Last Updated on 13 February 2023 by Herman Tan

Sedikit sekali orang yang mengetahui tentang Thay Shui (太岁; Tai Sui). Sudah begitu, sedikit sekali pula masyarakat Tionghoa yang mengetahui kalau Dewa Thay Sui itu sebenarnya berjumlah 60.

Saya juga mau bertanya, apakah ada yang tahu tentang sejarah masing2 Dewa Thay Sui yang berjumlah 60 itu ? Siapa saja mereka? Lantas kenapa mereka bisa terpilih menjadi Dewa Thay Sui? Adakah buku referensi yang dapat saya baca?

Mengenal asal-usul Dewa Thay Shui, begini ceritanya …

Dari cerita2 legenda yang berkembang di masyarakat, Thay Sui adalah sekelompok Dewa yang berjumlah 60, yang menguasai peredaran waktu. Oleh sebab itu, Dewa-Dewa Thay Sui ini sangat dihormati oleh masyarakat Tiongkok dan perantauannya di seluruh dunia!

Pemujaan terhadap Dewa Thay Sui tercatat dimulai sejak jaman Dinasti Yuan (1280-1368), yakni sewaktu diadakannya sembahyang besar yang dilakukan oleh para Menteri dan Cendekiawan istana, yang tergabung dalam akademi penelitian sejarah Kerajaan.

Dalam upacara2 keagamaan pada jaman sebelumnya, yaitu pada jaman Dinasti Tang (618-904) dan Dinasti Song (960-1279), persembahyangan terhadap Dewa Thay sui belum ditemukan dalam catatan sejarah.

Sembahyang terhadap Dewa Thay Sui dilakukan apabila ada sesuatu pekerjaan besar dan penting yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, altar untuk upacara sembahyang kepada-Nya didirikan di tempat terbuka.

Thay Sui sendiri termasuk “Dewa Bintang”, yang kira2 disamakan dengan Jupiter (mitologi Yunani).

Tampak altar 60 Dewa Thay Sui di Kelenteng Tek Hay Kiong, Tegal, Jawa Tengah
60 Dewa Thay Sui di Kelenteng Tek Hay Kiong, Tegal

Baca juga : Po Un (Poun) Ritual Sembahyang Bagi Orang2 yang Shionya Ciong

Pemujaan besar2an di altar seperti ini dimulai pada jaman Dinasti Ming (1368-1644), ketika Kaisar Ming pertama, Ming Taizu (a.k.a Zhu Yuanzhang) memerintahkan agar pemujaan Dewa ini dilakukan seluruh negeri.

Menurut legenda, Thay Sui Ye adalah putra Raja terakhir dari Dinasti Shang (1600-1046 SM; juga dikenal dengan Dinasti Yin), Shang Zhou Wang (商紂王), seorang Raja yang lalim, Ibunya, permaisuri Jiang, dibunuh secara kejam oleh Kaisar atas hasutan selirnya, Daji (妲己).

Ketika dilahirkan, Ia berbentuk gumpalan daging yang aneh. Daji yang melihat hal itu lalu menghasut sang Raja, agar bayi aneh itu segera dibuang saja, sebab dianggap berasal dari penjelmaan siluman.

Setelah dibuang, seorang pertapa kemudian menemukan sang bayi yang berbentuk gumpalan aneh itu. Pertapa itu lantas membelah selaput pembungkusnya dengan pedang, dan tiba2 seorang bayi mungil muncul dari dalamnya.

Pertapa ini kemudian menyerahkan bayi itu kepada He Xian Gu (何仙姑), salah satu dari 8 Dewa Ba Xian, yang selanjutnya mengasuh dan membesarkannya. Oleh pertapa itu, bayi ini diberi nama Yin Qiao, alias Yin Ting Nu.

Setelah berusia cukup besar, He Xian Gu memberitahu bahwa ia bukan anaknya, melainkan Putra Kaisar Zhou yang dibuang atas hasutan selirnya, Daji.

Yin Qiao kemudian minta ijin pada penolongnya untuk membalas dendam atas kematian Ibunya. Dewi Tian Shang Sheng Mu kemudian memberinya 2 macam senjata pusaka, berupa sebuah kapak perang dan sebatang toya emas.

Ketika pasukan Shang kalah perang, Yin Qiao menangkap Daji di menara tempat Daji tinggal, dan membawa ke hadapan kaisar Wu Wang, yang kemudian mengijinkan mengeksekusi Daji untuk membalas sakit hatinya.

Setelah peperangan selesai, Kaisar Langit kemudian menganugerahkan jabatan “Thay Sui” kepadanya.

*Cerita legenda Thay Sui diatas sebenarnya masih diragukan, mengingat rentang waktu masa kehidupan antar tokoh dalam ceritanya yang terlampau jauh. Tokoh Yin Qiao yang hidup pada masa Dinasti Shang, dan tokoh Dewi He Xian Gu serta Dewi Tian Shang Sheng Mu yang hidup pada masa Dinasti Tang dan Song saja berbeda sekitar 2000 tahun!

