Last Updated on 10 July 2021 by Herman Tan Manado

Hua Mulan (Hanzi : 花木兰) adalah seorang pejuang wanita pada masa Dinasti Utara dan Selatan (abad ke-4 s/d 6 Masehi) dalam sejarah Tiongkok kuno. Menurut legenda, Hua Mulan menggantikan sang ayah yang sudah lanjut usia dalam wajib militer, dengan menyamar sebagai seorang pria.

Setelah tugas militer yang berkepanjangan melawan gerombolan nomaden di luar perbatasan utara berakhir, Mulan pensiun dengan pulang ke kampung halamannya, Dia bersatu kembali dengan keluarganya, serta mengungkapkan jenis kelaminnya, yang membuat heran rekan-rekan seperjuangannya.

Mulan pun dihormati oleh Kaisar, namun Ia menolak posisi jabatan tinggi dalam istana. Beginilah kisah hidupnya…

Pada jaman dahulu, di sebuah desa kecil di bagian utara Tiongkok, hiduplah Hua Mulan sekeluarga. Ayah Hua Mulan adalah Hua Hu, dulu ia adalah seorang jenderal pembela tanah air yang pernah bertempur ratusan kali. Sekarang, karena sudah tua dan sering sakit, ia pensiun dan beristirahat di rumah.

Selain ayah dan ibu, masih ada seorang kakak perempuan yang bernama Muhui dan seorang adik laki-laki yang bernama Mudi. Mulan sejak kecil sudah sangat pintar, ia gemar belajar. Ia tidak hanya belajar pada ibunya untuk menguasai pemintalan dan penenunan, tetapi juga ia mengikuti ayahnya berlatih silat dengan baik.

Pada suatu hari, Mulan yang pintar dan cekatan duduk di samping mesin tenun. Ia tidak menenun seharian, hanya mendesah panjang di hadapan mesin tenun.

Kakaknya Muhui berjalan di ruang samping mesin tenun, mendengar suara desahan Mulan, dalam hatinya berkata, ”Adik biasanya cekatan, orang yang selalu punya ide, kenapa hari ini tiba-tiba berkeluh-kesah?” lantas kemudian berbegas masuk ke ruang mesin tenun.

Ia melihat wajah Mulan memperlihatkan wajah gelisah, lalu berkata sambil bergurau, “Tidak terdengar suara mesin tenun, hanya terdengar kamu berkeluh kesah di sini, barangkali usia adik sekarang sudah dewasa, ingin segera menikah, betul kan?”

Mulan begitu mendengar ucapan tersebut segera berseru, “Walaupun saya sudah besar, tapi tidak sebesar usia kakak. Bila mau menikah, harus kakak dulu yang menikah.” selesai bicara, lagi-lagi terdiam dan tertunduk lesu.

Muhui melihat Mulan tidak ingin berbicara, lalu berpura-pura marah. Mulan begitu kaget melihat Kakaknya marah, terpaksa memberitahu kakaknya mengapa ia berkeluh kesah.

Patung Mulan di Chinese Garden, Singapura.

Sebenarnya, kemarin malam, sewaktu orang di dalam rumah sudah tidur, hanya Mulan sendiri yang masih menenun. Pada malam itu, seorang prajurit lokal membawa perintah militer darurat untuk merekrut pasukan. Prajurit lokal berbicara kepada Mulan,

“Musuh telah datang menyerang negara kita, situasi perbatasan gawat, atasan ingin agar ayahmu segera kembali untuk berperang.” Mulan yang mendengar sangat cemas. Dia memberitahu si prajurit lokal, bahwa ayahnya sudah sakit-sakitan, tidak bisa lagi berperang.

Prajurit lokal malah berbicara lagi dengan sikap dingin, ”Saya tidak peduli! Suruh saja anak laki-lakinya yang menggantikan.” Selesai bicara, lalu pergi begitu saja.

