Last Updated on 1 August 2025 by Herman Tan Manado

Marga Tionghoa merupakan marga yang digunakan orang Tionghoa. Marga (Hanzi: 姓氏, pinyin: xingshi) biasanya berupa 1 karakter Han (Hanzi) yang diletakkan di depan nama seseorang.

Ada pula marga yang terdiri dari 2, 3 atau bahkan sampai 9 karakter; yang seperti ini disebut marga ganda (Hanzi: 復姓, pinyin: fuxing). 

Marga Tionghoa juga diadopsi oleh suku2 minoritas yang sekarang tergabung dalam entitas Tionghoa. Marga dalam suku2 minoritas ini biasanya berupa penerjemahan pelafalan dari bahasa suku2 minoritas tadi ke dalam Hanzi.

Penggunaan marga di dalam kebudayaan Tionghoa telah mempunyai sejarah selama 5.000 tahun lebih!

A. Daftar Marga Tionghoa yang di Indonesiakan

Tabel dibawah berdasarkan penulisan pinyin. Karakter yang menggunakan koma, berarti ada lebih dari 1 macam karakter untuk pinyin yang sama. Karakter dengan tanda garis miring, berarti di sebelah kiri adalah Hanzi tradisional, dan sebelah kanannya Hanzi sederhana.

Nama Tionghoa → Ejaan Latin, Ejaan Hokkian/Ejaan Kanton → Peng-Indonesiaan nama (Romanisasi)

1. 歐陽/欧阳 (Oūyáng); Auwjong = Ojong.
2. 安 (Ān); An = Anadra, Andy, Anita, Ananta.
3. 柏 (Bái) : Pai = Pekasa, Pekerti.

4. 蔡 (Cài); Tjae, Tjoa= Cahyo, Cahyadi, Tjohara.
5. 程, 成 (Chéng); Seng = Sengani.
6. 陳/陈 (Chen); Tan, Tjhin = Tanto, Tanoto, Tanu, Tanutama, Tanusaputra, Tanudisastro, Tandiono, Tanujaya, Tanuwijaya, Tanzil, Tansil, Tanasal, Tanadi, Tanusudibyo, Tanoesoedibjo, Tanamal, Tandy, Tantra, Tanata, Intan.

Marga Tionghoa dalam penulisan standar Mandarin, dialek Kanton, Hokkian, Korea dan Jepang

Baca juga : Sekilas Mengenai Marga Feng 冯 (Pang, Fung)

7. 鄧/邓 (Deng); Teng = Tenggara, Tengger, Ateng.
8. 徐 (Xú); Hsu, Djie, Tjhie, Chi (Hakka), Chee, Swee, Shui (Teochew, Hokkien), Tsui (Cantonese) = Dharmadjie, Christiadjie.
9. 胡 (Hú); Hu, Hoo, Aw, Auw (Teochew, Hokkien), Wu (Cantonese) = Hutomo

10. 郭 (Guo); Kuo, Kwee, Kwik = Kartawiharja, Kusuma, Kusumo, Kumala.
11. 韓/韩 (Han); Han = Handjojo, Handaya, Handoyo, Handojo, Hantoro.
12. 何 (He); Ho = Honarto.

Marga Tionghoa dalam penulisan standar Mandarin, dialek Kanton, Hokkian, Korea dan Jepang

13. 洪 (Hong); Hung, Ang = Anggawarsito, Anggakusuma, Angela, Angkiat, Anggoro, Anggodo, Angkasa, Angsana.
14. 黄 (Huang); Oei, Oey, Oen, Bong = Wibowo, Wijaya, Winata, Widagdo, Winoto, Willys, Wirya, Wiraatmadja , Winarto, Witoelar, Widodo, Wijonarko, Wijanarko, Oentomo.
15. 江 (Jiang); Ciang, Kang, Kong = Kangean.

16. 李 (Li); Li, Lie, Lee = Lijanto, Liman, Liedarto, Lieva, Lika.
17. 梁 (Liang); Nio = Liangani, Liando, Liandow, Liandouw, Niopo.
18. 林 (Lin); Liem, Lim = Halim, Salim, Limanto, Limantoro, Limianto, Limijanto, Liemena, Alim, Limawan, Liemantika, Liman.

