Last Updated on 7 November 2022 by Herman Tan

Imlek (Hanzi :  阴历; Pinyin : Yin Li), yang artinya “Kalender Bulan”, adalah hari raya terbesar bagi masyarakat Tiongkok beserta perantauannya di seluruh dunia, termasuk etnis Tionghoa di Indonesia.

Hari Imlek sering juga disebut Sincia (Hanzi : 新正; Pinyin : Xin Zheng). Sebutan ini dibawa oleh orang2 keturunan Fujian (福建人), dimana 正 disini berarti “Chinese first month of year“.

Di Tiongkok, penyebutan resmi dari Imlek adalah Chun Jie (春节), yang artinya “Festival Musim Semi”.

Apa saja kegiatan harian warga Tionghoa, menjelang hari raya Imlek hingga perayaan Cap Go Meh?

»Kapan Tahun Baru Imlek?

• Imlek 2020 : Sabtu, 25 Januari 2020 (Tahun Tikus 2571)
• Imlek 2021 : Jumat, 12 Februari 2021 (Tahun Kerbau 2572)
• Imlek 2022 : Selasa, 01 Februari 2022 (Tahun Macan 2573)

• Imlek 2023 : Minggu, 22 Januari 2023 (Tahun Kelinci 2574)
• Imlek 2024 : Sabtu, 10 Februari 2024 (Tahun Naga 2575)
• Imlek 2025 : Rabu, 29 Januari 2025 (Tahun Ular 2576)

Baca juga : Daftar Tanggal Tahun Baru Imlek Tahun 2000 s/d 2070

Momen Imlek sendiri dianggap sebagai festival terpenting orang2 Tiongkok (beserta orang2 perantauan dan keturunannya), dimana waktunya bagi keluarga besar untuk berkumpul bersama.

Sedangkan nomor 2 nya adalah Mid Autumn Fest, (中秋节; Zhongqiu Jie) atau sewaktu Kue Bulan (tanggal 15 bulan 8 Imlek).

Biasanya warga etnis Tionghoa memiliki beberapa tradisi dan kegiatan menjelang hari Imlek. Tradisi dan kegiatan tersebut sudah dimulai sejak beberapa hari sebelum Hari-H hingga 15 hari setelah Imlek, dimana puncaknya pada perayaan Cap Go Meh, sebagai penanda bahwa rangkaian perayaan Imlek telah usai.

Berikut adalah kegiatan harian menjelang Hari Raya Imlek sampai dengan Cap Go Meh, yang umumnya dilakukan oleh masyarakat Tionghoa :

A. Menjelang Imlek : Hari Bersih2 Rumah (H-15 s/d H-3)

Pada H-15 sampai dengan H-3 sebelum Hari Raya Imlek, biasanya dilakukan bersih2 rumah. Warga Tionghoa umumnya akan membersihkan rumahnya, mengecet tembok yang sudah kusam, membuang barang2 yang sudah tidak diperlukan lagi, serta mendekorasi rumahnya dengan aneka pernak-pernik Imlek.

Aneka pantangan saat Tahun Baru Imlek

Hari bersih2 rumah ini juga memiliki makna, yakni membuang semua ketidakberuntungan yang terjadi pada tahun lalu, dan bersiap2 dalam menyambut keberuntungan di tahun yang baru.

Pada 7 hari menjelang Tahun Baru Imlek (tanggal 23 bulan 12 Imlek), sebagian masyarakat Tionghoa biasanya melakukan sembahyang mengantar Dewa Dapur.

Pada hari ini Dewa Dapur dipercaya akan naik melapor ke Langit. untuk memberitahu perbuatan2 baik dan buruk manusia yang ada di bumi selama setahun, terlebih keluarga2 yang diawasinya.

