Last Updated on 17 April 2021 by Herman Tan

Bab 1 : Ketika gadis2 cantik bermandi ria di kolam teratai, seorang pemuda kasmaran mengatasi jarak dengan bantuan “Mata Ajaib”

Pada jaman kekuasaan Mongol, masa pemerintahan Kaisar Zhìzhèng (1341-1368), hiduplah seorang Pensiunan Pejabat di Karesidenan Wu Tschou, Propinsi Tsche Kiang, bernama Tschan Pi Fong.

Tuan Tschan sebelumnya menjabat sebagai Pengawas tinggi pembangunan jalan di Hsu Tschou, karena sudah merasa puas dengan kedua anak2 nya mau meneruskan tradisi keluarga dengan memangku jabatan di Pemerintah, maka ia meletakan jabatan nya secara sukarela dan menjalani kehidupan yang tenang agar sepenuhnya bisa menghayati seni literatur.
mata-ajaib-bab 1

Sebelum istri nya meninggal pada saat Tuan Tschan berumur 40 tahun, ia telah menghadiakan nya seorang anak gadis. Sian Sian nama gadis itu, yang tak pernah mengenal ibunya, dirawat dan dibesarkan oleh seorang ibu pengasuh.

Sian Sian adalah satu2 nya anak perumpuan dan sekaligus Taukenio di gedung mewah itu yang sudah sejak remaja sudah terbiasa hidup berdikari tidak seperti umum nya gadis2 gedongan.

Tuan Tschan mempunyai suatu keinginan agar anak gadis nya mendapat jodoh yang baik, maka dititahkan pada kedua anak laki2 nya yang bekerja di Ibukota untuk mencari pejabat2 muda yang masih single untuk jodoh anak gadisnya.

Sian Sian memiliki kecantikan yang luar biasa, bagaikan buah plum menor yang menantang untuk digigit. Kecantikan yang alami tanpa berhias, bagaikan sebuah berlian yang belum digosok, yang masih dipenuhi kerak2 batu yang menutupi kecantikan nya.

Walaupun Sian Sian seorang anak gadis gedongan tapi ia tidak suka duduk ber lama lama di depan cermin seperti umum nya anak gadis seumur nya memerahi bibir dan menyipat alis.

Ia adalah seorang gadis yang tidak membutuhkan perhatian orang lain. Selain menyukai pekerjaan tangan yang biasa dikerjakan anak perumpuan, paling senang Sian Sian menghabiskan waktu nya dengan membaca buku.

Tuan Tschan mengatur rumah tangga nya dengan peraturan yang keras dan memisahkan jenis kelamin. Tidak hanya para Pelayan, juga anak2 lelaki nya yang berumur 10 tahun keatas tidak boleh memasuki ruangan tengah, apalagi kamar tidur wanita di bagian belakang.

Bila mereka dipanggil, mereka hanya boleh masuk sampai tangga didepan gerbang ke dua dan menunggu disitu untuk menerima perintah.

mata-ajaib-bab 1
Nona Sian Sian umur nya sudah hampir mendekati 16 tahun dan masih belum bertunangan. Untuk meringankan rasa kesepian seorang gadis perawan dan menghindari nya dari pikiran2 yang tidak benar, dibuatlah oleh Ayah nya sebuah jalan keluar, agar ia merasa dibutuhkan dan berguna untuk orang lain.

Ayah nya memilih 10 gadis pelayan muda yang jelita dan berbakat, agar diberikan pelajaran oleh Sian Sian setiap hari dalam ilmu membaca, menulis, kebudayaan dan norma2 tata tertib pergaulan.

Tuan Tschan sendiri yang memeriksa karya tulis yang dihasilkan dan selalu memuji kemajuan para anak didik Sian Sian. Dengan begitu maka anak gadis nya tidak sempat memikirkan hal2 yang tidak karuan.

Pada suatu hari yang panas mencekam di musim panas. Walaupun Tuan Tschan seorang yang kaya raya dan memiliki banyak Pavilyun indah dan Gedung musim panas yang berangin, tapi semua itu tak dapat menahan sengatan hawa panas sinar matahari yang tidak kenal ampun.