Marga Tionghoa dalam penulisan standar Mandarin, dialek Kanton, Hokkian, Korea dan Jepang

19. 劉/刘 (Liu); Lau, Lauw = Mulawarman, Lawang, Lauwita, Lawanto, Lauwis.
20. 陸 (Lu); Liok, Liuk = Loekito, Loekman, Loekali.
21. 呂 (Lü); Loe, Lu = Loekito, Lukito, Lukita, Luna, Lukas, Loeksono.

22. 羅 (Luo); Ro, Loe, Lou, Lo, Luo = Lolang, Louris, Robert, Rowi, Robin, Rosiana, Rowanto, Rohani, Rohana, Samalo, Susilo.
23. 施 (Shi); Sie = Sidjaja, Sidharta, Sieputra.
24. 司徒 (Situ); Sieto, Szeto, Seto, Siehu, Suhu = Lutansieto, Suhuyanli.

Marga Tionghoa dalam penulisan standar Mandarin, dialek Kanton, Hokkian, Korea dan Jepang

25. 蘇/苏 (Su); Souw, So, Soe = Soekotjo, Soehadi, Sosro, Solihin, Soeganda, Suker, Suryo, Surya,Soerjo.
26. 王 (Wang); Ong, Wong, Bong = Ongko, Wangsadinata, Wangsa, Radja, Wongsojoyo, Ongkowijaya, Wijaya.
27. 温 (Wen); Oen, Boen, Woen = Benjamin, Bunjamin, Budiman, Gunawan, Basiroen, Bunda, Wendi, Unang, Wiguna, Boenawan.

28. 吴, 武, 伍, 烏 (Wu); Goh, Go, Gho, Gouw, Ng = Gono, Gondo, Sugondo, Gozali, Gossidhy, Gunawan, Govino, Gotama, Utama, Widargo, Wurianto, Sumargo, Prayogo, Yoga.
29. 許/许 (Xu); Kho, Khouw, Khoe = Kosasih, Komar, Kurnia, Kusnadi, Kholil, Kusumo, Komara, Koeswandi, Kodinata.
30. 謝 (Xie); Cia, Tjia =  Tjiawijaya, Tjahyadi, Sudarmadi, Ciawi.

Marga Tionghoa dalam penulisan standar Mandarin, dialek Kanton, Hokkian, Korea dan Jepang

31. 楊/杨 (Yang); Njoo, Nyoo, Njio, Injo, Inyo, Jo, Yo, Yong = Yongki, Yoso, Yohan, Yuwana, Yudha, Yosadi.
32. 葉/ 叶 (Ye); Yap, Jap = Japhar, Djapri, Yapari.
33. 曾 (Zeng); Tjan, Tsang = Tjandra, Chandra, Tjandrakusuma, Candrakusuma.

34. 張/张 (Zhang); Thio, Tio, Chang, Theo, Teo, Tjong = Canggih, Setyo, Setio, Sulistio, Sutiono, Santyoso.
35. 鄭/郑 (Zheng); Te, The = Tjokrorahardjo, Cokroraharjo, Tjokrowidjokso, Cokrowijokso.
36. 朱 (Zhū); Zhu = Zulkifri, Zuneng.

Marga Tionghoa dalam penulisan standar Mandarin, dialek Kanton, Hokkian, Korea dan Jepang

Untuk ejaan dalam dialek Hokkian atau Kanton lainnya, bisa lihat di situs ini : Wikiwand.com – marga Tionghoa umum

B. Evolusi Nama Tionghoa

Di jaman dahulu, menurut catatan literatur kuno ada peraturan bahwa nama seorang anak biasanya baru akan ditetapkan 3 bulan setelah kelahirannya.

Namun pada praktiknya, banyak yang memberikan nama sebulan setelah kelahiran sang anak, bahkan ada yang baru diberikan setahun setelahnya. ada juga yang telah menetapkan nama terlebih dahulu sebelum kelahiran sang anak.

Pada jaman Dinasti Shang, orang2 masih menggunakan nama dengan 1 karakter. Ini dikarenakan mereka belum mengenal marga dan juga karena jumlah penduduk yang tidak banyak.

Sebelum jaman Dinasti Han, biasanya nama Tionghoa hanya terdiri dari 2 karakter, dimana terdiri dari 1 karakter marga dan 1 karakter nama.

Namun sejak jaman Dinasti Jin, orang2 mulai memiliki sebuah nama lengkap seperti yang kita kenal sekarang; dimana terdiri dari 3 karakter (1 karakter marga, 1 karakter nama generasi, dan 1 karakter nama diri).

