Last Updated on 18 April 2021 by Herman Tan Manado

Pembaca pastinya lebih familiar dengan empat mahakarya sastra Tiongkok yang terkenal, yakni Roman Tiga Negara atau Samkok, Perjalanan ke Barat atau si Raja Kera, Batas Air, dan Impian Kamar Merah.

Namun ada satu karya sastra klasik Tiongkok yang cukup menarik menurut saya karena isinya terdiri atas kumpulan cerita pendek supranatural berjudul Liaozhai Zhiyi (Hanzi : 聊斋志异, pinyin : Liáozhāi Zhìyì).

Salah satu contoh sampul buku Liaozhai Zhiyi saat ini

Judul dalam bahasa Inggrisnya ditulis Strange Tales from Chinese Studio, pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diberi catatan kaki oleh profesor Sinologi di Universitas Cambridge yang juga penemu ejaan Wade-Giles dalam bahasa mandarin dan duta konsulat Inggris, Herbert Allen Giles (Kelly & Walsh Limited, 1916).

Di Indonesia sudah diterbitkan dengan judul Liaozhai Zhiyi : Kumpulan Cerita Mistik China yang dikumpulkan kembali oleh Yusin Hendri Wangsa sebanyak 33 cerita pilihan (Gramedia, 2015). Pada karya aslinya, Liaozhai Zhiyi terdiri atas 495 buah cerita (sumber lain menyebutkan ada 431 cerita).

Dari sekian banyak karya Tiongkok klasik, karya ini yang memiliki pembaca paling banyak kendatipun ditulis dalam bahasa sastra klasik. Sejak penerbitannya pertama kali, buku ini sangat digemari dan banyak dibaca dari generasi ke generasi.

Walaupun tidak sepopuler keempat mahakarya sastra Tiongkok yang disebutkan sebelumnya, karya ini mendapat tempat istimewa di kalangan cendekiawan Tiongkok saat ini. Kompilasi cerita ini ditulis oleh Pu Songling (蒲松龄, 1640 -1715), seorang tokoh sastra era dinasti Qing dari Zichuan di Shandong (sekarang kota Zifu).

Lahir dari keluarga pedagang dan sastrawan, beliau memiliki ketertarikan besar pada pendidikan dan sukses dalam Ujian Daerah di tiga tingkat, termasuk ujian kecamatan dan kabupaten sebagai peraih nilai tertinggi pada saat usianya 19 tahun.

Namun beliau berkali-kali gagal mengikuti ujian pada tingkat lebih tinggi, dan ia baru lulus ujian tersebut di usianya yang ke-71 sebagai Gongsheng, yaitu pelajar yang mendapatkan hak istimewa untuk belajar di kekaisaran. Sebagian besar hidupnya dihabiskan dengan mengabdi sebagai guru di kampung halamannya sembari menulis bukunya.

Sejak muda, beliau sangat menggemari sastra rakyat dan mengumpulkan cerita-cerita aneh tentang hantu dan siluman. Ia mengadaptasi cerita-cerita tersebut dalam karyanya dan juga memasukkan pengalaman pribadinya dalam Liaozhai Zhiyi.

Pada usia tiga puluhan, ia diundang oleh seorang sahabatnya bernama Sun Hui ke desa Baoying di kecamatan Yangzhou, provinsi Jiangsu. Perjalanannya ke sana memberikan banyak pengalaman mengenai kondisi sosial saat itu, seperti tradisi lokal, pejabat korup dan rakyat miskin.

Ia sangat dekat dengan orang berstatus rendah dan orang miskin, serta banyak mengkritik penguasa yang korup saat itu. Kondisi itu membuatnya sedih dan marah, selain karena kegagalannya dalam ujian kekaisaran.

Semua pengamatannya terhadap kondisi sosial masyarakat serta protesnya terhadap sistem ujian kekaisaran yang tidak adil banyak mempengaruhi cerita-cerita yang ditulisnya.