Satu2 nya bangunan yang bisa menghindari itu semua adalah sebuah rumah menara berlauwteng dua tingkat, diatas lauwteng ada pula lauwteng lain nya, yang letakya agak jauh dipojok taman dan pada tiga sisi nya dirangkum air hijau kolam teratai.

Tepian kolam dipenuhi kelompok pepohonan Pagoda (Sophora) dan pohon Yangliu, berbatang tinggi bergantian. Pavilyun ini terletak didalam bayang2 hijau yang mengelilingi nya, sehingga dari pagi sampai sore ruangan tak bisa dimasuki terobosan sinar matahari.

Sebab itu oleh tuan Tschan dipintu masuk Pavilyun telah dipasang papan bertulisan “Menara Kenikmatan Musim Panas”.

Tempat teduh yang adem inilah yang digunakan oleh nona Sian Sian untuk meliwati hari2 yang panas membakar. Lantai bawah dan lauwteng tengah diperuntukan untuk ruang tamu dan ruang kerja, sedangkan lauwteng yang paling atas digunakan sebagai kamar tidur.

Pada suatu hari musim panas yang cerah nona Sian Sian menghapuskan jam pelajaran untuk hari itu, ia merasa tidak enak badan dan pergi tetiduran setelah sarapan pagi. Para pelayan muda merasa sangat gembira atas kosong nya mata pelajaran hari ini dan ingin menggunakan waktu yang tersedia sebaik baik nya.

Di dekat kolam berkilauan warna2 putih, kuning dan merah muda, warna2 dari bunga2 teratai yang berjenis jenis dan sedang mekar2 nya, mengusik orang untuk memetik nya.

Tapi bagaimana caranya? lalu seseorang dari mereka yang biasa main sebagai pemimpin mengajukan usul: “Kenapa kita tidak membuka pakaian dan masuk ke kolam? Disini kan tidak ada mata lelaki. Dengan cara itu kita sekalian bisa mandi sambil berenang renang, tentu akan sangat menyenangkan”.

Usul pun diterima dengan penuh sorakan. Lepaskan pakaian! Hey seperti nya menyenangkan sekali! Begitulah berenang ria didalam air dan berlomba adu megah dengan warna warni bunga teratai.

Tapi masih ada ketentuan yang harus diatur, yaitu pertanyaan buka bukaan baju.

Seperti nya melepaskan pakaian secara beruntun tidak akan berjalan lancar, bila seorang gadis selesai melepaskan pakaian nya dan memperlihatkan tubuhnya sedangkan yang lain nya masih lengkap berpakaian, maka suasana akan ramai riuh rendah, towel sana towel sini.

Jadi saling melihat ketika melepaskan pakaian tidak boleh terjadi. Akhir nya diputuskan untuk melepaskan pakaian berbareng sekaligus, mencopot baju dan celana dalam tempo yang sama. dengan tawa dan cekikikan ditahan, masuklah mereka secara berbareng ke dalam air.

Sebelum memetik bunga mereka memuaskan diri bersenang senang dalam air dengan berbagai macam cara; lomba menangkap ikan, menyelam kedasar kolam mengambil segala macam benda yang paling aneh, menyedot embun dari kelopak bunga, bermain gundu diatas daun teratai besar yang melebar diatas permukaan air bagaikan daun meja.

Atau bermain menirukan pasangan yang sedang jatuh cinta, dimana 2 gadis berpegangan tangan, tubuh dirapatkan dan mesra berpelukan, sedangkan yang lain membuat wajah masam ditekuk kesamping dalam peran perumpuan pecemburu.

Patut disayangkan, ada sesuatu yang belum terpikir sebelum nya; suara gelak tawa canda mereka telah membangunkan Taukenio Sian Sian dari tidur nya yang lelap.

Mendadak mereka kaget dengan muncul nya si nona diatas balkon. Si Nona hanya memandang sebentar kebawah, memperhatikan permainan mereka dan masuk kembali kekamarnya tanpa berkata apa2.

Sebagai gadis bangsawan Sian Sian tidak akan berteriak dan menegur keras liwat jendela, ia hanya menunggu sampai mereka keluar dari kolam, mengeringkan badan dibawah sinar matahari dan selesai berpakaian, baru kemudian ia memerintahkan mereka masuk ke kamar kerja.