Mulan yang memegang perintah militer, semalaman tidak tidur. Dia berpikir, “Membela tanah air adalah suatu keharusan, tetapi adik laki-lakinya masih terlalu kecil, sementara kesehatan ayah pun sudah tidak memungkinkan, bagaimana caranya?”

Pagi-pagi sekali Mulan dengan gelisah ke ruang pemintalan, tetapi tidak ada keinginan untuk menenun. Dia merasa dirinya mempunyai ilmu silat (beladiri) yang baik, hanya saja karena dia seorang anak perempuan, maka tidak bisa pergi membela negara, tidak bisa menggantikan ayah untuk ikut berperang. Sungguh sayang sekali.

Oleh karena itu ia berkeluh-kesah, dan akhirnya diceritakan pada kakak perempuannya.

Setelah mendengar pembicaraan Mulan, Muhui pun tidak tahu bagaimana sebaiknya. Tapi, Mulan telah memutuskan sesuatu. Ia lalu menarik kakaknya ke tempat ayah dan ibu. Muhui buka suara, lantas memberitahu ayah, “Adik kemarin malam telah menerima sebuah perintah militer.”

Hua Hu menerima perintah militer itu dari Mulan. Setelah selesai membaca, merasa sangat terkejut. Ibu Mulan yang mendengar suaminya akan pergi berperang, merasa takut dan khawatir, lalu berkata, “Kamu sudah tua, tubuh kamu tidak sehat, mana bisa pergi ke daerah perang? Pokoknya tidak boleh pergi!”

Hua Hu berpikir dengan seksama. Ia menganggap membela negara adalah kewajibannya sendiri Lagi pula perang sudah berlangsung, tidak bisa menunggu lagi. Kemudian, ia pun memutuskan untuk sekali lagi pergi ke medan perang untuk mengabdi kepada negara.

Dia berkata kepada istrinya, “Hanya dengan mengusir musuh, negara baru bisa damai, kita sekeluarga pun baru bisa hidup bersama-sama lagi. Oleh karena itu, kita harus memikirkan kepentingan negara.”

Mulan berkata lagi, “Perkataan ayah benar, tapi ayah sudah tua dan tubuh ayah sudah lemah, bagaimana bisa pergi ke tempat yang jauh untuk berperang?”

Kemudian, Mulan mengemukakan idenya sendiri lalu berkata, “Mengingat tubuh ayah tidak sehat, sementara umur adik laki-laki masih terlalu kecil, saya bermaksud menyamar sebagai laki-laki, menggunakan nama adik, menggantikan ayah pergi berperang. Apakah kalian setuju?”

Semua anggota keluarga setelah mendengar perkataan Mulan, mengira Mulan hanya bercanda.

Pada saat itu, seorang prajurit lokal kembali datang. Dia mengabarkan perintah militer kedua, agar Hua Hu segera mempersiapkan kuda perang, baju perang, persenjataan, bahkan malam ini segera pergi ke perbatasan, jangan ditunda lagi!

Ibu Mulan meminta belas kasihan kepada Prajurit lokal, agar jangan menyuruh Hua Hu ke garis depan, tapi prajurit lokal berkata, “Ini adalah hukum dan perintah negara, siapa yang berani melanggar!” Hua Hu mengabulkan permintaan prajurit lokal, dan mengatakan bahwa dia akan segera mengikuti dari belakang.

Setelah prajurit lokal pergi, hati Mulan sangat sedih. Dia dengan sabar menjelaskan kepada ayah ibu, dengan sungguh-sungguh meminta ayah ibunya mengizinkan dia untuk menggantikan ayah pergi berperang. Ibu berkata, “Seorang perempuan dan seorang laki-laki bekerja sama di medan perang, ada banyak hal yang tidak leluasa.”

Mulan lalu menyebut bagaimana wanita-wanita jaman dahulu yang bergabung dalam militer untuk berperang. Tentang bagaimana mereka bisa memimpin pasukan dan membunuh musuh untuk menyenangkan ibunya. Lalu Ayah berkata, “Berperang harus mengandalkan keberanian dan keterampilan silat.”

