Last Updated on 17 April 2021 by Herman Tan Manado
Di Tiongkok, amplop berwarna merah (angpau) yang diisi dengan uang di dalamnya, biasanya dibagikan terutama kepada anak-anak oleh orang tua, kakek nenek dan yang lainnya sebagai ‘kado’ Tahun Baru Imlek.
Amplop merah (angpau) disebut dengan hongbao (红包) dalam Bahasa Mandarin dan lai see dalam Bahasa Kanton. Istilah ‘paket merah’ juga umum digunakan orang, walaupun wujud dan fungsi dari hongbao lebih mirip dengan amplop daripada paket.
1. Mengapa Masyarakat Tionghoa Membagikan Angpau?
Masyarakat Tionghoa menyukai warna merah, karena merah dianggap sebagai simbol energi, kebahagiaan dan keberuntungan. Membagikan angpau merupakan cara untuk menyampaikan harapan yang baik dan keberuntungan.
Sebenarnya, makna dari angpau terletak pada kertasnya yang berwarna merah, bukan nilainya (uangnya). Membungkus uang dengan amplop merah diharapkan dapat lebih membahagiakan dan memberi berkah yang lebih melimpah kepada si penerima.
Oleh karena itu, tidaklah sopan membuka isi angpau di depan orang yang memberikannya; sudah itu mengatakan si pemberi pelit jika isinya ternyata sedikit.
Di Tiongkok, angpau disebut yasui qian (压岁钱), yang mempunyai arti ‘uang yang dapat memberangus hantu’. Mereka yang menerima angpau diharapkan akan menjalani tahun yang damai dan aman sentosa.
2. Siapa Yang Berhak Mendapatkan Amplop Merah, dan Berapa Banyak Uang di Dalamnya?
Berbicara soal tradisi, jika Anda mulai memiliki penghasilan sendiri, berarti sudah waktunya untuk memberikan angpau. Membagikan angpau merupakan jalan untuk berbagi berkah. Umumnya nilai uang yang terdapat di dalam angpau tergantung dari pendapatan Anda.
Tetapi, ada kebiasaan bahwa jika Anda belum menikah, maka Anda tidak perlu memberi angpau.
Kerabat dekat (seperti orang tua dan kakek nenek) akan tetap memberi Anda angpau, walaupun Anda sudah menikah, sebagai lambang cinta, restu dan doa orang tua kepada anak.
• Kepada pihak yang lebih tua (terutama orang tua dan kakek nenek) : berkisar antara 1 – 4 juta.
• Kepada generasi muda yang belum berpenghasilan (terutama yang masih bersekolah/kuliah), seperti anak dari sahabat Anda, anak dari kerabat dan anak dari kolega : antara 100 ribu – 200 ribu.
• Kepada anak Anda : mulai 200 ribu hingga sesuka yang ingin Anda berikan.
• Kepada pegawai Anda yang masih ada darah chinesenya : antara 200 ribu – 2 juta (diberikan pada hari kerja terakhir sebelum libur Tahun Baru Imlek).
• Kepada anak-anak lainnya (teman2 anak Anda atau kompleks rumah) : siapkan beberapa angpau kecil dengan 5 ribu – 10 ribu di dalamnya untuk anak-anak yang Anda temui selama Tahun Baru Imlek.
Warning : Kalau mau bagi2 Angpau, LIHAT kondisi sekitar lingkungan dan IKUT kemampuan budget. Banyak kasus dimana jika kita terlalu royal memberi angpau pada anak2 sekitar, mereka malah ikut memanggil teman2 kompleks lainnya, sampai orang dewasa pun datang berduyun2 ke rumah Anda untuk minta Angpao.
Sudah gitu akhirnya menjadi acara beban rutinitas tiap tahunnya. Jika tahun depan tidak dikasih, biasanya mereka akan menggerutu, bahkan tak jarang mengumpat, serta bisa membahayakan Anda dan keluarga kelak. Jika dikasih terlalu sedikitpun kelakuannya sama. Apalagi jika stok Angpau Anda habis saat membagikan, waduh.
Penyebabnya adalah perbedaan budaya. Jangan samakan kondisi Tiongkok dan sekitarnya (termasuk Negara dengan populasi warga keturunan yang lumayan banyak, seperti Singapore dan Malaysia) dengan Negara kita.
Di sana, merupakan hal yang lumrah memberikan Angpau kepada setiap anak2 yang ditemui, karena mereka umumnya tidak meminta (sudah anggap biasa); sedangkan disini kasusnya kebalik (hal luar biasa).
Pada beberapa kasus, seorang dermawan yang benar-benar mapan (namun kurang bijak) biasanya akan membagikan angpau di halaman Kelenteng terdekat secara terorganisir (antri dan ada petugas), atau di rumah pribadinya (saat open house) dengan cara yang sama.
Tentu hal ini sebenarnya tidak bisa dikatakan memberi Angpau lagi, tetapi lebih mirip bagi2 uang.
3. Kapan Waktu Membagikan Angpau?
Chinese new year, giving red packet.Tahun baru Imlek merupakan musimnya berbagi angpau. Tetapi angpau dibagikan tidak terbatas hanya pada 1 hari di tahun barunya saja.