Nama menjadi sebuah hal yang penting bagi seseorang, karena dipengaruhi oleh pemikiran Konfusius tentang pentingnya penamaan bagi jati diri karakter seseorang.

Pada kasus2 yang sangat langka, seseorang dapat memiliki nama dengan lebih dari 3 karakter :

1. Dua (2) karakter marga (seperti Sima, Zhuge), 1 karakter generasi, dan 1 karakter nama diri. Contoh: Sima Xiangru, Zhuge Wuwei.

2. Satu (1) karakter marga dan 3 karakter nama. Contoh: Hong Tianguifu (anak dari Hong Xiuquan).

3. Nama marga suku minoritas yang mengadopsi nama Tionghoa. Contoh : suku Manchu yang menguasai dinasti Qing, menggunakan marga Aisin Gioro; Kaisar Dinasti Qing terakhir bernama Aisin Gioro Puyi (6 karakter).

Baca juga : Mau Punya Nama Mandarin? Simak 4 Cara Pemberian Nama Tionghoa Berikut

C. Tingkatan Marga Tionghoa

Di zaman dulu, marga2 tertentu mempunyai tingkatan lebih tinggi daripada marga2 lainnya. Pandangan ini terutama muncul dan memasyarakat pada zaman Dinasti Jin dan sesudahnya. Pengelompokan tingkatan marga ini terutama juga dikarenakan oleh sistem feodalisme yang mengakar sejak dulu di China.

Buku Seratus Marga Tiongkok
Buku Seratus Marga Tiongkok (百家姓; Bai Jia Xing)

Baca juga : 6 Fakta Mengenai Nama Cina (Nama Tionghoa) dan Marga Tionghoa

Ini dapat dilihat di zaman Dinasti Song, misalnya dalam buku Bai Jia Xing (百家姓), menempatkan marga Zhao (yang merupakan marga kaisar pada jaman tersebut) sebagai marga di urutan pertama.

Di masa sekarang, tidak ada pengelompokan tingkatan marga lagi di dalam kemargaan Tionghoa.  Biasanya hanya dilakukan pengurutan sesuai dengan jumlah goresan karakter marga tersebut.

Munculnya berbagai macam marga, antara lain karena :

1. Menggunakan lambang2 suku2 kuno, misalnya Ma (kuda), Long (naga), Shan (gunung), Yun (awan).
2. Menggunakan nama negara, misalnya: Qi, Lu, Wei, Song.

3. Menggunakan daerah kekuasaan, misalnya: Zhao, yang mendapatkan daerah kekuasaan di kota Zhao.
4. Menggunakan gelar jabatan, misalnya: Sima (menteri Perang), Situ (menteri tanah dan rakyat), Sikong (menteri Pu).

5. Menggunakan nama pekerjaan, misalnya: Tao (keramik), Wu (dukun/tabib).
6. Menggunakan tanda dari tempat tinggal, misalnya: Ximen (gerbang barat), Liu (pohon yangliu), Chi (kolam).

D. Nama Tionghoa di Indonesia

“名不正则言不顺, 言不顺则事不成.” (Míng bù zhèngzé yán bù shùn, yán bù shùn zé shì bùchéng).

Pepatah Tiongkok diatas diungkapkan oleh Confucius, seorang cendekiawan. Arti pepatah diatas “Ketika nama seseorang tidak tepat, Maka kata2 seseorang tidak dapat diterima. Jika kata2 seseorang tidak diterima, maka seseorang tidak dapat mencapai apa pun”.

Pepatah ini mengungkapkan tentang pentingnya nama seseorang, karena itu adalah bagian yang paling mendasar dari identitas seseorang!

Masyarakat Tionghoa di Indonesia walau telah berganti nama dan marga Indonesia, namun masih banyak yang tetap mempertahankan marga dan nama Tionghoa mereka; dimana masih digunakan sebagai panggilan pada acara2 tidak resmi, atau acar2 yang bersifat kekeluargaan.

Diperkirakan ada sekitar 300-an marga Tionghoa di Indonesia. Data di PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia) mencatat ada sekitar 160 marga Tionghoa di Jakarta.

PSMTI sendiri merupakan organisasi etnis Tionghoa berskala nasional yang pertama dibentuk pascareformasi. PSMTI ini termasuk organisasi Tionghoa terbesar di Indonesia, yang tersebar di 167 kabupaten/kota di 28 provinsi seluruh Indonesia.

