Belakangan ini banyak calon pasangan Tionghoa yang akan menikah bertanya, apakah prosesi Sangjit (masih) harus dilakukan ditengah pandemi?  Jika harus, apakah tata caranya bisa diserhananakan? Yup! Pandemi Covid-19 benar2 menjadi game changer, mengubah semua kebiasaan manusia di dunia.

Tradisi Sangjit awalnya dilakukan orang2 perantauan Hokkian, makanya dinamakan (dieja) “Sangjit”. Dalam bahasa mandarin, Sangjit disebut Song ri (送日).

Sangjit sendiri sebenarnya sudah tidak asing di telinga masyarakat, apalagi di kalangan etnis Tionghoa yang masih memegang teguh tradisi leluhurnya, khususnya tradisi pernikahan ala Tionghoa.

Di tahun 2020 lalu, banyak calon mempelai yang terpaksa menunda pernikahannya. Padahal angka tahunnya bagus, 2020. Bahkan tidak sedikit yang sudah memilih “hari baik”. Namun semua berubah semenjak negara api menyerang.

Pasca setahun, mau tidak mau, live must go on; termasuk pernikahan. Kini, sebagian vendor wedding dan hotel2 mulai menawarkan paket2 pernikahan. Tentu dengan skala terbatas (mengikuti ukuran ballroom). Sebagian calon mempelai pun sudah mengambil kesempatan ini. Bagi pasangan Tionghoa, ini berarti termasuk merencanakan Sangjit.

Dulunya prosesi Sangjit biasa dilakukan dengan meriah. Seluruh anggota keluarga besar dari kedua pihak hadir. Begitupun dengan teman2 terdekat mereka. Namun kini tidak lagi. Di tengah pandemi yang mungkin tidak akan pernah berakhir, memaksa orang2 untuk menyederhanakan segala sesuatunya, atau bahkan meniadakannya!

Hal ini termasuk prosesi Sangjit, yang segala sesuatunya harus disederhanakan, mengingat semua harus dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Lalu bagaimana caranya?

»Daftar Isi Artikel Pernikahan Tionghoa :

1. Tingjing (Dingqin), Prosesi Lamaran ala Tradisi Tionghoa (Wedding Proposal)
2. Dinghun (Tinghun), Prosesi Tunangan ala Tradisi Tionghoa (Wedding Engagement)
3. Sangjit; Tradisi Seserahan Dalam Budaya Tionghoa
4. Tata Cara Sangjit dan Apa Saja Isi Nampan Seserahannya
5. Inilah 8 Tahapan Prosesi Sangjit Bagi yang Ingin Menikah
6. Inilah 10 Macam Seserahan Wajib Dalam Sangjit; Seserahan ala Tionghoa
7. Upacara Teh (Tea Pai Ceremony) Dalam Pernikahan Tionghoa : 6 Hal yang Harus Diketahui Jika Ingin Menikah!
8. Bagaimana Prosesi Langkahan (Tradisi Pelangkah) Pada Pernikahan Tionghoa?
9. Rangkaian Ritual Pernikahan ala Tionghoa; Panjang dan Melelahkan!

A. Rangkaian Prosesi Sangjit; Digabung atau Dipisah?

Rangkaian yang seharusnya dijalani oleh calon mempelai yang akan memakai konsep pernikahan ala Tionghoa adalah Tingjing, Tinghun, Sangjit, Tea Pai, pemberkatan nikah, hingga resepsi pernikahan.

Tampak pasangan mempelai yang melakukan prosesi Sangjit (foto : pinterest.com)

Namun rangkaian prosesi lamaran adat Tionghoa sendiri terletak pada 3 tahap pertama, yaitu : Tingjing (Dingqin), Tinghun (Dinghun), dan Sangjit (Songri). Di masa2 sulit seperti sekarang, rangkaian ini sebenarnya BISA DIGABUNG.

