Last Updated on 17 April 2021 by Herman Tan

Tahun Baru Imlek (农历新年) merupakan perayaan yang sangat penting bagi masyarakat Tionghoa yang tersebar di negara-negara Asia, seperti Singapura, Malaysia, Tiongkok, Hong Kong, Taiwan, Thailand, Kamboja, Filipina, dan Indonesia.

Selama perayaan Imlek, banyak lagu popular yang dinyanyikan, termasuk diantaranya “Gong Xi Gong Xi” (恭喜恭喜). Fakta bahwa lagu tersebut menggunakan kunci minor merupakan keanehan tersendiri, karena kunci minor umumnya digunakan untuk mengungkapkan kesedihan dan kesepian. Lalu mengapa Gong Xi Gong Xi ditulis dengan kunci minor?

Pertama-tama, lagu Gong Xi Gong Xi tidak ditulis untuk Tahun Baru Imlek! Lagu yang ditulis di Shanghai pada tahun 1945 tersebut ditujukan untuk merayakan kekalahan Jepang dan kemerdekaan Tiongkok di akhir Perang Tiongkok – Jepang Kedua (Perang Dunia II).

Musik dan liriknya ditulis oleh Chen Gexin (陳歌辛), yang menggunakan nama pena Lin Mei (林枚) dan Qing Yu (慶餘).

Namun dikarenakan judul dalam Bahasa Mandarin-nya merupakan istilah yang umum dipakai untuk mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek, dan lagu tersebut juga ditujukan untuk menyambut datangnya musim semi, maka Gong Xi Gong Xi langsung dikaitkan dengan perayaan Tahun Baru Imlek hingga saat ini.

Bait terakhir dari lagu ini meniru ketukan khas dari alat musik pukul Tiongkok.

Perang Tiongkok – Jepang Kedua (07 Juli 1937 – 09 September 1945) terjadi antara Republik Rakyat Tiongkok dengan Kekaisaran Jepang. Perang berlangsung selama 8 tahun dan 2 bulan. Perang tersebut merupakan perang terbesar di Asia pada abad ke-20. Jumlah penduduk Tiongkok yang tewas diperkirakan sekitar 15 juta hingga 20 juta orang.

Pembantaian Nanjing (13 Desember 1937 – Januari 1938) sendiri telah merenggut lebih dari 300.000 korban jiwa dan pemerkosaan terhadap 20.000 perempuan yang kemudian dibunuh secara keji setelah diperkosa. Sejumlah pembantaian terjadi di dalam dan disekitar kota Nanjing.

Mayoritas korbannya adalah penduduk sipil. Metode pembunuhan yang diterapkan oleh tentara Jepang sangatlah keji, termasuk diantaranya penembakan, penusukan, pemancungan, dan lain sebagainya.

Namun pemerkosaan di Nanjing hanya merupakan salah satu dari sejumlah babak yang terjadi selama perang Tiongkok – Jepang (Sino Japanese War) berlangsung.

Rasanya sulit bagi kita untuk membayangkan kekejaman, ketakutan, dan kehilangan yang dihadapi oleh penduduk Tiongkok selama perang yang terjadi sepanjang 8 tahun tersebut. Perang yang panjang tersebut telah merampas harapan hidup mereka.

Chen Gexin sendiri dipenjara oleh Pasukan Penjajah Jepang akibat lagu-lagu perjuangan yang ditulisnya. Jadi ketika ia menulis lagu ‘Gong Xi Gong Xi’ setelah perang usai untuk merayakan kekalahan Jepang dan kemerdekaan Tiongkok di tahun 1945, bayang-bayang peperangan terus mengikutinya dan mempengaruhi musiknya.

Rekaman awal dari lagu ini dilakukan oleh Yao Lee dan saudara laki-lakinya yang merupakan seorang penyanyi kenamaan, Yao Min.

Yao Lee yang kini telah berusia 92 tahun, dahulunya merupakan anggota dari Seven Great Singing Stars dari Shanghai di tahun 1940-an. Salah satu lagunya yang paling terkenal berjudul, “Rose, Rose, I Love You” (Mawar, Mawar, Aku Mencintaimu; 玫瑰玫瑰我愛你), yang juga ditulis oleh Chen Gexin.

Gong Xi Gong Xi – lirik dalam bahasa Mandarin

每條大街小巷
每個人的嘴裡
見面第一句話

就是恭喜恭喜
恭喜恭喜恭喜你呀
恭喜恭喜恭喜你

冬天一到尽头
真是好的消息
温暖的春风

就要吹醒大地
恭喜恭喜恭喜你呀
恭喜恭喜恭喜你

皓皓冰雪溶解
眼看梅花吐蕊
慢慢长夜过去

听到一声鸡啼
恭喜恭喜恭喜你呀
恭喜恭喜恭喜你

经过多少困难
经历多少磨练
多少心儿盼望

盼望春的消息
恭喜恭喜恭喜你呀
恭喜恭喜恭喜你

Gong Xi Gong Xi – lirik dalam Bahasa Indonesia

Di setiap sudut jalan,
Kalimat pertama yang diucapkan orang tatkala bertemu,

Adalah selamat,
Selamat, selamat, selamat kepada anda!
Selamat, selamat, selamat kepada anda!

Musim dingin telah berakhir,
Sungguh suatu kabar baik,
Angin musim semi yang hangat,

akan membangunkan bumi,
Selamat, selamat, selamat kepada anda!
Selamat, selamat, selamat kepada anda!

Salju telah mencair,
Pohon prem akan segera berbuah,
Malam-malam yang panjang telah berlalu,

Dengar suara ayam jantan berkokok,
Selamat, selamat, selamat kepada anda!
Selamat, selamat, selamat kepada anda!

Setelah begitu banyak kesulitan,
melewati begitu banyak hukuman,
Berapa banyak hati yang menanti-nanti,

Kabar baik tentang musim semi,
Selamat, selamat, selamat kepada anda!
Selamat, selamat, selamat kepada anda!

Diterjemahkan oleh : Audie Tanasale Jo Su

By Audie Jo-Ong

Penulis @Newport Times dan pendidik yang gemar nonton film, basket, dan minum kopi. Part-time Lecturer @Binus Business School.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?