Marga Tionghoa di Indonesia umumnya dilafalkan dalam dialek Hokkian (Minnan). Hal ini tidak mengherankan, karena mayoritas keturunan Tionghoa Indonesia adalah berasal dari Provinsi Fujian.

Di Singapura sendiri tercatat ada sekitar 320-an marga Tionghoa. Atas dasar ini, karena daerah asal suku Tionghoa di Indonesia relatif dekat dengan Singapura, maka dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah marga Tionghoa di Indonesia sendiri pasti lebih dari 320 marga.

Marga2 yang lazim digunakan di kalangan Tionghoa Indonesia, misalnya :

1. Cia/Tjia (Hanzi: 謝, pinyin: Xie)
2. Gouw/Goh (Hanzi: 吳, pinyin: Wu)
3. Kang/Kong (Hanzi: 江, pinyin: Jiang)
4. Lauw/Lau (Hanzi: 劉, pinyin: Liu)
5. Lee/Lie (Hanzi: 李, pinyin: Li)

6. Oey/Ng/Oei (Hanzi: 黃, pinyin: Huang)
7. Ong (Hanzi: 王, pinyin: Wang)
8. Tan (Hanzi: 陳, pinyin: Chen)
9. Tio/Thio/Theo/Teo (Hanzi: 張, pinyin: Zhang)
10. Lim (Hanzi: 林, pinyin: Lin)

Baca juga : Daftar Urutan Marga Tiongkok (Tionghoa)

Masih banyak lagi marga2 lain yang dapat ditemui. Sebagai info, pengguna marga tionghoa terbanyak di dunia adalah marga Li [], lalu diikuti marga Wang [] di tempat ke-2 dan marga Zhang [] di tempat ke-3.

Salah satu fenomena umum di Indonesia adalah karena marga2 dilafalkan dalam dialek Hokkian, sehingga tidak ada satu standar penulisan (romanisasi) yang tepat.

Hal ini menyebabkan banyak marga yang pelafalannya sama dalam dialek Hokkian, sehingga kadang dianggap marga yang sama, padahal sesungguhnya tidak. Misalnya :

• Tio selain merujuk kepada marga Zhang (張) dalam Mandarin, juga merupakan dialek Hokkian dari marga Zhao (趙).
• Ang selain merujuk kepada marga Hong (洪) dalam Mandarin, juga merupakan dialek Hokkian dari marga Weng (翁).

Masyarakat Tionghoa Indonesia pada jaman Orde Lama rata2 masih memiliki nama Tionghoa dengan 3 karakter. Walaupun seseorang Tionghoa di Indonesia tidak mengenal karakter Han (buta huruf), namun biasanya nama Tionghoa tetap diberikan dengan cara romanisasi (pinyin dialek Hokkian).

Baca juga : Bai Jia Xing : Asal Usul Marga Tionghoa di Indonesia

Karena mayoritas orang Tionghoa di Indonesia adalah pendatang dari Hokkian, maka nama2 Tionghoa berdialek Hokkian lebih lazim dari pada dialek2 lainnya.

Pada masa Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, warga negara Indonesia keturunan Tionghoa dianjurkan untuk mengindonesiakan nama Tionghoa mereka; dalam artian mengambil sebuah nama Indonesia secara resmi. Misalnya Liem Sioe Liong, diubah menjadi Soedono Salim.

Walaupun demikian, di dalam acara kekeluargaan, nama Tionghoa masih sering digunakan, sedangkan nama Indonesia digunakan untuk keperluan surat-menyurat resmi.

Namun sebenarnya, ini tidak diharuskan, karena tidak pernah ditetapkan sebagai undang2 peraturan yang mengikat. Hanya tarik-menarik antara pendukung teori asimilasi dan teori integrasi di kalangan Tionghoa sendirilah, yang menjadikan anjuran ini dipolitisir sedemikian rupa.

Anjuran ganti nama tersebut muncul karena ketegangan hubungan Republik Rakyat China dengan Indonesia setelah peristiwa G30S/PKI 1965.

Pada tahun 1966, Ketua LPKB (Lembaga Pembinaan Kesatuan Bangsa) Kristoforus Sindhunata menyerukan penggantian nama orang2 Tionghoa, demi pembangunan karakter dan nasionalisme bangsa. Seruan ini mendapat kecaman dari kalangan orang Tionghoa sendiri.