Mulan bertanya dengan tidak puas, “Keterampilan silat ayah bagaimana?” Ayah berkata, “Saya sudah banyak bertempur, membunuh banyak musuh, sekarang meskipun usia saya sudah tua, tapi keterampilan silat dan keberanian ayah masih ada.”

Mulan berkata lagi, “Meskipun keterampilan silat saya tidak setinggi dibanding orang-orang dahulu, tapi juga tidak berbeda dibanding keterampilan silat ayah. Bila tidak percaya, bagaimana jika kita berdua berduel?”

Saat itu, Hua Hu menjadi ingin melihat sampai dimana tingkat keterampilan silat anaknya, Mulan. Dia lalu menyuruh Muhui untuk mengambil pedang.

Mulan lalu berkata, ”Bila bisa mengalahkan ayah, tolong ayah izinkan saya untuk bergabung dalam militer. Bila tidak bisa mengalahkan ayah, saya tidak akan menyinggung masalah ini lagi.” Ayah setuju. Kemudian, Mulan dengan gembira mengambil pedang dari tangan kakak.

Ibu Mulan yang mengkhawatirkan tubuh suaminya, menyuruh Mulan untuk tidak terlalu bersungguh-sungguh. Namun Hua Hu berkata seperti tidak peduli, “Hari ini ayah dan anak perempuan akan benar-benar berduel, untuk melihat kemampuan kita siapa yang lebih hebat.”

Setelah ayah dan anak perempuan bersilang pedang, Mulan dalam hati ingin mengalahkan ayahnya, agar ia bisa pergi berperang. Makin berduel makin berani, seru sekali. Akhirnya, jenderal yang sudah tua berangsur-angsur terpojokkan dan kalah.

Melalui duel senjata ini, ayah dan ibu Mulan mengetahui bahwa ilmu silat Mulan benar-benar bagus, terpaksa mengabulkan permintaan Mulan. Ayah berkata kepada Mulan, “Mengingat Kamu mempunyai tekad, kami pun tidak akan menghalangi kamu. Baju perang dan topi perang saya masih ada, cepat berpakaian agar saya melihat dan bisa memberikan pendapat.”

Mulan setelah mendengar perkataan ini, dengan gembira berlari masuk kamar. Tak lama kemudian berjalan keluar dengan berpakaian rapi ala militer, terlihat bagaikan seperti seorang jenderal yang gagah.

Ayah melihatnya sangat gembira, ingin memuji beberapa kalimat, tetapi terlihat Mulan menunduk memberi hormat, memberi hormat dengan gestur seperti anak perempuan, membuat semua orang dalam rumahnya tertawa terbahak-bahak.

Hua Hu memberitahu Mulan, bahwa anak laki-laki harusnya mempunyai sikap sebagai anak laki-laki. Jenderal besar memiliki tingkah laku sebagai jenderal besar, sikap anak laki-laki berbeda dengan sikap anak perempuan. Mulan yang memang pada dasarnya adalah seorang gadis yang sangat pintar, belajar sebentar lalu dapat menguasai seluruh pelajarannya.

Hua Hu melihat Mulan bagaimana memperagakannya, benar-benar bagus, lalu dengan gembira berkata kepada Mulan, “Baik, kamu boleh pergi.”

Pada hari itu, Hua Hu membeli kuda perang untuk Mulan. Seluruh anggota keluarga melepas kepergiannya sampai ujung desa. Mulan menghibur orang tuanya agar tidak mengkhawatirkan dirinya, tunggu sampai musuh terusir, baru pulang melihat ayah dan ibu.

Saat itu, kakak menarik Mulan ke samping dan menasehati dia agar di manapun berada harus berhati-hati.

Adik laki-lakinya juga mendoakan semoga kakaknya itu memenangkan pertempuran. Mulan dengan perasaan yang dalam menarik tangannya, beribu-ribu kata disimpan dalam hati sanubari, satu kalimat pun tak terucapkan. Dia membalikkan badan dengan mata berlinang, menunggang kuda pergi menjauh.