Angpau juga umum dibagikan pada beberapa kesempatan istimewa lainnya, seperti acara pernikahan, hari wisuda, kelahiran bayi, atau ulang tahun orang yang dianggap senior. Ini merupakan tradisi untuk mengucapkan selamat serta berbagi berkah dan keberuntungan.
4. Tips dalam Memberi dan Menerima Angpau
Memberi Angpau
1. Secara tradisi, uang yang dimasukkan ke dalam angpau sebisa mungkin haruslah lembaran uang baru. Memasukkan lembaran yang kotor atau lusuh mencerminkan selera yang buruk.
Biasanya 1 minggu menjelang Tahun Baru Imlek, orang banyak mengantri panjang di bank untuk menukarkan lembaran uang lama dengan lembaran uang yang baru (keadaan di Tiongkok; sama seperti momen idul fitri atau natal di Indonesia).
2. Hindari memasukkan uang logam ke dalam angpau. Karena uang logam identik dengan nilai yang paling kecil, dan orang pasti sudah bisa menerkanya.
3. Hindari memberi uang senilai misalnya 40 ribu atau 400 ribu, atau berjumlah 4 lembar. Angka 4 dalam Bahasa Mandarin 四 (sì) jika dilafalkan bunyinya mirip seperti huruf 死 (sǐ) yang berarti ‘kematian’; sehingga dianggap sebagai kemalangan.
Bahkan lembaran uang berjumlah genap lebih baik diberikan daripada yang berjumlah ganjil. Yang terbaik adalah jika nilainya diawali atau diakhiri dengan angka 8; karena angka 8 dianggap dapat meningkatkan keberuntungan.
4. Selalu siapkan uang dan amplop merah di dompet atau tas selama 16 hari ke depan pada Tahun Baru Imlek (dimulai dari malam Tahun Baru hingga Festival Lampion), kalau-kalau secara kebetulan Anda berpapasan dengan seseorang yang mungkin menurut Anda perlu diberikan angpau.
5. Sebaiknya taruh pecahan uang yang berbeda ke dalam desain amplop yang berbeda pula, sehingga Anda dapat dengan cepat dan bijak dalam membedakan, apakah Anda memberi angpau dengan nilai kecil (gocengan) atau besar.
Menerima Angpau
1. Saat menerima angpau, selalu gunakan kedua belah tangan. Tidaklah sopan bila menerima angpau hanya dengan satu tangan saja.
2. Ucapkan kalimatterima kasih pada saat menerima angpau dan beri salam berupa harapan-harapan yang baik dan ungkapan keberuntungan kepada si pemberi.
3. Jangan pernah membuka isi angpau di depan orang yang baru saja membagikannya. Anda boleh melakukannya pada saat sedang berada sendiri atau setelah tiba di rumah.
5. Amplop Merah WeChat
Pada tahun-tahun terakhir ini, populer diantara kalangan muda mengirim “angpau” (dengan melakukan transfer uang secara online dengan pesan yang beraneka warna) melalui aplikasi pesan WeChat sebagai ucapan selamat.
Ini menjadi cara yang baru dalam mengucapkan selamat kepada teman atau kerabat selama festival Tahun Baru Imlek.
Pada malam Tahun Baru Imlek, acara seremoni Festival Musim Semi yang disiarkan oleh jaringan televisi kabel Tiongkok CCTV dengan berbagai atraksi pertunjukan, sangatlah menarik untuk ditonton.
Sambil menikmati pertunjukan yang disajikan, masyarakat juga berkesempatan memenangkan hadiah berupa angpau lewat online dengan cara mengocok smartphone masing-masing secara terus menerus.
6. Anda Seorang Pegawai Negeri Sipil, Pejabat Negara?
Seperti yang diketahui, seorang abdi sipil, pegawai atau pejabat / penyelenggara Negara, termasuk polisi, TIDAK DIPERBOLEHKAN menerima pemberian apapun dari orang lain, karena dianggap sebagai GRATIFIKASI.
Lantas apakah benar tidak bisa menerima angpau? Tentu bisa! Caranya, terima Angpau nya, keluarkan isinya, lalu simpen kertas angpaunya, karena itu adalah rezeki dan doa untuk Anda 🙂
PS : Cara ini lazim digunakan masy. Tiongkok, dimana jika ada teman atau atasan yang memberikan angpau, mereka tetap menerima angpaunya, namun isinya dikeluarkan, sebagai tanda bahwa mereka tidak menerima uangnya, namun kertas angpaunya diambil, sebagai simbol bahwa mereka menerima niat baik orang yang memberikan.
Bisa ga ya kita yang non Chinesse kasih angpao ke teman-teman Tionghoa?
Tidak masalah, bule-bule luar negeri juga suka mengikuti tradisi ini.
Baru sempet baca postingan ini hari ini, dan ternyata kontennya menarik
banget. Kayaknya aku akan sering mampir di mari, semangat update terus kontennya ya min.
Ngomong2 soal Angpao ini, gua kesal sama etnis tionghoa yg sudah pindah agama kristen/katolik. Maksanya imlek bisa dirayain juga oleh mereka. Katanya imlek bukan perayaan agama, tapi perayaan budaya.
Eh tapi pas ditohok minta angpao, mereka berkelit ‘eits sori gua dah kristen’. Gua gak ikut bagi2 angpao ya. Tapi kalo terima angpao bisa.
Ini mungkin yg kata mimin ‘mereka hanya mau enaknya, tapi tidak mau susahnya’.