Sian Sian membiarkan para pendosa cilik bertekuk lutut dalam 2 barisan dan mengucapkan pidato hukuman secara singkat: “Tingkah laku kalian bertentangan dengan norma2 yang berlaku,

Siapa tahu perbuatan jelek apalagi yang akan kalian lakukan nanti!”. “Tapi nona, kita disini kan terlindung dari mata lelaki, oleh karena nya kami mengira bisa mandi tanpa beban. Ampunilah kami untuk yang kali ini” protes mereka dengan berbareng.

Tetapi Sian Sian tetap mengeraskan hati dan memerintahkan hukuman cambuk tingkat rendah dengan menggunakan ranting pohon, dimana kulit tidak menjadi luka. Tetapi si gadis pelayan muda yang sok sok-an menjadi pemimpin menderita luka berdarah pada bekas cambukan nya.

Tuan Tschan mengijinkan Sian Sian memberikan hukuman tsb, menurut nya hukuman tsb tidak salah dan akan membuat efek jerah dan lebih hormat kepada Sian Sian.

Beberapa hari kemudian setelah kejadian di kolam teratai, datanglah seorang comblang lelaki dan seorang comblang perumpuan ke rumah itu. Mereka mengenalkan diri mereka sebagai orang yang mendapat mandat dari seorang pemuda akademisi terpandang dari keluarga baik2 bernama Khu.

Dia sudah mengantongi gelar Doktor tingkat ke 1 dan sudah terdaftar untuk mengikuti ujian negara tingkat ke 2 yang akan diadakan pada bulan 8 tahun ke 3 di ibukota propinsi.

Si pemuda Khu dengan nama kecil nya Hok dan biasa di sebut Ahok oleh teman2 nya, merasa senang dengan pengiriman dua orang comblang untuk meminang Sian Sian menjadi istri nya. Sebelum nya dia mengirim berbagai hadia kepada ayah si gadis. untuk menunjukan hormat nya.

Jadi kedatangan nya bukan sebagai peminang melainkan sebagai pengagum literatur dengan harapan bisa diterima di kalangan tuan Tschan. Tujuan nya adalah agar bisa menjadi dekat dengan tuan Tschan dan bisa mengenalkan diri nya lebih baik tanpa terikat peraturan yang ketat.

Tentu saja kedatangan tamu di bagian belakang rumah tempat tinggal para wanita tidak dapat ditutupi, para pelayan wanita yang bersembunyi dibelakang dinding dan tirai, mengintip si tamu dan ikut mendengarkan nya, tentu saja akan disampaikan pada si nona: seorang pria ganteng yang gagah, pintar dan santun, seorang Cavalier.

Tuan Tschan menyetujui dan menerima si pemuda simpatik itu ke dalam lingkungan nya. Tetapi permohonan melamar putri nya yang datang belakangan diterimanya hanya dengan ‘prihatin’. Dia mengatakan bahwa belum bisa memutuskan karena masih menunggu calon2 pelamar lain yang akan dibawa oleh kedua anak lelaki nya dari ibukota.

Pemuda Khu mendapat laporan dari kedua comblang nya bahwa tuan Tschan lebih mengharapkan mendapat seorang menantu yang mempunyai harapan tinggi untuk menjadi penjabat dan bukan rakyat biasa. Khu merasa sangat yakin dengan kemampuan nya dan menganggap tidak perlu bersusah payah.

Dia adalah pewaris tunggal dari kekayaan yang besar dari orang tua nya almarhum dan kekayaan itu tak akan habis dalam hidupnya. Tetapi untuk gadis tercinta nya dia akan berusaha dan yakin akan keberhasilan nya.

Oleh karena itu Khu mengirim seseorang kepada nona Sian Sian dan mengabarkan bahwa si nona tidak usah merasa kawatir dan diharap tenang saja, semua pasti beres serta bersiap siap secara bathinia untuk menjadi istri seorang Mandarin (pejabat tinggi). Tentu saja Sian Sian merasa sangat bahagia mendengar nya.

Ketika ujian negara pada musim rontok tiba dan daftar yang lulus di umumkan di seluruh negara, Sian Sian mendapatkan nya dan membaca dengan hati berdebar debar.