Dalam beberapa judul cerita pendeknya seperti ‘Tuan Siwen’, ‘Menyontek Saat Ujian’ dan ‘Fanatik Buku’, ia mengungkapkan sistem ujian yang tidak bersih dan pengawas ujian yang serakah serta korup. Sebaliknya, ia banyak bercerita tentang cinta sejati dan perjuangan cinta kalangan kelas bawah dan para pelajar miskin.

Cerita-cerita yang dituturkan oleh beliau sangat menarik dan fantastis, serta banyak memasukkan tokoh-tokoh supranatural seperti hantu, siluman rubah, para dewa dan manusia abadi sebagai unsur penting dalam cerita.

Dari sekian ratus cerita di dalamnya, ada dua cerita yang paling banyak dikenal orang, yaitu cerita tentang Kulit Berlukis dan Nie Xiaoqian.

Cerita tentang kulit berlukis sudah diadaptasi ke dalam film dengan sedikit gubahan tokoh utama dan pengembangan cerita, yaitu Painted Skin (画皮) di tahun 2008 yang dibintangi Zhou Xun dan Donnie Yen.

Sementara itu cerita tentang Nie Xiaoqian juga telah banyak diadaptasi menjadi film, beberapa di antaranya berjudul A Chinese Ghost Story, yang pertama tahun 1987 yang dibintangi Joey Wong sebagai Nie Xiaoqian dan Leslie Cheung sebagai Ning Caichen.

Tidak hanya itu, cerita ini dibuat adaptasi animasi oleh Tsui Hark. Film ini dibuat kembali di tahun 2011 dengan sedikit perubahan penokohan Nie Xiaoqian dalam judul yang sama, dibintangi oleh Liu Yifei sebagai Nie Xiaoqian dan Yu Shaoqun sebagai Ning Caichen.

Para pembaca yang menggemari kisah-kisah horor dan fantasi supranatural pasti akan menyukai cerita-cerita di dalamnya.Di sini saya akan menceritakan inti cerita asli dari kedua judul yang sudah diadaptasi dalam film tersebut.

Kulit Berlukis (画皮)

Salah satu ilustrasi klasik cerita Kulit Berlukis. Tampak sarjana Wang sedang memergoki sesosok hantu yang tengah melukis di sebuah lembaran kulit menyerupai gadis cantik yang tinggal bersamanya.

Cerita kulit berlukis ini mengisahkan tentang seorang pelajar bermarga Wang bertemu dengan seorang gadis cantik misterius. Gadis itu mengaku telah dinikahkan paksa dengan seorang pedagang kaya dan diperlakukan dengan tidak layak oleh istri pertamanya. Karena kasihan, Wang mengajaknya untuk tinggal bersama dan mereka menjadi sepasang kekasih.

Namun suatu hari, Wang bertemu dengan seorang pendeta Tao yang memberitahunya kalau ia diselimuti oleh aura roh jahat.

Ia ketakutan dan memutuskan untuk pulang, dan yang ditemuinya di dalam rumah diam-diam adalah sesosok hantu menakutkan sedang melukis di atas lembaran kulit berbentuk tubuh seorang gadis, dan ia melihat hantu itu mengenakan kulit yang dilukisnya dan langsung berubah bentuk menjadi gadis yang tinggal bersamanya.

Karena sangat ketakutan, ia menemui pendeta Tao tadi dan pendeta tersebut memberinya sebuah jimat pengusir hantu berupa cambuk ekor kuda untuk digantung di pintu.

Jimat itu berhasil membuat si hantu ketakutan dan kembali ke wujud aslinya, membuatnya sangat marah dan berniat membunuh Wang. Namun pendeta tadi segera datang dan berhasil mengalahkan hantu tersebut, seraya menegur Wang agar tidak mudah terpikat oleh wanita cantik.