Yap Thiam Hien secara terbuka menyatakan bahwa nama tidak dapat menjadi ukuran nasionalisme seseorang, dan ini juga yang menyebabkan nasionalis terkemuka Indonesia itu tidak mengubah namanya sampai akhir hayatnya.

Cemoohan datang dari Organisasi KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia), yang pada waktu itu mengumandangkan nada2 anti Tionghoa, dan menyatakan bahwa mengganti nama tidak akan mengganti otak orang Tionghoa.

Mereka juga menyerukan pemulangan seluruh orang Tionghoa berkewarganegaraan RRC (Republik Rakyat China) di Indonesia kembali ke negara leluhurnya.

Kebijakan ganti nama ini memang merupakan satu kontroversi, karena tidak ada kaitan antara pembangunan karakter dan nasionalisme bangsa dengan nama seseorang, juga karena tidak ada sebuah nama yang merupakan nama Indonesia asli.

Baca juga : Mau Punya Nama Mandarin? Simak 4 Cara Pemberian Nama Tionghoa Berikut

E. Catatan Seputar Marga Tionghoa (Contoh Kasus)

Ada satu contoh begini : Ada seseorang yang bertanya, mengatakan bahwa keluarganya menggunakan nama Tjan di depan. Jadi mulai dari nama kakek adalah Tjan, bapaknya Tjan, anaknya juga Tjan, dst. Ini bukan nama, sebab sangat tidak lazim nama orang tua disamakan dengan nama anak.

Tjan yang dimaksudkan disini kemungkinan adalah Marga Tjan (曾;Céng). Huruf Tionghoanya sama (曾) tetapi diucapkannya bisa berbeda2 tergantung dialek. Cara menulis dalam huruf Latin juga beda2 sesuai ejaan yang digunakan.

Misalnya ‘Tjan’, ditulis demikian, karena dalam ejaan Belanda yang menjajah Indonesia jaman dulu, bunyi ‘tj’ pada ‘tjan’ itu adalah ‘c’. Jadi kalau ditulis menggunakan ejaan bahasa Indonesia (EYD) sekarang menjadi ‘Can’. Jadi tulisan ‘Tjan’ itu bukan baku, tapi karena ejaan lama Indonesia.

Makanya jika ada yang bertanya marga kita (terutama pemilik marga langka atau marga yang penyebutannya sama), sebaiknya sekalian ditulis huruf Hanzinya.

Makanya sebagian orang bingung, mengapa marga dan namanya kalau dibaca orang yang berlainan dialek/bahasa, misalnya Mandarin, dialek Kanton, dialek Hokkian, bisa jadi berlainan, namun artinya tetaplah sama.

Makanya, orang2 Tiongkok sangat berterima kasih kepada Dinasti Qin, karena tanpa mereka yang memulai melakukan standarisasi, bisa jadi huruf hanzi yang digunakan oleh Tiongkok pada saat ini beraneka ragam, sama banyaknya dengan dialek suku yang mereka gunakan disana 🙂

Baca juga : Inilah 10 Marga Tionghoa yang Paling Banyak Digunakan Warga Keturunan per 2020

By Herman Tan Manado

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

274 thoughts on “Daftar Marga Tionghoa di Indonesia yang Telah di Indonesiakan (di Romanisasi)”
  1. Admin…
    Saya mau tanya… Sy punya leluhur jauh diatas saya kata ortuku adalah dari china yang dikenal dg nama “kun cung” dan “ang san” kalo di runut dari mereka aku adalah turunan k 12, tapi setelah ang san” leluhurku sÙdah tÍdak menggÙnakan nama china, tp nama arab. Menurut admin sebenarnya apa sieh marga dari leluhurku tersebut… Oh ya sy dilahirkan di madura dan leluhurku itu juga meninggalnya di madura… Cuman sayang kuburannya skrg sdh tdk ada…

  2. Yang punya nama cina pada masih nulis namanya diidentitas nggak sih? Kayak ktp ato paspor ato akte? Cara nyantuminnya gimana sih? Ditulis kanjinya ato latin?

    1. Untuk KTP dan Paspor menggunakan nama yang tertera sesuai di akte kelahiran. Biasanya sudah menggunakan nama yang telah di Indonesiakan. Tapi untuk yang memang tidak ada nama Indonesia, tetap bisa dicantumkan nama asli nya (dengan huruf hanzi). Tapi biasanya akan dipersulit, seperti akan dimintai identitas kewarganegaraan, dsb.