Perlu diketahui juga bahwa kegiatan2 seperti menyapu, mengepel, dan mencuci adalah kegiatan2 yang PANTANG DILAKUKAN selama 3-7 hari pertama tahun baru Imlek, karena diyakini dapat ikut menyebabkan hilangnya keberuntungan di tahun yang baru.

Baca juga : Sembahyang Dewa Dapur (Cao Kung Kong)

B. Menjelang Imlek : Sembahyang Leluhur dan Makan Malam Bersama Keluarga (H-1)

Pada pagi atau siang hari, sebagian masyarakat Tionghoa biasanya melakukan sembahyang terhadap leluhur. Dalam persembahyangan nya, biasanya dihidangkan menu2 makanan kesukaan.

Namun bisa juga hanya disajikan buah2an dan teh, karena ini hanya sebagai simbol tanda sang anak masih mengingat jasa2 orang tuanya, sebagai bentuk baktinya pasca orang tua meninggal.

Malam malam Imlek bersama, adalah momen langka yang paling dinanti2 masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Bahagiakanlah orang tua Anda (apabila masih hidup) pada hari ini, karena kelak kau akan mengingatnya ketika mereka sudah tiada!

Sementara pada malamnya, acara ,akan malam Imlek bersama keluarga adalah kegiatan yang WAJIB DILAKUKAN semua masyarakat etnis Tionghoa, dalam menyambut Tahun Baru Imlek. Pada hari ini, toko2/usaha yang dimiliki warga Tionghoa biasanya tutup lebih cepat.

Sementara bagi anggota keluarga yang tinggal/bekerja ditempat yang jauh akan pulang kampung, untuk sekedar berkumpul bersama keluarga besar, terutama dengan orang tua mereka.

Pada acara makan malam Imlek, biasanya dihidangkan makanan yang lebih istimewa daripada hari2 biasa, yang didalamnya terkandung makna keberuntungan, kemakmuran, kebahagiaan dan kekayaan.

Menjelang tengah malam, sebagian warga Tionghoa ada yang pergi ke kuil/kelenteng untuk bersembahyang, sekaligus melihat kembang api. Adapula yang telah di rumah, untuk bersembahyang secara pribadi.

Selama tahun baru Imlek, semua anggota keluarga harus berkumpul, semuanya harus kembali ke rumah mereka. Tak peduli seberapa jauh lokasinya, Anda harus kembali ke rumah pada malam sebelumnya!

Tak peduli seberapa sibuk, Anda harus merayakannya di rumah. Jika tidak, sama artinya dengan Anda tidak lagi menghormati leluhur.

Baca juga : 8 Menu Hidangan Populer Untuk Malam Imlek dan Hari Imlek

C. Tahun Baru Imlek : Saling Mengunjungi Rumah Orang tua atau Saudara yang Dituakan (Hari H)

Secara tradisional, setiap keluarga Tionghoa berusaha untuk menjadi yang pertama dalammenyalakan “petasan pembuka pintu” pada pukul 12:00 tengah malam, di hari pertama Tahun Baru Imlek.

Menyalakan petasan di pagi hari Tahun Baru Imlek

Pada jaman dulu, sudah merupakan tradisi untuk menyalakan 1 untai petasan kecil terlebih dahulu, lalu diikuti oleh 3 petasan besar, yang melambangkan dering tahun lama dan dering tahun baru. Semakin keras bunyi petasan, semakin baik dan beruntung untuk usaha dan pertanian di tahun mendatang!

Sekarang, menyalakan petasan sudah dilarang di banyak kota besar di Tiongkok (karena polusi dan mengancam keselamatan kawanan burung), jadi Anda hanya dapat melihat kebiasaan ini di kawasan pedesaan atau di kabupaten kecil.

Pada pagi hari, di hari yang pertama, warga etnis Tionghoa biasanya akan saling mengunjungi ke rumah orang tua/besan, atau ke rumah saudara/i yang dituakan.

Namun sebelumnya sudah tentu dimulai dari lingkup keluarga inti dulu, dengan anak2 memberikan ucapan Kiong Hie kepada orang tua dan saudara/i masing2.