Hua Mulan, diperankan oleh artis Liu Yifei, dalam film Mulan (2020)

Sepanjang jalan Mulan memecut kuda, tidak membedakan siang atau malam berjalan ke depan. Pada saat dia melewati sungai kuning, terlihat airnya sudah memerah penuh dengan darah, melihat ke sekeliling, tidak ada seorang pun, hanya terdengar gemericik air yang sudah memerah, tidak tertahankan rindu akan orang tua.

Tiba-tiba dia mendengar suara ringkikan kuda perang di perbatasan, teringat keadaan sudah gawat, lalu segera menuju ke sana.

Di perjalanan, Mulan bertemu beberapa prajurit yang bergegas pergi ke garis depan. Semua lalu bergabung bersama-sama dalam satu barisan. Saat mereka sampai di perbatasan, menemukan sebuah pertempuran besar yang sementara berlangsung. Mereka segera ikut bertempur, membantu rekan-rekan seperjuangan.

Waktu berlalu sangat cepat, Mulan telah bertempur melewati beberapa musim semi dan musim gugur. Karena dia di medan pertempuran sangat berani, menanggung resiko maut, dan banyak berbuat jasa dalam pertempuran, maka Mulan diangkat menjadi seorang jenderal, dan dipanggil dengan sebutan “Jenderal Hua”.

Pada suatu malam, ketika Mulan sedang berpatroli di sebuah wilayah, tiba-tiba terdengar suara burung, ia segera menyadari, dalam hatinya berkata, “Burung berkicau malam-malam begini, pasti musuh dari utara menyelinap menuju kemari.”

Kemudian, Mulan segera memberi perintah dan menyuruh pasukannya bersiap-siap untuk bertempur. Ia segera menemui Marsekal He untuk melaporkan keadaan di sana. Atas saran Mulan kepada Marsekal He, mereka dengan segera menyusun rencana untuk pertempuran itu.

Ketika musuh semakin mendesak ke perbatasan dan menyelinap masuk ke dalam barak Mulan, musuh tidak menemukan siapapun. Mengetahui telah masuk ke dalam perangkap lawan, mereka segera melarikan diri. Namun Marsekal He segera memimpin pasukannya untuk menyergap mereka.

Musuh pun terpaksa melarikan diri dan bersembunyi masuk ke dalam hutan.

Mulan yang sudah membawa pasukannya dan menunggu di dalam hutan, dari kedua arah memulai penyergapan. Di tengah pertempuran, lengan Mulan terluka. Namun tanpa memperhatikan lukanya, keberaniannya dalam bertempur makin bertambah sampai, semua menewaskan musuh.

Setelah pertempuran usai, Marsekal He secara pribadi datang melihat keadaan luka Mulan di tenda pasukan, dan memuji ketangkasan dan keberaniannya, juga menyatakan jasa-jasanya. Pada saat yang bersamaan, ia juga berjanji untuk Mulan, yaitu ingin menikahkan putri tunggalnya dengan “Jenderal Hua”.

Mulan sangat terkejut setelah mendengarnya. Terhadap kebaikan hati Marsekal He, Ia tidak punya alasan untuk menolak.

Setelah berpikir-pikir, kemudian Ia kemudian meminta izin kepada Marsekal He untuk pulang agar bisa bertemu keluarganya. Selain untuk berkonsentrasi menyembuhkan lukanya, juga untuk mengabarkan masalah ini kepada orang tuanya. Marsekal He pun mengabulkannya.

Patung Hua Mulan yang disambut pulang, di kota Xinxiang, Henan, Tiongkok

Keesokkan harinya, Mulan pulang dengan menunggang kuda pemberian Marsekal He. Orang tua Mulan sangat gembira begitu melihatnya.

Adik laki-lakinya segera memotong babi dan kambing untuk menghormati kakaknya. Sementara Kakaknya Muhui membantu Mulan melepas baju perang dan memakaikan gaun seperti semula.