Saat ini, sebagian orang berusaha untuk mempersingkat prosesi Sangjit tersebut, tanpa bermaksud menghilangkan MAKNANYA. Salah satunya adalah dengan adalah dengan menggabungkan prosesi lamaran dan seserahan ke dalam Sangjit.

1.  Proses Lamaran (定亲; Tingjing)

Sering kali kita pun bingung dengan apa itu lamaran? Apakah lamaran sama dengan tunangan? Apakah lamaran itu sama dengan seserahan?

Sebenarnya ke-3 hal tersebut serupa namun tak sama. Mereka pada dasarnya berbeda. Ke-3 hal tersebut merupakan rangkaian dari suatu prosesi lamaran, yang bahkan kini sering kali tertukar maknanya.

Dalam prosesi Tingjing (定亲; Dingqin), calon mempelai wanita akan dipakaikan kalung oleh Ibu dari calon mempelai pria.

Baca juga : Tingjing (Dingqin), Prosesi Lamaran ala Tradisi Tionghoa (Wedding Proposal)

Lamaran sendiri adalah suatu proses yang mengawali rangkaian prosesi pertunangan. Lamaran ini memiliki arti bahwa sang pria secara resmi meminta kesediaan sang wanita untuk dapat melangkah ke jenjang yang lebih serius, atau bisa dibilang menuju pernikahan.

Sebenarnya ini bisa dikatakan sebagai momen “nembak”, ketika seorang pria ingin meminta seorang wanita menjadi pacarnya. Namun hal yang berbeda disini adalah, momen “nembak” itu dilakukan secara non-formal, dilakukan secara langsung dari pria ke wanita.

Sedangkan dalam prosesi Tingjing lebih elegan, karena yang “menembak” tidak hanya sang pria saja, tetapi juga oleh segenap keluarga besarnya.

Dalam prosesi lamaran, biasanya mengikuti adat istiadat dari masing2 keluarga. Namun esensinya tetap sama, yaitu keluarga pria meminta, sekaligus mengenalkan diri secara resmi kepada keluarga calon mempelai wanita, agar hubungan keduanya bisa berlangsung ke jenjang yang lebih serius.

Tingjing (定亲; Dingqin) dalam bahasa yang lebih familiar adalah lamaran. Sehingga makna dari Tingjing ini lebih kepada pengenalan secara resmi keluarga laki-laki kepada keluarga perempuan, sekaligus meminta secara resmi kepada keluarga sang wanita, agar dapat meminang anaknya.

Acara Tingjing ini biasanya diadakan pada siang hari, dan diadakan di rumah sang wanita. Bisa juga di tempat lain, seperti di restoran, dengan pihak keluarga wanita yang berperan sebagai tuan rumah.

Pada acara Tingjing ini juga akan ada seserahan sederhana, yang berisi buah2 an, makanan ringan, dsb, yang tidak termasuk ke dalam keperluan sehari2 calon mempelai wanita.

Dalam prosesi Tingjing ini, biasanya ibu dari calon mempelai pria akan memasangkan kalung kepada calon mempelai wanita, sebagai simbol pengikat bahwa calon mempelai wanita menyetujui dan menerima pinangan dari anaknya.

Prosesi ini biasanya diadakan jauh2 hari sebelum tanggal pernikahan, sekitar 6 bulan s/d 1,5 tahun. Hal ini dimaksudkan agar tersedianya waktu (secara resmi) untuk lebih mengenal satu sama lain antar keluarga besar. Dalam prosesi ini juga biasanya terjadi obrolan keluarga, tentang hari baik kapan kira2 pernikahan harus dilakukan.

2. Proses Seserahan (订婚; Tinghun)

Selanjutnya masuk ke tahapan seserahan. Apa seserahan itu sudah termasuk dalam acara lamaran Ya engga salah juga, karena dalam prosesi lamaran, ketika pihak keluarga pria memperkenalkan diri, biasanya sambil membawa seserahan sederhana.

