Last Updated on 27 August 2018 by Herman Tan

Malam itu saya tidak tidur sama sekali. Saya hanya merebahkan badan sampai pagi hari. Setelah dari luar kamar terdengar suara aktivitas, baru saya bangun dari ranjang. Saya melihat si C tidur sangat nyenyak. Si A (A tidur di ranjang yang satu lagi) juga sudah bangun. Saya bisa melihat wajahnya yang tegang. Kemungkinan besar dia juga terbangun semalam.

Saya dan A mencocokkan kejadian semalam di salah satu kantin. Sebagian besar tidak berbeda. Hanya saja si A bilang ketika C tutup pintu, dia langsung naik ke atas ranjang. Tidak seperti yang saya bayangkan. Tetapi yang pasti kejadian semalam bukan imajinasi saya saja.

Karena masing-masing nanti masih ada kelas perkuliahan kami berdua pun balik ke kamar. Ketika sampai di kamar kami bangunkan si C. Dia terlihat tidak cukup tidur. Dia bilang dia sedang sibuk susun skripsi, jadi sangat capek. “Apa semalam kamu ada bangun?” selidik kami. “Bagaimana mungkin bisa bangun. Bahkan saya tidurnya saja tidak bermimpi …” katanya.

Saya pun menceritakan kembali kejadian semalam ke dia. Pas awal-awal dia menganggap saya sedang bercanda. Dia tuduh saya dan A sudah kongkalikong untuk menakut-nakuti dia. Jadi bagaimanapun dia tidak percaya.

Setelah memutar otak lalu terpikir sebuah ide, saya naik ke atas ranjangnya dan ambil bantalnya. Dan memang, bantalnya masih sedikit basah. Pada saat itulah dia mulai sedikit percaya. Dari wajahnya juga kelihatan ekspresi horornya. Memanfaatkan momen ini, saya pun menceritakan ulang apa yang dijelaskan teman Tao saya kemarin itu.

Mulut mereka yang mendengar penjelasan saya semakin terbuka seiring saya menjelaskan masalahnya. Terutama si C, wajahnya terlihat pucat.

Teman si C ini kemudian bilang kalau dia punya satu kenalan Pendeta Tao, mungkin bisa minta bantuan darinya. Saya pikir lebih baik coba ketemu teman Tao saya yang itu. Toh kami pun sudah tidak berniat tinggal di kamar “berhantu” ini lagi. Apalagi 3 bulan lagi kami sudah akan lulus.

Saya akhirnya menghubungi teman Tao saya untuk ketemu lagi. Awalnya saya bermaksud ingin mengajak semua anak-anak juga, tetapi si C begitu selesai kelas sudah langsung pulang ke rumah barunya. Mungkin dia masih takut.

Oleh karena itu, hanya saya dan teman si A yang bertemu dengan teman Tao saya ini. Saya merunut kembali kejadian malam kemarin ke dia. Setelah dia mendengar seluruh cerita dari awal sampai akhir, dia menghirup napas dalam-dalam.

Dengan nada berat dia mengatakan roh yang mengganggu di kamar ini adalah roh terikat di bumi, malah dia merupakan roh tua. Mengapa disebut “tua”? Karena dia sangat licik, dan bisa saja sebelum-sebelumnya dia sudah pernah mencelakakan manusia.

Sejujurnya, saya belum pernah melihat ekspresi tegang teman saya yang satu ini. Saya sangat berharap dia hanya menakut-nakuti kami.

Biasanya di tengah penjelasan saya selalu menyela dia dengan pertanyaan. Tetapi kali ini melihat saya diam saja, akhirnya dia langsung melanjutkan lagi.

Roh ini berdiam di dalam kamar mandi. Dia mungkin menetap di dalam bak airnya. Gejala di mana air panas di bak yang tiba-tiba mendingin ini membuktikan kekuatan roh ini sangat kuat sehingga bahkan energi Yin-nya mempengaruhi dunia nyata. Untuk mampu mengumpulkan energi Yin sebanyak itu, dibutuhkan usaha yang tidak sebentar.

Itu sebabnya bisa diketahui roh itu sudah cukup berumur di dunia alam sana.

Lalu, bagaimana bisa diketahui roh ini pernah mencelakai orang lain? Dengan kemampuan dia saat ini, seharusnya untuk merasuki si C tidak masalah. Dulu pada saat si C membelakangi tembok saat main jelangkung, dia sebetulnya sudah bisa langsung merasukinya. Hanya saja, cara ini akan melukai dirinya.

Oleh karena itu dia terlihat sudah berpengalaman mengenai hal ini. Target yang diincarnya adalah si C, dan dilakukan hanya pada saat malam, di mana energi Yin sedang tinggi-tingginya dan pada saat si C sedang tidur nyenyak.

Ketika seseorang sudah tidur pulas, Jiwa Utama-nya akan keluar dari badan. Itu sebabnya energi Yang di dalam tubuh sedang lemah-lemahnya, sehingga merupakan momen terbaik bagi arwah atau roh jahat untuk masuk. Namun sebenarnya roh-roh biasa tidak akan sembarangan merasuki tubuh manusia, karena bisa membahayakan dirinya sendiri.

Ketika roh masuk ke tubuh manusia, ada kemungkinan energi Yin-nya rusak. Rusak sedikit atau banyak bergantung pada roh itu sendiri.

Selain itu, ketika masuk ke tubuh manusia pada saat tidur, jika roh tersebut tidak berhasil menekan (menindih) Jiwa atau Roh di tubuh manusia, maka Jiwa dan Roh yang diam di tubuh akan memberi peringatan ke tubuh, sehingga Jiwa Utama akan langsung kembali.

Begitu Jiwa Utama kembali ke tubuh, energi Yin roh itu akan mengalami kerusakan yang sangat parah. Kalau energi Yin sudah rusak parah, maka roh itu akan hangus, dan tidak mungkin akan bisa bereinkarnasi lagi.

Roh yang berdiam di kamar ini hanya beraksi di tengah malam, yakni di saat energi Yang paling rendah. Ketika sudah berhasil merasuki tubuh, dia akan membenamkan kepala teman kami itu ke dalam bak air di kamar mandi untuk mengurangi energi Yang dia. Begitu energi Yang sudah sangat sedikit, maka nyawa teman kami pun akan dengan mudah diambil olehnya.

Roh ini juga sangat berhati-hati dalam beraksi. Sebelum dia bergerak dia akan “memantau” keadaan sekitar apakah semua sudah tidur. Dia khawatir jika ada yang bangun dan melihat kelakuan aneh C, dimana sudah tentu si C ini akan dibangunkan. Jika kondisinya sudah tidak aman, maka dia bisa dengan segera meninggalkan tubuh. Itulah sebabnya dia sangat licik!

Kasus seperti ini, teman Tao kami masih belum pernah mendengarnya.

Bersambung ke part 17

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

One thought on “Jelangkung : Kisah Seram Kampus di Taiwan (Part 16)”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?