Nie Xiaoqian(聂小倩)

Salah satu adegan Ning Caichen dan Nie Xiaoqian (2011)

Cerita Nie Xiaoqian ini berkisah tentang kisah cinta seorang pelajar tampan bernama Ning Caichen dengan seorang gadis hantu bernama Nie Xiaoqian. Kisah ini dimulai pada saat Caichen singgah di sebuah rumah dekat kuil dalam perjalanannya menuju Jinhua, ia berteman dengan seseorang bernama Yan Chixia di rumah tersebut.

Malam kedua di sana, seorang gadis cantik bernama Nie Xiaoqian mendatangi kamarnya dan mencoba menggodanya. Namun Caichen menolaknya, hingga gadis itu tersinggung dan pergi.

Di malam-malam berikutnya, ada pelajar lain yang ikut menginap di rumah penginapan yang sama dengannya, namun satu persatu meninggal secara mengenaskan dengan kaki berlubang dan kehabisan darah di kamar mereka keesokan paginya.

Beberapa hari kemudian, malamnya Xiaoqian datang kembali ke kamar Caichen dan menjelaskan semuanya karena kagum dengan sikap Caichen yang tetap menjaga kehormatannya.

Xiaoqian bercerita bahwa dirinya adalah hantu, meninggal saat berusia delapan belas tahun dan dikuburkan di bawah pohon sebelah kuil seberang rumah penginapan tersebut.

Di tempat itu ada siluman jahat yang memaksanya untuk menggoda para pengunjung penginapan dan berbuat tidak senonoh sebelum mengambil darah mereka untuk dipersembahkan pada siluman jahat itu.

Xiaoqian meminta Caichen untuk menguburkan sisa-sisa jenazahnya dengan layak dan menyelamatkan dirinya dari siluman jahat yang memperbudaknya.

Caichen menyetujuinya dan ia pun jatuh cinta pada Xiaoqian, ia melaksanakan permintaan Xiaoqian dan mengalahkan siluman jahat itu dibantu oleh Yan Chixia. Xiaoqian sangat berterima kasih pada Caichen, dan ia menawarkan dirinya untuk menjadi istri Caichen sebagai tanda terima kasih.

Saat itu istri Caichen sedang sakit parah dan meninggal tak lama kemudian. Walaupun awalnya ibu Caichen keberatan Caichen menikah lagi dengan Xiaoqian karena gadis itu hantu dan tidak mungkin bisa memberikan anak, tapi akhirnya ia menyetujui pernikahan mereka setelah Xiaoqian meyakinkannya.

Singkat cerita, Caichen pun menikah dengan Xiaoqian, Xiaoqian melahirkan seorang anak laki-laki untuknya dan mereka hidup bahagia bersama.

Dikumpulkan dari sumber :

Asal Mula Sastra China Klasik (Origins of Chinese Classical Literature) : Dari Masa Pra-Qin hingga Dinasti Qing, Fu Chunjiang (Elex Media Komputindo, 2010)
Celebrate Chinese Culture : Chinese Literature – Menelusuri Perkembangan Sastra Abadi China. (Elex Media Komputindo, 2014)

• Liaozhai Zhiyi : Kumpulan Cerita Mistik China, Pu Songling. Dikumpulkan kembali oleh Yusin Hendri Wangsa (Gramedia, 2015)
Strange Tales from Chinese Studio, Pu Songling. Terjemahan bahasa Inggris oleh Herbert Allen Giles (Kelly and Walsh Limited, 1916)

Oleh : Amimah Halawati (mahasiswa, hijaber penggemar bahasa dan pencinta budaya Tionghoa)

By Amimah Halawati

Seorang mahasiswa pasca perguruan tinggi teknik Negeri di kota Bandung. Mojang Priangan berdarah Sunda namun memiliki minat besar dengan bahasa dan budaya Tionghoa. Pecinta buku dan senang menulis, khususnya fiksi fantasi yang bertema mitologi dan kebudayaan Tionghoa.

One thought on “Liaozhai Zhiyi, Kritik Sosial dalam Sastra Fantasi Supranatural era dinasti Qing”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?