Last Updated on 1 June 2021 by Herman Tan

Kebijakan satu keluarga hanya boleh memiliki satu anak di China akan segera dihapus. Lembaga think tank pemerintah, China Development Research Foundation, mengisyaratkan, mulai tahun 2015 setiap keluarga diperbolehkan memiliki dua anak.

Kebijakan tak populis yang diterapkan mulai tahun 1980 ini, memang berhasil menekan jumlah kelahiran di negeri padat penduduk ini. Namun, efek lain mengikuti, yaitu membengkaknya rasio jumlah populasi orang tua di China.

Kantor berita resmi China, Xinhua, menyatakan lembaga itu memberi usulan 2 anak dalam 1 keluarga sebagai solusi, dan disetujui pemerintah. Mulai tahun depan, kebijakan itu sudah diterapkan di beberapa provinsi, dan akan diterapkan secara nasional tahun 2015.

Walau disebut kebijakan 1 anak, namun pada praktiknya kebijakan ini lebih kompleks dari namanya. Pemerintah hanya mengizinkan pasangan yang tinggal di perkotaan hanya memiliki 1 anak. Mereka yang tinggal di daerah perdesaan diizinkan memiliki 2 anak, dengan catatan anak pertama adalah perempuan.

Kebijakan 1 anak (one child policy) yang diterapkan pemerintah China ini mewajibkan setiap keluarga harus membayar denda senilai 40 ribu yuan atau setara Rp 60 juta untuk anak kedua.

Tak pelak, kebijakan itu banyak menuai sorotan. Berdalih ingin menekan laju pertumbuhan penduduk, setiap keluarga di China seakan “dipaksa” untuk melakukan aborsi bila tidak bisa membayar denda tersebut.

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

5 thoughts on “Kebijakan Satu Anak Segera Dicabut di China”
  1. Untuk di Indonesia sendiri, kebijakan 2 anak baru sebatas himbauan saja dengan program KB (Keluarga Berencana).

    Tetapi kebijakan ini dalam beberapa waktu kedepan kayaknya akan dicabut, karena jumlah populasi orang berusia muda di Tiongkok sendiri terus merosot.

  2. Kalau terlalu padat, nanti rakyat mau makan apa?
    Jika sandang dan pangan sudah mencukupi, boleh dilonggarkan kebijaksanaan tsb.

Leave a Reply to masnady_bloegreen Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?