    2. Kita tidak usah terlalu berlebihan takut pada birokrasi administrasi, yang penting semua surat-surat kita lengkap (dalam artian tulisan untuk semua dokumen sama) sebagaimana yang diisyaratkan undang-undang negara yang berlaku, saya termasuk salah seorang yang mempertahankan nama lahir pemberian kakek saya, terima kasih

  3. Nama asli kelahiran saya yang diberi orangtua adalah Ho Han Hian sebelum diganti nama seperti penjelasan artikel diatas.

    Dari beberapa artikel yang saya baca marga Ho berasal dari marga HE. Saya ingin konfirmasi apakah benar. Saya ada bukti penulisan / keterangan yang ditulis di selembar kalender karena tidak bisa membaca karakternya maka saya agak bingung soal penulisan Aksara Marga HO saya.

  4. Mlm mau memberi info kalau di Tasikmalaya Jawa Barat sudah ada paguyuban marga then, bila ada teman2 di sekitar tasikmalaya baik tua atau muda bisa gabung. untuk info lebih lanjut bisa hub saya di 083826130555 hindra

    1. gw engga ngerti bahasa hakka, tapi klo d mandarin, itu lafalna sama kayak Xiao.. nah kalo marga Xiao, itu tulisannya 肖 潇 萧 , d antara 3 ini.. Yang paling umum dipake yang pertama..

    1. Halo Guōzhōngyí maaf saat ini kita tidak ada info mengenai alamat persatuan marga 郭 guo/kwee di daerah JKT. Jika nanti ada akan segera kita reply.

      Xie xie.

  5. Permisi tanya Ko,

    Kakek sy marga Lan, nenek sy Huang/Wong, nah papa sy ikut marga nenek, sementara sy ikut marga kakek. Yg mau saya tanya: sebenarnya bisa gak kl sy pakai marga papa sy yg adalah marga nenek? Terimakasih sebelumnya 🙂

    1. Sebelumnya apakah Lolly bisa memberi alasan/info kenapa papa nya ikut marga neneknya, bukan marga kakek nya? Jawabannya tergantung jadi jawaban anda ini.

  6. salam hormat,, sy tionghoa keturunan,,, kakek sy SENG GIE KIANG,,ayah saya SENG KAI TJOAN ,,dan saya sendiri SENG TIONG HUI,,,. Pertanyaqaqn saya apakah saya dapat mengetahui asal saya dari daerah china mana dan saya keturunan generasi ke berapa dan apa saya bisa dibantu untk menemukan kerabat leluhur saya ? trima kasih sblmnya. salam.

    1. Halo sdr Seng Tiong Hui,
      Coba ditanyakan ke paguyuban sosial marga Tionghoa yang ada di daerahnya soal hal ini. Biasanya mereka ada catatan info asal usul leluhur/garis keturunan marga sampai di Tiongkok.

  7. Hai Semua,

    Saya 傅永成 asal pekanbaru riau , menyukai artikel ini. Semoga bermanfaat bagi para generasi muda saat ini maupun yg akan datang.

    Salam Kenal

  8. Halo Lexsan

    Marga Yap/Jap dalam karakter mandarin adalah sebagai berikut.
    叶/葉 dibaca “Yè” dalam bahasa mandarin karena “Yap” adalah pelafalan dari bahasa minnan.
    Setahu saya marga biasa mengikuti ayah, tapi leluhur marganya beda dengan ayah, apakah leluhur dari ibu atau mungkin di keluarga punya history nya sendiri.
    Thanks

    1. Hi,kiroisenkou

      Terimakasih jawaban anda, tapi saya ingin mengkonfirmasi bagaimana penulisan Chinese untuk nama saya

      mengenai, history dari papa saya sudah benar marga Yap
      tetapi sesuai akta kelahiran sekarang yang valid itu TJHIN

      LEXSAN TJHIN

      Thanks
      Lexsan Tjhin

      1. itu biasanya di surat menyurat kita di jaman dahulunya kacau balau gara2 diskriminasi org tionghoa. kita dipersulit utk urus surat2. lalu para org2 diwkt itu suka ikut nempel di kartu keluarga famili2 yg surat2nya komplit lalu dianggap anak. sdngkan famili kita marganya berbeda dgn kita. jadilah lebawahnya surat2 anak2nyapun marganya kacau balau. sama spt saya. marga Zhu tapi di surat2 saya marganya Tjhin/chen.