Dan betul saja, dibawah nama2 ratusan Doktor tingkat ke 2 yang baru lulus dia menemukan nama pujaan hatinya, bukan hanya sekedar lulus tapi nama nya ada di urutan paling atas sebagai Tsing Kweh, diangkat sebagai kedua terbaik!. Hatinya merasa puas, sekarang ia boleh merasa yakin akan hidup bersama disamping nya.

Seharus nya Khu lekas datang pada nya, meringankan ketegangan hati dan perasaan bimbang yang mulai tidak sabar. Apakah ayah nya telah menampik lamaran nya?

Ataukah dia melupakan diri nya dan menikahi nona bangsawan di ibukota, seorang akademisi berhasil seperti dia yang nama nya di umumkan diseluruh negri, pasti semua pintu akan terbuka untuk nya. Kebimbangan itu sangat mengganggu pikiran nya, membuat wajah nya menjadi pucat dan badan nya menjadi kurus.

Suatu hari tibalah seorang nenek comblang yang tempo hari pernah menemui nya “Majikanku tuan muda Khu, setelah kembali dari ibukota merasa kurang sreg menemui nona terhormat, dan mengharapkan kesembuhan nona secepatnya.

Mengingat pernikahan yang sudah diambang pintu ia meminta agar nona menjaga diri dan jangan berbimbang pikiran” kata si nenek comblang.

Terkejut hati nona Sian Sian mendengar nya, kok dia bisa tahu keadaanku dengan tepat, yang bahkan pelayan terdekat pun tidak mengetahui penderitaan nya. Pura2 bego dia berkata kepada si comblang, ah aku kan sehat2 saja dan tidak kekurangan apapun, kok bisa2 nya mengatakan aku lagi kurang sehat?

Si comblang tersenyum: “Nona, kenapa tidak mengaku? sebelum nya akupun tidak percaya ketika tuan muda berbicara mengenai penyakitmu. Tapi sekarang aku percaya pada mataku, ai ai, begitu pucat dan kurus! tuan muda benar adanya.”

“Baiklah, anggap saja aku dalam keadaan kurang sehat, tapi katakanlah, dari mana dia bisa tahu?” Nenek comblang tersenyum penuh rahasia dan merendahkan suara nya:

“Akupun tidak tahu, ada sesuatu yang luar biasa. Dia tahu apa yang ada dalam benakmu, seakan akan tubuh nya menjadi satu denganmu. Tapi bukan hanya itu, dia pun tahu bentuk wajah dan tubuh mu, terutama keadaanmu sehari hari. Apakah kalian pernah bertemu muka? belum pernah, bukan?

Tapi dia telah mengatakan padaku tentang bagaimana bentuk wajah dan tubuh mu, pakaianmu pun telah di jelaskan padaku bahkan sampai hal yang sekecil kecil nya, dan penggambaran nya tak ada yang meleset sedikit pun. Mungkin kalian pernah menjadi suami istri dalam kehidupan yang sebelum nya, siapa tahu?

Jadi dia tahu keadaan ku sehari hari, apa yang kukerjakan serta tingkah lakuku? Oh kalau begitu boleh di test, Apa misalnya yang dia tahu?
“Oh, aku hanya perlu mengatakan satu hal, pasti kau akan terkagum kagum.

Dia mengatakan bahwa dia memiliki kekuatan ajaib, memiliki “Mata batin”, yang dengan bantuan nya bisa melihat dan mengawasi kejadian2 ditempat jauh dengan tepat.

Pernah dia melihat suatu kejadian, entah tanggal berapa atau bulan berapa di musim panas, beberapa gadis muda berenang ria di kolam teratai tanpa pakaian, pada saat itu kau beristirahat di kamar tidur.

Kemudian engkau bangun dan melongok sebentar ke balkon. Setelah itu kau menghukum seluruh rombongan dengan hukum cambuk yang ringan, tapi ada satu yang dihukum berat, betul kan?”

mata-ajaib-bab 1
“Ah itu sih tidak aneh, bisa saja ada pelayan yang cerita dan sekarang sudah menjadi rahasia umum, apa urusan nya dengan segala kekuatan ajaib atau mata batin?” jawab si nona.