Jangan lupakan benda ini ketika akan mengunjungi rumah orang!

Sementara bagi pasangan yang telah menikah, WAJIB MEMBERIKAN ANGPAU (amplop merah) yang berisi uang kepada anak2, atau kepada saudara/i nya yang belum menikah, dan terutama kepada orang tua yang masih hidup, dengan mengucapkan salam2 selamat tahun baru, dan harapan2 terbaik untuk tahun yang baru ini.

Kata WAJIB sengaja dihuruf besarkan, karena di masa kini, dengan bertameng “sudah pindah agama”, sebagian orang Tionghoa malah mengabaikan tradisi ini! Jika masih sempat, keluarga juga akan mengunjungi Kelenteng, Lithang, Daoguan, atau Wihara untuk bersembahyang dan mengucap syukur.

Baca juga : Inilah Nominal Yang Harus Kamu Kasih Buat Isi Angpao!

D. Setelah Imlek : Mengunjungi Rumah Orang Tua Istri, atau Kerabat Dekat (H+2)

Pada hari kedua setelah Imlek ini biasanya digunakan oleh pasangan yang telah menikah untuk mengunjungi rumah orang tua istri, ke rumah saudara/i nya, atau ke kerabat terdekat.

Hari ini masih lanjutan dari hari Imlek kemarin, seperti berkumpul untuk makan siang bersama, memberikan Angpau kepada orang tua, saudara/i  yang belum menikah, dan kepada anak-anak.

Mengunjungi orang tua/besan di kampung, sambil membawa anak-anak.

Namun di Indonesia, karena hari libur hanya Hari-H nya, maka bagi pekerja kantoran, sudah tentu dipaksa untuk kembali bekerja. Kecuali bertepatan dengan hari Sabtu/Minggu, atau di “hari kejepit nasional”, seperti hari jumat (Imlek hari Kamis), maka Anda bisa sedikit lega, karena memiliki long weekend.

Tapi hal ini berbeda dengan Negara2 Asia lainnya, yang mayoritas chinese. Singapore, Malaysia, Hongkong, Taiwan, dan Tiongkok umumnya memberikan libur hingga H+3 kepada warganya. Berikut jumlah hari libur Imlek di Negara2 Lain :

• Indonesia (Tahun Baru Imlek) : Hanya 1 hari saja.
•  Malaysia (Tahun Baru Cina) : 2 hari + ½ hari H-1 (malam tahun baru Imlek).
•  Singapura (Chinese New Year)  : 2 hari + ½ hari H-1 (malam tahun baru Imlek).

•  Brunei (Tahun Baru Cina) : 1 hari + ½ hari H-1 (malam tahun baru Imlek).
•  Filipina (Bagong Taong Tsino) : 1 hari + ½ hari H-1 (malam tahun baru Imlek).
•  Thailand (Wan Trut Chin, Chinese New Year’s Day) : 1 hari (swasta & beberapa propinsi menerapkan libur kualitatif, 3 hari sejak H-1).
•  Vietnam (Tết Nguyên Đán, Vietnamese New Year) : 3 hari.

•  Tiongkok (Spring Festival, Chūn Jié) : 3-8 hari (termasuk H-1, ditambah libur akhir pekan sabtu & minggu).
•  Taiwan (Lunar New Year) : 4 hari (termasuk H-1).
•  Hongkong (Lunar New Year) : 3 hari.
•  Makau (Novo Ano Lunar) : 3 hari.

•  Korea Selatan (Korean New Year, Seollal) : 3 hari.
•  Jepang (Shunsetsu) : 1 hari.
•  Mongolia : 1 hari.