  9. Hallo teman2 yg baik hatinya.saya ingin tahu ;
    Nama papa saya sesuai akta kelahiran
    TJHIN TUNG NGIAN

    lalu nama saya sekarang
    LEXSAN TJHIN

    Tetapi,marga asli dari leluhur saya marga YAP

    Tolong jelaskan teman2, Gimana seharusnya saya mengambil marga
    Apakah ikut Akta kelahiran atau sesuai dari asli marga dari leluhur.dan bagaimana tulisan bahasa chinese nya ?

    ditunggu share nya.tq

    1. Sudah dijelaskan oleh kiroisenkou diatas. Berikut saya copaskan kembali :

      Marga “Then” dalam bahasa mandarin dibaca “Deng”
      Berikut adalah karakternya : 鄧/邓

      Btw, marga Teng ini waktu tahun 1970-1990 an cukup terkenal, karena ada Deng Xiao Ping (marga Deng) sebagai salah satu pemimpin/petinggi partai politik yang sedang berkuasa di China pada waktu itu. Selain itu, ada juga ratu penyanyi pop Teresa Teng yang poluler di Taiwan pada kurun waktu yang sama, 1970-1990 an.

      Kira-kira demikian, semoga membantu 🙂

    1. Marga Yo, dalam mandarin nya adalah “Yang”, hanzi nya 楊. Pernah nonton film Saving General Yang? Konon marga “Yang” berasal dari clan “Yang” tersebut; clan pahlawan.

  10. marga buyut saya han. saya nggak tau gimana nulisnya, karena kakek dan papa sudah tidak mencantumkan marga, semua pakai nama jawa. yg saya bingung teman saya bilang han itu artinya korea. padahal kata papa, papa yakin kalau keluarganya hokian, bukan korea.

    1. Halo Silla…

      Berikut adalah karakter “Han” : 韓/韩(sebelah kiri adalah Traditional Chinese). Dan benar huruf han tersebut digunakan untuk pengucapan negara Korea Selatan.

    2. Han itu macem2 bro, diliat dulu hurufna gimana..
      韩,汉, 2 2nya bacanya Han.. Huruf yang pertama itu artinya Korea, huruf kedua itu nama suku orang China.. Nah kalo yang pertama, biasanya juga nama marga kalo di China.. Engga perlu diartiin kalo marga.. Coz dari jaman kaisarnya sendiri juga udah pake marga itu, engga ada arti khususnya

  11. Maaf mau tanya untuk nama Lee dan Lie terdapat berbedaan apa ya? Kok banyak yang bilang tidak ada marga Lee dan orang2 memakai kata Lie. Makasihhh

    1. Halo, Song Lie.

      Baik “Lee” maupun “Lie” sama-sama dibaca “Li”. Mungkin hanya perbedaan struktur tulis saja, yang satu memakai ejaan Inggris yang satu memakai ejaan Indonesia.

  12. Nah Kalo marga ejaan lama Tjung, ejaan baru Cung atau Zhong itu mayoritas nama Indonesianya apa ya??

    1. Lebih bagus kalau ada pinyin nya. Kalau hanya dengar dari nada suara “Tjung” atau “Zhong” itu hampir sama dengan marganya pak wakil gubernur Jakarta; Basuki Tjahaya Purnama (Ahok). Beliau nama Tionghoa nya Zhong Wan Xie.

        1. Khusus marga-marga China harusnya tidak memiliki arti khusus per kata. Sama kayak marga Lin, Chen, zhu ge, dsb; juga tidak bisa di artikan per kata. Harus melihat keseluruhan kata dalam nama baru ada arti. Marga pak ahok hanzi tradisional : 鍾萬勰; hanzi sederhana : 钟万勰.

    2. Jarang sekarang di indonesia yang masih menulis marga tjung di namanya, seperti saya yang marganya tjung atau ejaan barunya chung (dalam bahasa khek) atau zhong (bahasa mandarinnya) diberikan nama Tjungadi seperti nama papa saya. Mungkin nama Fam sy Tjungadi adalah salah satunya di Indonesia

        1. Saya juga marga tjung, dan suku hakka di pontianak, memang sangat jarang yang bermarga tjung, tulisan pinyin marga tjung aku sama seperti nama pak Ahok,
          Jadi marga tjung diindonesiakan jadi apa ya ?

