Last Updated on 16 March 2023 by Herman Tan

Beijing – Presiden Tiongkok Xi Jinping memberikan ancaman dalam peringatan 40 tahun pesan unifikasi Tiongkok kepada Taiwan. Xi mengatakan, Tiongkok masih melihat Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang harus segera dipersatukan, meski keduanya sudah terpisah sejak perang sipil 1949.

“Tiongkok harus segera bersatu. Itu adalah fakta yang tidak terhindarkan demi peremajaan besar rakyat Tiongkok di masa depan,” kata Xi, seperti yang dilansir media AFP, rabu, 2 januari 2019.

Presiden yang memerintah Tiongkok sejak Maret 2013 itu memberikan opsi penyatuan yang berbasis kepada pendekatan “satu negara, dua sistem“.

Xi mengatakan, dengan pendekatan tersebut pemerintah Tiongkok sepenuhnya menjamin keselamatan maupun kemakmuran dari masyarakat Taiwan yang disebutnya sebagai “kompatriot”.

Pendekatan 1 negara 2 sistem itu diterapkan pula seperti di Hong Kong, ketika Inggris mengembalikan pulau itu kepada Tiongkok pada 1 Januari 1997.

Dia menuturkan, tidak akan meninggalkan pilihan untuk menyatukan Taiwan dengan jalan mengerahkan kekuatan militer. “Kami bakal menindak kelompok separatis maupun kekuatan asing yang mencoba mengganggu penyatuan ini,” terang presiden berjuluk “Pemimpin Inti” itu.

Taiwan sendiri mempertimbangkan dirinya sebagai negara berdaulat, dengan mata uang hingga sistem politik sendiri. Namun hingga kini masih belum berani mendeklarasikan kemerdekaan dari daratan utama.

Hubungan keduanya memburuk, setelah Tsai Ing-wen menjadi presiden Taiwan pada 2016, dan menolak mengakui kebijakan “Satu China”.

Adapun Tsai dalam pidato Tahun Baru menyatakan bahwa dia masih belum kehilangan dukungan, meski dalam pemilihan level kota partainya kalah dari Kuomintang yang pro-Tiongkok.

Sementara itu, politisi pro-demokrasi Hong Kong, Claudai Mo, memberikan peringatan bahwa sistem yang ditawarkan Tiongkok bakal menjadi preseden negatif bagi Taiwan. “Mereka (Tiongkok) melahap Hong Kong, tidak hanya secara politik, namun juga ekonomi hingga kebudayaan juga,” terang Mo.

Dia menjelaskan bahwa hanya sedikit rakyat Taiwan yang bakal termakan sugesti Xi, bahwa Hong Kong maupun Macau adalah contoh sempurna sistem yang ditawarkan. “Sudah jelas mereka mencoba mengasilimasi Hong Kong dengan daratan induk setiap hari. Bagaimana rakyat Taiwan bisa teperdaya dengan ucapan seperti itu?” imbuhnya.

Namun, seorang pekerja konstruksi lokal bemarga Lam menuturkan, penyatuan tersebut bisa membutuhkan waktu 2 hingga 3 generasi mendatang.

FYI (for your info) : Taiwan dan Tiongkok sendiri baru membuka jalur penerbangan langsung pada tahun 2009, setelah penerbangan sewaan diizinkan pada tahun 2003.

Sebelum itu, tidak ada penerbangan langsung antara Taiwan dan Tiongkok sejak 1949, tepat ketika otoritas Republik Tiongkok mengevakuasikan diri ke pulau Taiwan pada akhir perang saudara melawan kaum komunis, yang mendirikan Republik Rakyat Tiongkok di Beijing.

Sejak itu, warga yang hendak bepergian dari dan ke Taiwan atau Tiongkok harus bertukar pesawat di wilayah Hong Kong atau Makau.

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?