Dalam Novel Feng Shen Bang (封神榜) atau Feng Shen Yanyi (封神 演義)¹, ada versi yang agak berbeda dengan yang dikatakan di atas.

Dikisahkan bahwa Yin Qiao dalam perjalanan turun gunung untuk bergabung dengan pasukan Jiang Zi Ya atas perintah Gurunya, untuk menumbangkan Dinasti Shang. Ia lantas bertemu dengan Shen Gong Bao, yang kemudian menghasutnya berbalik melawan Jiang Zi Ya.

Ketika dalam pertempuran, ia berhadapan dengan Ran Deng Dao Ren, pertapa sakti dari pihak Jiang Zi Ya. Ia pun kalah kesaktian dan terbunuh. Setelah diadakan pelantikan para Dewa, Yin Qiao diangkat sebagai Tai Sui Xing Jun. Cerita ini bersumber dari buku Dewa-Dewi Kelenteng.

Nama2 Dewa Thay Sui dalam periode 60 tahun, dan hubungannya dengan Shio

Baca juga : Cara Menjauh Bintang Thay Shui (Tai Sui) : Menghadap Ke Arah Sebaliknya

Setiap tahun, upacara kepada Thay Sui diadakan sesudah Tahun Baru Imlek oleh umat Taoisme, yakni upacara Po Un. Beginilah sejarah ilmiahnya (secara astronomi, bintang Thay sui).

Sebenarnya, Thay Sui itu bukan wujud sesosok Dewa atau apa. Namun, cuma sebuah istilah dalam ilmu Astronomi Tiongkok kuno.

Ahli2 Astronomi Tiongkok kuno dulu telah menyadari, bahwa dari 5 bintang (planet) yang besar, terutama Muk Xing 木星 (bintang kayu, Jupiter), dalam peredarannya mengorbit selama 12 tahun, tepatnya 11,88 tahun (hitungan tahun bumi) dalam 1 lintasan lengkap.

Artinya, kalau dihitung dari 1 titik di langit, Mu Xing ini akan beredar sesuai lintasan orbitnya, dan kembali ke titik tersebut dalam kurun waktu 12 tahun bumi. Ini berarti saat Mu Xing bergerak dengan jarak 1/12 lintasan orbitnya, maka waktu di bumi sudah berlalu selama 1 tahun.

Maka dari itu, orang2 jaman dulu menyebut Mu Xing sebagai Sue Xing (bintang umur, Sue = umur). Mu Xing beredar 1 putaran, yang berarti 12 tahun. 12 tahun inilah yang kemudian dipakai untuk menentukan standar tahun dan umur, yang dijabarkan dalam 12 istilah tahun waktu, yang lebih mudahnya dilambangkan dalam nama2 binatang (Shio).

Para ahli Astronomi Tiongkok juga mengamati bahwa Mu Xing ini beredar dari arah barat ke timur, sedangkan bintang2 lainnya beredar dari arah timur ke barat. Hal ini akan menyulitkan mereka dalam menentukan tahun dengan khusus melihat Mu Xing saja.

Oleh karena itu, mereka lantas secara abstrak menentukan seolah2 diseberang posisi Mu Xing, diandaikan ada sebuah “bintang” yang tidak kelihatan. Yang bergerak berbalik/berlawanan arah dari gerakan Mu Xing.

Dengan demikian, maka akan sesuai dengan arah gerakan bintang2 lainnya, sehingga memudahkan dalam menentukan waktu dalam astronomi Tiongkok Kuno. Nah “bintang” yang tidak kelihatan/nampak itulah dinamakan Thay Sue (Sue Yin, bintang Sue yang abstrak). Kata “Thay Sui” berarti Sue” yang paling awal.

Karena itu, kita tahu kalau para Astronomi Tiongkok kuno itu menggunakan arah dan posisi “bintang maya” ini sebagai petunjuk untuk menentukan awal sebuah tahun baru.

Sedangkan bagi manusia, setiap penambahan 1 tahun berarti penambahan umur juga. Makanya “bintang maya” diberi nama Thay = yang awal, sedangkan Sue = Umur. Jadi, Thay Sue adalah bintang yang paling awal dalam menentukan hitungan umur seseorang.

Lantas kenapa dalam sistem peramalan tertentu menggunakan “sosok” tertentu”?

Itu tidak lain sama seperti pertanyaan kenapa Shio menggunakan nama2 binatang tertentu sebagai lambangnya. Itu tak lain hanya sebagai patokan semu saja, untuk sekedar mempermudah suatu perhitungan (dan dalam mengingat) dalam praktek suatu ritual keagamaan.

Lalu Kenapa Ada yang Dilambangkan Dengan Sosok Para Jenderal?

Tampak pada gambar, ke-60 Jenderal yang mewakili setiap bintang Thay Sui

Lihat pula : Daftar Dewa-Dewa Thay Sui (Tai Sui)

Itulah sebabnya, kenapa kita selalu diwanti2 agar jangan sampai terjerumus ke dalam jurang ketahyulan, hanya karena tidak bisa membedakan mana yang nyata, dan mana yang abstrak.

