Last Updated on 15 November 2022 by Herman Tan

Presiden Tiongkok, Xi Jinping, mewanti2 Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, agar tidak bertindak kelewat batas soal Taiwan. Menurut Xi, masalah Taiwan merupakan inti kepentingan Tiongkok, dan batas pertama yang tidak boleh dilewati dalam hubungan bilateral antar kedua Negara.

Peringatan itu diutarakan Xi langsung kepada Biden saat bertemu secara bilateral di sela-sela pertemuan KTT G20 di Hotel Mulia, Nusa Dua, Bali, pada Senin petang (14/11).

Sebelumnya, mereka telah melakukan 5 kali panggilan telepon dan video sejak Biden menjabat presiden pada Januari 2021. Namun belum pernah bertemu secara langsung karena pandemi dan situasi geo politik.

Di awal pertemuan, keduanya berjabat tangan dan menekankan perlunya mengatasi perbedaan serta menghindari konflik.

“Umat manusia dihadapkan dengan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dunia telah tiba di persimpangan jalan. Ke mana harus pergi setelahnya? Ini adalah pertanyaan yang tidak hanya ada di benak kita, tetapi juga di benak semua Negara.” ucap Xi, dalam pernyataannya di awal pertemuan.

Lebih lanjut, Xi melanjutkan pembicaraan yang terus terang dan lebih mendalam dengan Biden soal masalah2 yang memicu ketegangan di antara kedua Negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini.

“Dunia mengharapkan agar Tiongkok dan AS akan menangani hubungan itu dengan baik,” ujarnya.

Tampak kendaraan berat militer Taiwan melaju di jalan Magong, Pulau Penghu, 30 Mei 2022, sebagai latihan menghadapi invasi skala penuh Tiongkok terhadap Taiwan.

Baca juga : Tiongkok Menentang Sanksi Beberapa Negara Barat Terhadap Rusia

“Status Taiwan adalah inti dari kepentingan Tiongkok, landasan politik dari hubungan Tiongkok-AS, ini merupakan garis batas pertama yang tidak boleh dilanggar dalam hubungan Tiongkok-AS,” kata Xi.

Belakangan, relasi Tiongkok-AS kian memanas, karena tindakan Washington yang dinilai Beijing sebagai bentuk dukungan bagi Taiwan untuk merdeka.

Puncak eskalasi terjadi setelah Tiongkok merespon dengan melancarkan provokasi militer berkedok latihan angkatan bersenjata besar2an di sekitar pulau Taiwan, pada Agustus lalu.

Hubungan Tiongkok dan AS telah meregang karena ketegangan yang ditimbulkan oleh perang dagang, serta perebutan pengaruh di kawasan Indo-Pasifik.

Hal ini diperburuk oleh kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi bersama sejumlah pejabat tinggi AS ke Taiwan. Langkah semacam itu dinilai Tiongkok sebagai bentuk dukungan bagi Taiwan.

Bagi Tiongkok, Taiwan merupakan wilayah kedaulatan yang membangkang karena ngotot ingin merdeka sejak gencatan senjata tahun 1949.

Beberapa jam setelah pertemuan dengan Xi berlangsung, Biden menegaskan dalam konferensi pers bahwa posisi AS tetap sama soal kebijakan Satu Tiongkok (One China Policy).

Tampak pulau Taiwan yang dikepung pasukan Tiongkok dari 6 sisi (area zona merah) pada latihan tempur yang digelar pada 4-7 Agustus silam. Nama operasi ini dinamakan “Dragon Surrounds Taiwan”.

Baca juga : Banya Selamat! Xi Jinping Kembali Terpilih Memimpin Tiongkok untuk Ke-3 Kalinya!

Biden juga menuturkan, AS menentang perubahan status quo (tidak membiarkan Tiongkok mengambil kendali atas Taiwan) di selat Taiwan. Dia juga yakin tidak ada upaya Tiongkok dalam waktu dekat untuk menginvasi Taiwan.

“Saya tidak berpikir ada upaya Tiongkok dalam waktu dekat untuk menginvasi Taiwan. Saya juga menegaskan kepadanya (Xi Jinping) bahwa komitmen kami (AS) terhadap Taiwan tidak berubah sama sekali,” ucap Biden.

AS dan Taiwan memang tidak memiliki hubungan diplomatik. Alih2, Washington menjalin relasi resmi dengan Beijing. Karena itu, AS terikat pada prinsip kebijakan Satu Tiongkok (One China Policy), yang menjadikan Beijing sebagai satu2nya pemerintahan yang sah di daratan Tiongkok, termasuk Hong Kong, Makau, dan Taiwan.

Namun belakangan, AS meneken Undang-Undang Relasi Taiwan (TRA) pada 1979 silam. Berdasarkan Taiwan Relations Act, AS dapat menjalin hubungan dengan Taiwan dan pemerintahnya.

Kebijakan TRA mensyaratkan Amerika Serikat untuk memberi Taiwan senjata yang bersifat defensif  apabila diserang. AS akan menyediakan barang2 pertahanan dan layanan pertahanan kepada Taiwan dalam jumlah yang akan ditentukan Kongres, yang memungkinkan Taiwan memiliki kemampuan pertahanan diri yang memadai”.

Sebelumnya, dalam kongres CPC bulan lalu, Pemerintahan Xi meningkatkan wacana tentang kesiapan menggunakan kekuatan penuh (militer) untuk merebut kendali atas Taiwan yang dianggapnya sebagai propinsi ke-23 nya.

Di akhir pidato, Biden menyebut dia dan Xi bertanggung jawab dalam mengelola perbedaan antara AS dan Tiongkok. Sementara Xi menyebut, sebagai pemimpin 2 Negara besar, Tiongkok dan AS perlu memetakan arah yang tepat mengenai hubungan bilateral keduanya.

Tampak Presiden Tiongkok Xi Jinping bersalaman dengan Jokowi saat pembukaan G20 di Bali, 15 November 2022.

Baca juga : Hong Kong Perketat Keamanan Saat Kunjungan Xi Jinping Untuk Peringatan 25 Tahun Serah Terima

Pertemuan Xi dan Biden di akhir hari tersebut tidak akan menghasilkan pernyataan bersama, namun kedua belah pihak akan menyatakan sikap kemudian. Bagaimanapun, Biden dan Xi masih akan satu forum di KTT G20 yang berlangsung di Bali, selang 15-16 November 2022.

Fokus tuan rumah Indonesia sendiri adalah pemulihan ekonomi global pasca pandemi, dengan prioritas di bidang kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi.

Pertemuan kepala2 Negara anggota G20 kali ini dibayangi oleh krisis global di sektor pangan dan energi, yang dipicu oleh perang Ukraina-Rusia. Dalam sejumlah pertemuan di tingkat menteri, sebagian Negara Barat yang dipimpin sekutunya, Amerika Serikat, mengecam keras tindakan invasi Rusia ke Ukraina.

Mereka juga memprotes posisi ambigu pemerintahan Beijing (Tiongkok) sebagai sekutu dekat Rusia, yang tidak mau ikut campur dalam agresi muliter Rusia ke Ukraina.

Namun dalam pertemuannya, Biden dan Xi Jinping sepakat bahwa satu hal yang tidak akan didapatkan Putin adalah dukungan penggunaan senjata nuklir oleh pemerintahan Kremlin.

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?