“Lalu bagaimana bisa kau jelaskan, bahwa dia tahu mengenai keadaanmu sekarang yang kurang sehat, meskipun itu telah kau rahasiakan? Apakah kau akan mengatakan ada pelayan bawel yang bercerita?

Selain itu: bagaimana dia bisa tahu prihal mandi di kolam teratai sampai ke hal yang sekecil kecil nya, bukankah jumlah gadis yang mandi di kolam ada 10?

Mereka memiliki warna kulit yang berbeda beda, ada yang hitam, ada yang putih dan ada yang coklat, iyah kan? Seorang gadis tampak sangat menyolok, dia mengenakan rambut yang terurai dengan body yang aduhai, hanya saja sayang dia memiliki tanda kelahiran sebesar mangkok teh di punggung nya, benar kan?”

Sian Sian mendengar nya dengan mulut terbuka dan mata terbelalak. Kedengaran nya memang agak aneh, apakah dia masuk dan sembunyi dan memata matai sekelilingnya. Tapi bagaimana dengan peraturan rumah yang keras dan penjaga gerbang yang galak, seperti nya tidak mungkin. Jadi urusan ini ada di luar akal sehat manusia, apakah dia benar2 memiliki kekuatan gaib, sesuatu seperti telepati?

Sian Sian melepaskan sikap kaku nya dan menghampiri si nenek comblang dengan lebih terbuka: “Bila begitu hal nya mengapa dia tidak langsung meminangku pada ayahku?”

“Karena dia kawatir mendapat tolakan dari ayahmu, tuan muda Khu meskipun sudah menjadi Doktor tingkat ke dua, tapi tidak cukup bagi ayahmu, dia hanya akan menyerahkan mu pada seorang Doktor tingkat ke tiga dengan lisensi Jabatan.

Begitulah keadaan nya, untuk menenangkanmu tuan, muda Khu mengirim ku kesini. dia ingin kau mempercayai nya dan penuh keyakinan, bahwa jiwa nya akan selalu berada didekat mu. Dia tidak akan sanggup bertahan hidup bila engkau diserahkan pada pelamar lain.

Juga dalam kematian, jiwa nya tak akan meninggalkanmu, dia mengkawatirkan dirimu yang tak akan berbagia dengan pria lain, hanya perkawinan dengan nya lah yang akan bisa membahagiakanmu. Untuk itu dia meminta padamu untuk turut membantu agar kalian menjadi suami istri.

Sian Sian memikirkan sebentar berita yang aneh ini, dan kemudian dengan suara tegas berkata: Katakan padanya, dia harus mengirim seorang perantara pada ayahku. Bila persetujuan diberikan, maka semua akan baik, tapi bila tidak dia harus ke ibukota menemui kedua kakak ku untuk meminta rekomendasi nya.

Nenek comblang minta permisi pulang dan pergi menemui majikan nya membawa berita gembira dari si nona. Dengan penuh rasa gembira, pemuda Khu langsung mengirim seorang perantara kepada ayah si gadis untuk mengajukan lamaran resmi.

Para pembaca tentu nya kepingin tahu, apakah ayah si gadis memberikan persetujuan nya atau tidak. Tapi sabarlah sebentar, coba tebak, kepandaian apakah yang dimaksud dengan “Telepathie” si pemuda Khu, yang mampu memonitor semua kejadian di sekitar rumah si gadis dengan tepat.

Apakah ia seorang manusia ataukah hantu? apakah dia hanya mendapat semua itu dari mimpi ataukah benar2 melihat nya? Tebaklah! – Tapi kalian tak akan berhasil menebak nya, tunggulah penuturan di Bab selanjut nya.

Bersambung ke Bab 2

Diterjermahkan Oleh : Aldi Surjana
Disadur dari : www.aldisurjana.com
Diterjermahkan dari bahasa China ke bahasa Jerman oleh : Franz Kuhn

Judul asli “Altchinesische Liebesgeschichten, Das magische Auge” tahun 1958
Judul terjemahan “Kisah Cinta Tiongkok Lama – Mata Ajaib”

By Aldi The

Penerjemah novel, salah satunya adalah Jinpingmei (金瓶梅; Jin Ping Mei; The Golden Lotus). Tinggal di Berlin, Jerman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?