Tapi juga jangan sampai tidak bisa menangkap sebuah kesempatan spiritual, gara2 terlanjur menganggap sesuatu yang nyata sebagai ilusi belaka.

Kalau Begitu, Istilah “Ciong Thay Sui” Itu Apa Benar?

Seperti halnya pengertian kata Thay Sui, maka Ciong Thay Sui adalah istilah dalam “Xiang Ming Xue”, yang dipakai untuk menunjukkan bahwa pada tahun itu merupakan tahun yang banyak halangan bagi orang2 yang mempunyai umur tertentu.

Sehingga oleh taose2 Taoisme, diusahakan untuk dicarikan suatu cara solusinya, makanya ada ritual khusus yang dinamakan “Po Un”. Nah di dalam ritual2 inilah digunakan tanda/gambar khusus untuk memudahkan jalannya ritual supaya lebih sempurna.

Lantas, kalau dikatakan bahwa nama Dewa-Dewa Tay Sui yang berjumlah 60, beserta lukisan/rupang hanyalah suatu rekaan belaka, apakah ini tidak akan menimbulkan pertanyaan selanjutnya? Misalnya, berarti ini semua hanyalah hayalan belaka? Ini semua hanyalah suatu “kebohongan”?

Apa yang ditulis oleh para ahli Astronomi Tiongkok itu memang benar adanya. Namun apa yang dilakukan oleh para ahli spiritual Tao juga tidak salah. Hanya pemahaman kita saja yang sering kebablasan, sehingga malah menyesatkan orang lainnya. Pengertian bintang Thay Sui, memang seperti penjelasan diatas.

Namun dalam Taoisme, ada sistem perhitungan tahun dan peramalan, berdasarkan posisi beredarnya bintang Thay Sui itu tadi.

Oleh karenanya, setiap manusia yang lahir pada tahun kelahirannya, mewakili arti dan posisi waktunya tersendiri. Makanya setiap tahun pasti ada yang “Ciong” dengan tahun yang sedang berjalan. Itupun berdasarkan perhitungan ramalan khusus.

Nah, untuk menetralisir efek “Ciong” tersebut, ada semacam ritual yang biasa kita sebut “Po Un”. Disini, tentu ada Dewa tertentu yang akan bertugas khusus untuk itu. Jadi, Dewanya ya tetap Dewa, dan bintang Thay Sui-nya ya tetap bintang biasa, jangan dicampur adukkan.

Hanya saja untuk lebih memudahkan, biasanya oleh orang2 disingkat saja sebagai “Pai Thay Sui”, atau sembahyang Thay Sui. Ini sebetulnya sebuah kesalahan yang salah kaprah. Kalau Anda tahu asal riwayat adanya “Yu Huang Da Di”, maka Anda akan paham secara otomatis persoalan diatas.

Karena itu, orang2 Siutao harusnya bisa menelusuri mengapa sampai ada ritual ini. Jangan asal telan saja, akibatnya kita akan mudah terjerumus ke dalam jurang ketahyulan.

Oleh : Nie Tjing Wen (telah direvisi oleh Herman Tan)
Diambil dari : arsip diskusi siutao.com
Diskusi antara : DaoRen, R3Qul3M, ZOOM, SHAN MAO & Conan, pada Oktober 2006.

Baca juga : Cara Menjauh Bintang Thay Shui (Tai Sui) : Menghadap Ke Arah Sebaliknya!

Catatan :

1. Feng Shen Bang (封神榜) atau Feng Shen Yanyi (封神 演義) adalah novel Tiongkok yang ditulis pada abad ke-16 (jaman Dinasti Ming; 1368-1644). Ini adalah satu karya sastra utama dalam bahasa Mandarin yang bergenre cerita2 (fiksi) antara Dewa dan setan (神魔; Shen Mo).

Novel ini terdiri dari 100 bab, yang menurut catatan sejarah, diterbitkan pertama kali dalam bentuk buku antara tahun 1567-1619. Karya sastra ini menggabungkan antara unsur2 sejarah, cerita rakyat, mitologi, legenda, dan fantasi.

Dalam ceritanya menjalin banyak elemen mitologi Tiongkok, termasuk (perang) Dewa-Dewi, makhluk2 abadi (immortal), dan roh jahat (spirit), seperti kisah Nuwa, Daji, Ne Zha, Ji Cang & Jiang Ziya, dan Bi Gan yang kehilangan hatinya,

Ceritanya berlatarkan era runtuhnya Dinasti Shang (1600-1046 SM) dan kebangkitan Dinasti Zhou (1046-256 SM).

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

4 thoughts on “Sejarah Dewa Thay Sui; Kenapa Jumlahnya Ada 60?”
  1. Mau nanya mungkin OOT…

    Sebenernya tanggal 14 januari 1994 itu termasuk shio ayam atau anjing ya? Dari beberapa sumber tertulis anjing (cara hitung otomatis) pernah ngitung sendiri (lupa caranya) juga lihat di website lain itu termasuk ayam. Jadi manakah yang benar? Kapan hari adu argumen ma temen sama-sama jadi bingung.

    Terimakasih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?