses pelarungan abu ybs di laut. Kalau hanya dititipkan di rumah abu, roh/arwah ybs seperti terkurung.

Adapula yang berpendapat, tidak baik “memecah/menyebar” abu seseorang. Misalnya (1) sebagian dilarung ke laut, (2) sebagian disimpan di rumah abu, (3) sebagian lagi dibawa pulang ke rumah, dan (4) sebagian lagi dibawa ke kampung halamannya untuk disebar ke laut atau disimpan di rumah leluhurnya.

Itu sama saja menyiksa roh/arwah ybs. Almarhum/ah akan menjadi sulit untuk reinkarnasi di alam sana, karena bagian2 tubuhnya dipecah2. Itu yang kira2 pernah saya dengar.

Ada pepatah kuno yang berbunyi : 人死后入土为安 (Ren si hou rutu wei an), yang artinya kira2 “Manusia setelah meninggal sebaiknya dikembalikan ke tanah”. Dalam agama Taoisme, orang yang sudah meninggal (jasadnya) sebaiknya dikembalikan ke tanah/bumi lagi.

Karena itu, abu orang meninggal sebaiknya dilarung saja. Carilah hari yang baik (cuacanya bagus) dan lokasi yang baik (air lautnya tenang dan jernih). Jangan pula setelah dikremasi, lantas dibuatkan makam besar laiknya orang2 yang dikubur. Itu namanya kerja 2x.

Jangan menyimpan abu jenazah dalam rumah! Karena menyimpan abu jenazah tidak ada bedanya dengan menyimpan peti mati 棺材 (Guāncai) dalam rumah! Seisi keluarga dipercaya akan dirudung duka sepanjang tahun, dan akan sakit-sakitan.

Sementara Krematorium adalah sebuah tempat dilaksanakannya prosesi kremasi (pembakaran jasad manusia menjadi abu). Pada tempat krematorium yang modern biasanya tersedia :

1. Fasilitas ruang upacara yang terpisah untuk melakukan ritual pelepasan jiwa ahmarhum/ah.
2. Terdapat pendigin AC dan koneksi internet di ruang kumpul keluarga, sebagai tempat berkumpul sebelum dan setelah proses kremasi.

3. Terdapat ruang hijau terbuka, sebagai tempat untuk menyegarkan diri.
4. Ruangan2 dalam kompleks juga tidak terasa menyeramkan, bersih, dan terawat dengan baik.

Proses kremasi setiap agama berbeda2. Namun secara umum, proses kremasi dibagi menjadi 2 tahap :

1. Proses Perabuan : Proses pengubahan fisik jasad menjadi abu, atau bagaimana cara pembakaran jasad? Apakah akan menggunakan kayu, gas, atau listrik.

Bahan kayu biayanya lebih murah dan biasanya lebih lama, namun akan menimbulkan banyak asap dan lebih berdebu (kotor). Selain itu, kalau dilakukan dengan kurang tepat, akan banyak bagian tubuh yang masih tersisa/belum terbakar sempurna.

2. Proses Pelarungan : Apa yang akan dilakukan terhadap sisa abu jasad? Apakah akan dititipkan di rumah abu, dilarungkan ke laut, atau dikubur laiknya sebuah makam?

Di Singapura sudah tidak punya kuburan baru lagi, kecuali perkuburan untuk orang2 Islam. Undang2 di Singapura melarang orang mati untuk dikubur, melainkan harus dibakar, atau dikremasi. Sementara abunya disimpan di rumah2 ibadah, seperti du Wihara atau di Gereja.

Proses penutupan kompleks perkuburan ini sudah dilakukan sejak awal2 pemerintahan Lee Kuan Yew (1960-an). Awalnya tidak boleh lagi ada orang mati dimakamkan di situ.

Lama kelamaan, keluarga orang yang dimakamkan di situ harus membongkar kuburan leluhur mereka, sisa tulangnya dikremasi, lalu abunya disimpan. Sampai batas waktu tertentu, pemerintah akan membongkar kuburan yang tanpa pemilik.

Sejak saat itu, tidak ada lagi kuburan Tionghoa yang baru di Singapura. Di area2 bekas perkuburan itu lantas didirikan gedung2 apertemen pencakar langit untuk masyarakat.

Kuburan orang Islam pun ditata ulang untuk menghemat tanah. Caranya, kuburan 8 turunan (generasi) harus dijadikan 1 lubang. 1 ”bani” 1 kuburan. Kuburan 8 generasi itu digali. Tulang2nya lantas dijadikan satu, lalu dibungkus kain putih, diikat, dan di shotlatkan. Setelah itu kembali dikubur di satu lubang, lengkap dengan riwayat keluarga tersebut.

Tidak seperti di Singapura, di Tiongkok masih diperbolehkan ada kuburan. Tapi hanya di kota, kabupaten, atau desa yang penduduknya sedikit. Di kota2 besar, seperti Beijing, Chongqing, Shanghai, Hangzhou, Guangzhou, Shenzen, bahkan Hongkong, tidak boleh lagi ada kuburan, kecuali untuk orang Islam.