  13. agan2, permisi numpang tanya dan konsultasi ya

    saya lahir di budaya jawa-madura yang jelas tidak mempunyai tradisi marga. Tapi keluarga ayah saya punya marga “gun” dan sepertinya sudah di-indonesia-kan menjadi gunawi, guntamtoko, guntur, dll.

    Apakah “gun” adalah salah satu marga tionghoa yang langka? atau “gun” adalah variasi pengejaan dari marga tertentu?

    mengingat saya dan keluarga terlihat seperti orang tionghoa, dan paman2 (alm) saya fasih berbicara mandarin, serta ada kedekatan dengan orang-orang tionghoa asal keturunan taiwan.

    saya sangat penasaran ingin menggali silsilah keluarga saya dan jati diri saya.

    mohon pencerahannya,

    terima kasih sebelumnya
    Adien Gunarta

    1. Halo Adien;

      Dalam artikel marga “Gun” (dibaca : Kun) memang tidak dicantumkan. Ini karena marga asli Tionghoa yang telah “di Indonesiakan” akibat kebijakan telah menjadi sangat VARIATIF. Seperti yang sudah Adien kemukakan, marga “Gun” di Indonesiakan menjadi Gunawi, gutamtoko, guntur, guntoro, gunawan, dsb. Sepengetahuan Admin, memang terdapat/ada marga “Gun” tersebut; cuma yang memakai marga tersebut mungkin sangat sedikit jumlahnya dibandingkan dengan marga-marga umum yang lain.

      Alangkah bagusnya, kalau Adien dapat pula mencantumkan huruf Hanzi atau letter goresannya, biar kami dapat lebih mudah untuk membantu menelusurinya jika berminat.

      Demikian info

      Salam hangat

    1. Marga “Then” dalam bahasa mandarin dibaca “Deng”
      Berikut adalah karakternya : 鄧/邓

  14. “Ganti nama ini memang merupakan satu kontroversi karena tidak ada kaitan antara pembangunan karakter dan nasionalisme bangsa dengan nama seseorang, juga karena tidak ada sebuah nama yang merupakan nama Indonesia asli.”

    Nice article, saya suka dengan kalimat yang saya kutip dari artikel di atas karena saya sangat setuju.

    Misalnya saja saya, di mana keluarga besar saya mengambil nama belakang “Subrata” sebagai pengganti marga, banyak yang ngotot itu nama Indonesia asli, padahal sebenarnya banyak kurang mengerti kalau itu nama dari bahasa Sansekerta, di mana juga banyak orang India / Bangladesh / Sri Langka yang juga memakai nama Subrata. Dan masih banyak contoh nama-nama yang lain, tidak hanya itu.

    Ganti nama bukan suatu ukuran seberapa seseorang cinta negeri ini, tapi sikap dan perbuatan yang telah dilakukan untuk negeri ini.

    1. Halo, Audrey…

      Itulah akibat dari perpolitikan di tanah air ini sewaktu orde baru dulu.
      Semua “kaum pendatang” (bahkan termasuk yang sudah lahir di Indonesia) dipaksa untuk ganti nama/peng-indonesia-an.
      Tapi sekarang, untuk penggunaan nama/aksara China, sudah bisa/tidak ada larangan lagi.
      Tapi tetap saja kebanyakan orang tua sekarang, tetap menggunakan nama Indonesia (beserta fam/marga Indonesia) di akte kelahiran sang anak untuk menghindari hal-hal yang akan mempersulit si anak dikemudian hari.

      Demikian yang dapat saya tambahkan mengenai persoalan marga tionghoa di Indonesia ini.

      1. Ko herman bs mt di tolong di artikan nama chines sy gk wang hui cai dr orng tua perna dger nama Cai gw di artikan rejeki

        1. Semoga benar demikian penulisannya :

          Wáng : 王
          Huí : 回
          Cái : 財

          Untuk nama tengah anda “Hui” memerlukan arti lebih lanjut jika ada (kata ‘Hui’ terdapat beberapa penulisan). Saya hanya berusaha mencocokkan dengan nama terakhir anda agar sepadan.

          1. Ko herman,bisa tolong bantu untuk penulisan pinyin nama ayah saya :lim hok tjoen, beliau bilang hok artinya belajar..terimakasih sebelumnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?