Baca juga : Daftar Tanggal Tahun Baru Imlek Tahun 2000 s/d 2070

E. Setelah Imlek : Tinggal di Rumah Untuk Menghindari Ketidakberuntungan! (H+3)

Setelah 2 hari berturut2 mengunjungi rumah orang tua, saudara dan kerabat dekat, hari ke-3 ini biasanya digunakan orang untuk beristirahat di rumah.

Hari ke-3 Imlek ini juga dikenal dengan “hari anjing merah” (赤狗日; Chi Gou Ri) yang dipercaya sebagai hari dewa kemalangan. Karena itu, sebagian orang cenderung menhindari hari ini untuk keluar.

Tampak aneka pernak-pernik Imlek yang dijual di pasar Glodok, Jakarta Barat.

Meskipun demikian, warga Tionghoa jaman sekarang biasanya menggunakan hari ke-3 imlek ini untuk jalan2 ke tempat2 wisata bersama family, atau sekedar ke mall untuk berbelanja kebutuhan harian/mengisi kulkas.

Sementara pada malam harinya (hingga tengah malam), sebagian masyarakat Tionghoa biasanya melakukan sembahyang terhadap Dewa Dapur, dan kepada Dewa-Dewi lainnya yang akan kembali turun ke bumi untuk bertugas. Adapun persembahannya berupa buah2 an, teh, lilin dan dupa, serta tidak menggunakan samseng (daging hewan) lagi.

Baca juga : Asal Mula Sembahyang SAMSENG, dan Benarkah Hio Segede Gaban Doanya Akan Terkabul?

F. Setelah Imlek : Siap-siap Untuk Kembali Beraktivitas! (H+4 s/d H+8)

Pada hari yang ke-4 hingga ke-7 ini, warga Tionghoa umumnya sudah disibukan dengan berbagai aktivitas sehari2, seperti bersekolah/kuliah, ke kantor, atau kembali membuka toko/tempat usaha. Kecuali yang lagi mudik, waktu untuk bersantai tentu akan sedikit lebih lama.

Lalu pada tanggal 9 Imlek (jam 12:01 malam), sebagian masyarakat Tionghoa kembali melakukan persembahyangan terhadap Langit (sembahyang Thian Kung).

G. Perayaan Cap Go Meh : Festival Lampion dan Atraksi Tatung (H+15)

Pada hari yang ke-15, warga Tionghoa akan merayakan Festival Cap Go Meh (Yuan Xiao; Goan Xiao). Pada hari ini, warga Tionghoa biasanya akan bersembahyang ke kuil/kelenteng untuk memohon keberuntungan yang melimpah kepada Dewa-Dewi.

Festival lampion/lentera (lantern Festival)

Keberuntungan yang dimaksud adalah U FUK (五福), yang berarti “5 Rejeki“, yakni Fu (福, hoki), Lu (禄, nama baik atau jabatan), Shou (寿, usia), Cai (财, kekayaan), dan Ting (厅, keturunan).

Pada hari ini, berbagai pertujukan kesenian Tionghoa akan tampil, seperti barongsai, liong/naga, wushu, kesenian musik & tarian, dsb. Juga yang paling ditunggu2 orang : atraksi tatung, lokthung, thangsin, dimana seseorang yang menjadi medium perantara, yang konon setelah dibacakan mantra tertentu dipercaya telah dirasuki oleh roh Dewa untuk memberikan berkat bagi manusia.

Mereka biasanya akan melakukan beberapa atraksi sayat lidah, memotong lengan atau menusuk bagian badannya dengan sabetan pedang, golok, dan lain sebagainya. Sementara di Kalimantan, tepatnya di kota Pontianak dan Singkawang, atraksi ini disebut ‘Tatung‘.

Akhir hari ini juga ditandai dengan festival lampion, atau pelepasan lentera ke langit pada malam hari, sebagai tanda selesainya rangkaian perayaan Hari Raya Imlek. Malam Cap Go Meh ini juga untuk merayakan bulan purnama pertama di tahun yang baru.

Baca juga : Perayaan Cap Go Meh

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?