D. Lalu Bagaimana Dengan Cara Menghitung Fengshui Abu Kremasi?

Luopan adalah kompas magnetik tradisional Tiongkok yang digunakan oleh praktisi Fengshui untuk menentukan arah yang tepat dari struktur atau lainnya.

Seperti yang penulis sarankan diatas, abu kremasi sebaiknya dilarung habis. Namun apabila keluarga masih mau menyimpan abunya, maka bisa menggunakan cara Fengshui.

Abu dari sisa jasad ditempatkan di rumah abu, dan dihitung dengan menggunakan luopan. Fengshui rumah abu ini juga akan mempengaruhi nasib keturunan.  Jadi kita harus memilih letak yang baik dalam rumah abu, berdasarkan bazi nenek moyang.

Apakah lokasi sekitar rumah abu akan mempengaruhi nasib keturunan? Mengenai hal itu, kita perlu melihat landskap area luar. Setelah itu, tentukan arah menara abu (papan nisan mini).

E. Dalam Fengshui Kubur, Terdapat Teori Ilmu Titik Kubur (Mu Xiang Xue). Apa Itu?

Tampak salah satu kompleks perkuburan di Singapore. Setelah 15 tahun, tulang yang tersisa harus dikremasi, dan kuburan ybs akan ditempati oleh orang lain.

Lokasi tanah perkuburan yang lama umumnya tidak dirancang dengan baik. Jadi mungkin fengshuinya ada masalah. Untuk melihat fengshui kubur, kita perlu mengkaji ilmu titik kubur (墓箱学; Mù xiāng xué). Ilmu titik kubur sendiri terbagi menjadi 3 jenis , yaitu : titik manusia, rumah dan kubur.

Lalu bagaimana untuk melihat fengshui bentuk kubur? Kita perlu melihat apakah kubur itu terdapat masalah atau tidak, seperti :

  • Lihat apa kubur itu terdapat retak atau tidak?
  • Lihat apakah ada perubahan pada warna kubur (menjadi kusam/lusuh)?
  • Lihat apakah ada tumbuhan disekitar kuburan yang bermasalah?

Seperti badan kita, batu nisan leluhur melambangkan kepala dan badan keturunannya. Jika bagian atas batu nisan retak, maka bagian kepala keturunannya mungkin akan menghadapi masalah. Bagian bawah pada batu nisan melambangkan bagian perut.

Sementara bagian tepi kubur melambangkan anggota badan keturunannya. Jika terdapat retak, anggota badan keturunannya mungkin akan terpengaruh. Untuk itu, jika terdapat kerusakan atau retak pada bagian lain, perbaikilah secepat mungkin.

F. Beberapa Contoh Penerapan Fengshui Kubur

1. Ada satu kubur yang bagian tanahnya tampak tenggelam/amblas. Biasanya, bagian ini dijadikan seperti bentuk karapas kura-kura (gundukan). Keadaan ini amat biasa bagi kubur yang berusia 20 tahun keatas. Hal ini disebabkan karena bagian dalam belakang kubur tidak dibangun dengan bata.

Bagi kubur yang lama seperti ini, peti ditanam setelah lubang digali. Lalu lama kelamaan penutup petinya akan membusuk. Jadi, tanah diatas akan turut terbenam. Hal ini adalah kejadian biasa, dan bukan masalah besar. Pada hari cengbeng, timbunlah tanah baru diatasnya.

Tampak pada foto, merupakan contoh yang tidak baik dalam penataan aliran air, karena terdapat genangan air tanpa ada saluran pembuangan keluar yang memadai. Kubangan air akan menjadi kotor, dan merusak struktur fondasi kubur.

2. Tidak baik jika ada air tergenang, terutama dibagian depan kubur. Sebab, air tersebut akan menjadi kotor, biasanya kesehatan dan nasib keturunannya akan terpengaruh. Bagi kubur yang berada di tingkat rendah, air mungkin akan mengalir melalui kubur tersebut, sehingga menyebabkan keadaan tanah sekitar menjadi lembab.

Hal ini bukan saja akan merusak struktur bangunan kubur, malah kesehatan, nasib dan karir keturunannya akan terpengaruh. Banyak orang tidak berani memindahkan kuburan nenek moyangnya, padahal sudah jelas bermasalah. Mereka takut memindahkan kubur karena takut akan mendapat musibah. Pola pikir itu sebenarnya salah.

Coba bayangkan, jika ada seseorang yang tinggal dalam rumah yang buruk, tapi enggan untuk pindah. Ada malah yang bertanya, apakah memindahkan kubur bisa membawa musibah? Masalahnya, sekarang pun ia sudah mempengaruhi keturunannya. Jadi takut apa lagi?

Jika fengshui kubur bermasalah, minta pendapat pakar fengshui. Pilih tanggal baik untuk memindahkan ke tempat yang lebih baik.