Mulan bercermin dan berdandan, tak berapa lama “jenderal Hua” berubah menjadi seorang gadis yang cantik. Mulan bolak-balik menghadap cermin, menatap dirinya sendiri, kemudian tertawa.

Tak lama kemudian, Marsekal He datang dengan membawa beberapa orang jenderal ke rumah Mulan untuk menemui jenderal Hua. Orang tua Mulan sibuk menyambutnya.

Marsekal He begitu melihat Hua Hu, langsung memuji-muji “Jenderal Hua” sebagai jenderal yang sangat berani. Ia juga memberitahu Hua Hu, bahwa Kaisar telah menganugrahkannya untuk menjadi pejabat di Istana.

Orang tua Mulan mendengarnya merasa sangat terkejut dan gembira. Marsekal He juga menyinggung tentang pernikahan, sejenak Hua Hu tidak tahu bagaimana harus menjawabnya. Ketika Marsekal He menanyakan keadaan luka Mulan, dan pada saat yang bersamaan ingin melihat Mulan, Hua Hu sangat cemas.

Ia terpaksa menarik adik laki-laki Mulan. Begitu Marsekal He melihat, dengan kaget berkata, “Bukan, bukan ini! Yang ingin saya temui adalah “Jenderal Hua ” yang masih muda, bukan pemuda ini!”

Masalahnya sudah sampai sejauh ini, Hua Hu terpaksa memanggil Mulan, Mulan yang kembali berpakaian perempuan merasa malu berhadapan dengan Marsekal He.

Begitu Marsekal He melihatnya adalah seorang gadis yang cantik, dengan marah bertanya kepada Hua Hu, “Mengapa menyuruh seorang gadis yang menggantikan jenderal Hua untuk menemui saya?”

Mulan pada saat itu juga berteriak memanggil “Marsekal He”, Marsekal He merasa tak asing mendengarnya, jenderal lainnya yang mendengar juga merasa seperti suara jenderal Hua. Mereka semua terkejut sambil memandangi gadis ini.

Mulan pun mundur dengan wajah merah, dan merasa sangat malu karena ternyata seorang gadis yang menyamar sebagai laki-laki. Namun Marsekal He yang setelah mendengar ceritanya menjadi sangat kagum, bahkan berkata, “Jenderal Hua sungguh adalah seorang pahlawan wanita, mengagumkan!

Quelle : By richard
Photo by : N_Quah – Statue of Mulan in Chinese Garden, Singapore.

Hua Mulan (Hanzi: 花木蘭) hidup tahun 386-436, adalah seorang pejuang wanita legendaris yang menjadi panutan heroik bagi para pahlawan-pahlawan bangsa Han di jaman-jaman berikutnya.

Sebenarnya sosok Hua Mulan masih menjadi kontroversi bagi para sejarawan, mengenai apakah Hua benar-benar pernah hidup di dunia, atau cuma sebuah cerita rakyat heroik?

Tidak ada catatan sejarah yang lengkap tentang Hua Mulan. Cuma diketahui ia adalah seorang wanita dari keluarga petani yang hidup di Zaman Dinasti Utara dan Selatan.

Sebenarnya negara yang dibela Hua Mulan sendiri bukanlah suku bangsa Han, melainkan negara Wei Utara, yang saat itu menguasai utara Tiongkok. Negara Wei Utara ini sendiri adalah negara yang dikuasai suku kuno Xianbei, yang berasal dari sekitar wilayah Korea sekarang ini.

By Aldi The

Penerjemah novel, salah satunya adalah Jinpingmei (金瓶梅; Jin Ping Mei; The Golden Lotus). Tinggal di Berlin, Jerman.

One thought on “Kisah Hidup Hua Mulan (花 木兰), Pahlawan Wanita Tiongkok Kuno”
  1. wah, terima kasih atas ceritanya dan sejarah yang jangan sampai di-lupakan oleh kita sebagai umat manusia di bumi ini. peace. pata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?