Namun seserahan yang dimaksud disini berbeda dengan seserahan yang ada dalam prosesi lamaran.

Dinghun (Tinghun), Prosesi Tunangan ala Tradisi Tionghoa (Wedding Engagement)

Baca juga : Dinghun (Tinghun), Prosesi Tunangan ala Tradisi Tionghoa (Wedding Engagement)

Apabila seserahan dalam prosesi lamaran (Tingjing) lebih menyimbolkan tanda keseriusan dari mempelai pria kepada wanita, maka dalam seserahan kali ini (Tinghun) bermakna bahwa si pria sudah sangat serius dan sanggup untuk meminang, dengan mampu menyediakan kebutuhan hidup dari si wanita.

Jadi, seserahan sendiri adalah suatu proses untuk menyerahkan beberapa barang sudah ditentukan sesuai adat/perjanjian masing2, yang biasanya berisi berbagai keperluan dari calon mempelai wanita nantinya.

Seserahan ini merupakan tahap akhir dari serangkaian prosesi pertunangan, sekaligus menjadi mengawali prosesi pernikahan kedua calon mempelai.

Jadi, Tinghun (订婚; Dinghun) adalah proses kelanjutan dari Tingjing. Jika Tingjing dianggap sebagai lamaran resmi keluarga mempelai pria untuk “meminta” persetujuan dari keluarga mempelai wanita, maka Tinghun adalah proses pertunangan itu sendiri.

Pada prosesi Tinghun biasanya dilakukan prosesi tukar cincin pra-nikah. Seperti yang kita ketahui, prosesi tukar cincin ini juga ada dalam acara2 pertunangan pada umumnya, sebagai tanda pengikat antara kedua calon mempelai.

Berbeda dengan Tingjing yang dilaksanakan jauh2 hari sebelum hari H pernikahan, Tinghun dilaksanakan saat2 mendekati hari H pernikahan, sekitar 3 s/d 6 bulan. Prosesinya cukup sederhana, yakni hanya sebatas bertukar cincin antar calon mempelai, disaksikan oleh perwakilan keluarga besar.

Makna dari Tinghun sendiri tanda kesiapan, kemantapan, dan tanda pengikat resmi antar kedua calon mempelai untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan.

3. Proses Pertunangan (送日; Sangjit)

Prosesi terakhir dalam rangkaian acara pertunangan adalah Sangjit. Sangjit sendiri adalah prosesi yang dilakukan mendekati hari pernikahan, sekitar 1 minggu s/d 2 bulan.

Tampak photobooth untuk berfoto Sangjit (foto : bridestory.com)

Baca juga : Sangjit; Tradisi Seserahan Dalam Budaya Tionghoa

Pada acara Sangjit juga terdapat acara seserahan, namun dengan makna yang lebih mendalam; yaitu kesiapan calon mempelai pria untuk mencukupi kebutuhan calon mempelai wanita sehari2, dimana nampan baki yang berisi brides’s daily things akan ditukar dengan groom’s daily things.

Hal ini dapat disimbolkan dengan jenis barang yang diberikan oleh calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita, seperti pakaian, perhiasan, jam tangan, ban pinggang, sepatu heels, handuk, makanan kaleng, anggur pernikahan, buah2an, uang, dan sebagainya.

Ke-3 prosesi diatas bisa dijadikan 1 ke dalam Sangjit. Namun harus tetap dilakukan, sebagai momen “pertemuan resmi” antar keluarga besar. Ini sangat baik untuk memupuk kedekatan nantinya. Item2nya juga dapat dikurangi sesuai kesepakatan. Apalagi di masa2 sulit seperti sekarang.

Oke. Happy Wedding Planning bagi pembaca Tionghoa yang akan melangsungkannya!
Semoga Anda berbahagia hingga hari tua, sampai rambut memutih bersama! 白头偕老 (baitou xielao)!

By Herman Tan

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?