Last Updated on 20 February 2023 by Herman Tan

Saat pertama kali jenazah dimakamkan, keluarga mendiang (warga keturunan) tidak langsung serta merta membangun “kompleks” makam mendiang.

Tidak ada persyaratan khusus kapan makam tradisional Cina mulai/akan dibuat. Namun pada umumnya keluarga mendiang akan menunggu sampai 49 hari atau 100 hari masa berkabung.

“Pada kubur makam orang Tionghoa, sepasang suami istri biasanya dikuburkan berdampingan (双宫; Shuang gong). Karena itu ukuran makam orang Tionghoa umumnya berdimensi besar …”

Bahkan ada pula keluarga yang menunggu sampai 2-3 tahun, hingga peti mati mendiang hancur terlebih dahulu. Seperti yang kita ketahui, membangun sebuah kuburan makam ala Tionghoa memerlukan anggaran yang tidak sedikit, dimana biayanya ditaksir diatas 100 juta.

Dalam menguburkan jenazah dan membangun makam, masyarakat Tionghoa sering berpatokan pada perhitungan Fengshui.

Baca juga : Fengshui Kuburan : Dikremasi vs Dikubur; Mana Yang Lebih Baik?

Kompleks perkuburan makam Tionghoa atau orang Cina biasanya terletak di lokasi daratan tinggi, seperti di perbukitan. Menurut Fengshui, hal ini dilakukan agar mendatangkan keberuntungan bagi keluarga yang ditinggalkan.

Logikanya, daratan tinggi umumnya bebas banjir, yang sudah tentu baik dipilih sebagai tempat peristirahatan terakhir, atau dijadikan kompleks perkuburan.

Makam tradisional Cina dibangun sebagus mungkin oleh keluarganya, sebagai bentuk penghargaan bagi mendiang yang telah meninggal tersebut. Selain itu, makam yang bagus juga mencerminkan prestige / kedudukan / gengsi keluarga yg ditinggalkan.

Secara sederhana, bagian2 makam Cina dapat dibagi menjadi 8 komponen (Kalyanamitta, 2008) :

Ilustrasi bagian2 dari sebuah makam Cina.

1. Mu Qiu / Mu Gui (bukit makam) : Mu Gui merupakan tempat untuk meletakkan peti jenazah, dan berbentuk seperti gundukan bukit. Ahli fengshui biasanya menyebutnya sebagai “karapas kura-kura” makam. Setiap Cengbeng, rumput yg tumbuh di bagian ini dicabut, lalu ditabur kertas perak dan emas sebagai pertanda makam sudah selesai dibersihkan.

2. Mu An Qian Kao : Merupakan tembok / pembatas dalam yang mengelilingi bukit makam.

3. Mu An Hou Kao / Mu Cheng : Merupakan tembok /pembatas luar yang melapisi Mu An Qian Kao. Mucheng dibuat berdasarkan kepercayaan bahwa dunia manusia dan dunia arwah memiliki pembatas. Ruang celah ini juga diisi dengan tanah. Namun pada kubur2 modern, bagian ini tidak lagi dipakai.

4. Bong Pay / Mu Bei : Merupakan batu nisan makam. Mengenai apa saja ukiran atau tulisan yang terdapat pada Bongpai, sudah dijelaskan diatas. Ini merupakan bagian terpenting dari makam, karena menyangkut identitas mendiang (biasanya pasangan suami-istri).

Bagi suami/istri yg masih hidup, namanya harus ditulis dengan tinta warna merah!

Makam ini adalah contoh yang tepat dalam memvisualisasikan bagian2 makam

5. Altar : Altar terletak tepat di depan bongpai, dan di fungsikan sebagai tempat menaruh persembahan (makanan, buah2an), hio, lilin, bunga, dsb kepada mendiang yang dimakamkan. Altar kubur terbuat dari batu, yang dibuat menyatu dengan kompleks makam.

6. Qu Shou / Mu Shou (lekukan tangan) : Mu Shou merupakan tembok yang mengelilingi / terdapat bagian depan batu nisan. Bagian ini melambangkan anak cucu (keturunan) dari mendiang.

Ahli Fengshui pasti tidak akan melewatkan bagian ini, ketika sedang memeriksa sebuah makam. Jika terdapat retakan kecil saja, pasti akan disarankan agar segera diperbaiki.

7. Altar untuk Tu Di Gong / Hou Tu (Dewa Bumi) : Altar kecil untuk Tu Di Gong terletak di samping kanan depan makam. Biasanya bertuliskan asal kota (ancestry) leluhur dari mendiang.

8. Tempat bakar kertas sembahyang : Terletak di samping kiri makam, atau di bagian belakang makam (dibuat sepasang, masing2 satu di setiap sudut sisi belakang).

Masyarakat Tionghoa percaya bahwa uang juga digunakan di akhirat, sehingga saat berziarah mereka biasanya akan mengirimkan uang doa kepada mendiang, dengan cara membakar kertas uang doa tersebut.

Baca juga : Cara Membaca Penulisan Bongpay di Makam Tionghoa

Demikianlah bagian2 dari kubur makam Cina, yang lumrah kita jumpai dalam kompleks perkuburan Tionghoa.

Saat ini, di beberapa Negara yang kekurangan lahan, seperti di Singapura, Taiwan dan HongKong, umumnya cara pemakaman yang dipopulerkan pemerintah adalah dengan cara kremasi, dan kemudian ditempatkan dalam rumah abu.

Di sini, setiap abu jenazah mempunyai bilik2 tersendiri dan bongpaynya juga otomatis ikut dibuat menjadi kecil sesuai ukuran/luas bilik.

Di jaman sekarang, waktu atau masa dibuatnya bongpay seharusnya boleh ditambahkan tahun (mengikuti tahun masehi), bulan dan tanggal agar memudahkan identifikasi untuk anak cucunya kelak.

Di Singapura, jasad mendiang dapat dimakamkan pada tanah yg dikelola pemerintah, namun berdurasi ± 10-12 tahun. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan sisi Fengshui dari keluarga yg ditinggalkan. Setelahnya, sisa jasadnya dikremasi oleh keluarga, dan makamnya dapat diisi dengan jasad baru.

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?