Umumnya, ada 2 cara untuk mengurus masalah ini :

Pertama, buka peti dan kremasi sisa jasadnya.
Kedua, buka peti dan dikebumikan dalam kubur baru yang fengshuinya lebih baik.

Cara yang kedua lebih baik, sebab ia akan membawa kebaikan bagi keturunannya. Selain arah kubur, juga terdapat 5 elemen menentukan dalam perkuburan. Jika tidak, keturunannya mungkin dapat rezeki, tapi tidak bijak dalam mengelola keuangannya (banyak terbuang percuma).

Simak Video yang diulas oleh pakar fengshui Louis Luo Yiming asal Malaysia berikut dengan saksama, agar Anda bisa mendapat penjelasan mengenai fengshui kubur yang lebih detail.

G. Ada 5 Faktor Elemen yang Mempengaruhi Kubur. Apa Sajakah Itu?

Pertama, naga (龙; Lóng), yaitu bukit yang terdapat di belakang kubur. Bukit tersebut harus tampak penuh/padat dengan tumbuhan hijau.

Kedua, pasir (沙; Shā). Kubur yang baik mempunyai ‘bukit pasir’, di sebelah kiri yang melambangkan harimau hijau dan di sebelah kanan yang melambangkan harimau putih. ‘Bukit pasir’ tak seharusnya lebih tinggi daripada kubur.

Ketiga, air (水; Shuǐ), yang merujuk kepada tumbuhan yang melambangkan kekayaan. Asal ia tumbuh ditempat yang sesuai, kekayaan keturunan akan terjamin.

Keempat, goa (洞; Dòng), yaitu tanah perkuburan. Jika tanah perkuburan itu tidak dapat menyerap aura naga, meski terdapat elemen naga, pasir dan air pun menjadi tidak berguna.

Kelima, arah batu nisan (墓; Mù) juga amat penting dalam menyerap aura naga, tuah dan kekayaan. Jadi, kedudukan dan arah batu nisan haruslah tepat.

“Fengshui Pemakaman adalah dasar dari ilmu Fengshui. Kondisi Fengshui di tempat/lokasi pemakaman, sangat memengaruhi kemakmuran atau kesulitan keturunan almarhum hingga 3 generasi!”

Kesimpulannya, Nasib seseorang itu ditentukan oleh :

♦ 33,4% ditentukan oleh Bazi 八字 (karakter kepribadian, kecerdasan mental, kemampuan)
♦ 33,3% ditentukan oleh Fengshui 风水 (fengshui rumah tinggal dan fengshui makam leluhur)
♦ 33,3% Usaha 努力 (pendidikan, kerja keras, perbuatan amal).

Fengshui kuburan amat penting karena mampu mempengaruhi nasib keturunan. Jadi, jangan lupa untuk meninjau fengshui leluhur anda!

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

4 thoughts on “Fengshui Kuburan : Dikremasi vs Dikubur; Mana Yang Lebih Baik?”
  1. mohon pencerahan nya

    jika kelak ayah wafat dikubur, apakah abu ibu yg meninggal terlebih dahulu dan disimpan di rumah abu. boleh dikuburkan dalam 1 peti dengan jenazah ayah dan dalam 1 kuburan?

    lalu pada nisan boleh ditulis nama 2 orang tersebut ?

    apakah perlu upacara khusus untuk pemindahan abu jenazah ibu ini?

    terimakasih

    1. Kalau saya pribadi, tetap dibedakan peti matinya. Mungkin dalam agama K, I, atau lainnya, bisa ditumpuk/dikubur bersama dalam 1 peti dan lubang.
      Belilah tanah kubur untuk 2 orang. Lalu abu kremasi ibu dikubur pada sisi sebelah kanan (prinsip nan zuo ni you; laki di kiri, wanita di kanan).
      Pada bongpai nisan, karena kuburnya suanggong (sepasang), tentu saja harus dicantumkan identitas kedua mendiang.
      Mengenai upacara pemindahan, tergantung agama mendiang ibunya. Biasanya simple saja.
      Kalau bisa, juga dilihat harinya dalam tongshu. Kalau tidak ada suhu yg dikenal/bisa dipercaya untuk melihat hari, bisa cari momen cengbengan saja.

      Kira2 demikian.

  2. Good day Mr. Herman Tan,
    Question,
    What to do with the Nisan of the old Kubur yang dikremasi?
    Thank You Sir

    1. Kubur2 tua yang sudah tidak diurus, dengan alasan pihak keluarga sudah tidak ada penerusnya, atau sudah tidak sanggup lagi mengurusnya, maka bisa dibongkar.
      Sisa jasadnya dikremasi, lalu dilarung habis di laut. Nisannya dihancurkan saja, dengan sebuah ritual Taoisme (intinya minta permisi kepada tuan tanah, a.k.a Tu Di Gong, dan arwah mendiang bahwa makam ini mau ditutup).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?